Prolog

31 12 0
                                    

---------**NEW**---------

"gue mohon sama lo, jangan tinggalin gue, tolong, jangan tinggalin gue." tangis seorang perempuan sudah pecah sejak beberapa menit yang lalu.

"maaf, gue gak bisa, gue udah jatuh cinta sama dia. Dia yang udah nunggu gue sekian lama, dia yang menutup dirinya dari banyak orang, dia udah berjuang buat gue, sadangkan lo? Gue ngerasa cuman gue yang berjuang disini. Cuman gue!"

"lo gak cinta sama dia, lo cuman kasihan sama dia, dan lo! Bilang kaya gini ke gue karena lo lagi emosi. Lo lagi kebawa suasana."

"engakk..! Lo.. Gue. Gak ada hubungan apapun. Apapun! Kecamkan itu di kepala sama." laki-laki dengan rambut gondrong itu menunjuk ke dada sang perempuan. "di hati lo, apa lo udah lebih baik dari dia. Dengan lo yang selalu bohongin gue, lo lakuin hal yang enggak gue suka di belakang gue. Jawab!"

"gue mohon, jangan tinggalin gue, kasi gue kesempatan buat memperbaiki semuanya, gue mohon.." kedua tangan perempuan itu mencengram erat lengan jaket yang dikenakan laki-laki di depannya saat ini.

"gue harus pergi. Gue harus kejar masa depan gue. Gue harus raih dia yang udah sadarin gue." setelah mengucapkannya, laki-laki itu hilang dari pandangan perempuan berambut pendek dengan make up yang sudah luntur karena air mata yang terus mengalir. "maafin gue." lirihnya.

Tembok bata yang tersusun menjadi dinding, gerimis serta hawa dingin telah menjadi saksi segalanya. Disaat hujan dia pergi. Pergi entah kapan kembalinya.

☁☁☁

Setelah semuanya terungkap, bahwa aku menyukainya, semuanya berubah. Entah kemana rasa itu terbang menghilang. Dulu disaat dia datang walau hanya menanyakan hal tidak penting bagi laki-laki itu namun bagi ku itu sangatlah penting dan sangat berkesan disetiap detiknya.

Namun hati juga ada rasa leleh ternyata, dan mengapa aku tak menyadarinya. Aku merasa bodoh karena telah melupakan kata lelah. Lelah untuk merasakan berharap diawal dan sangat-sangat kecewa diakhirnya. Hingga hanya air mata yang mampu menjelaskan segalanya.

Dan disinilah aku berada, Malang. Kota dengan khas kemacetan dan masih sejuk. Tak kalah dengan Bogor. Dengan berbagai tempat wisata yang masih dipenuhin pepohonan rindah yang berada di badan gunung.

Masih dengan status yang sama, siswa SMA dengan rok abu-abu dan kemeja putih. Yang sedang di kelas 11 semester 2 harus pindah dari kota lumpia yaitu Semarang ke Malang.

Ini adalah sebuah kisah remaja yang ku bagi kekalian semua. Inilah aku, Attalia Farnsycia. Perempuan yang dicap dengan bahasa anehnya di sekolah barunya. Yang kembali menutup hatinya rapat-rapat. Aku takkan menceritakan segalanya di part ini. Simaklah kisah ku di cerita ini, disetiap part yang ditulis oleh author amatir yang sudah overdosis tugas guru tiada henti.

Cekidott..

Maaf kalo aja masih nemu typo, harap di maklumi... 🔜

PRA-KATA-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang