Cuman mau bilang. Masih banya' TYPO. Udah sih gitu doang..
🖇🖇🖇🖇🖇🖇🖇🖇🖇
"Makan apa?"
"Bakso, kuahnya dikit aja, jangan lupa mie, tinggal sawi. Minumnya cukup es jeruk. Dengan perasan terbaik langsung dipetik dari pohonnya!" Aku hanya memutar bola mata kala mendengar penjabaran makanan apa yang akan dimakan oleh Alya
"Serah deh, serah idup lo maunya apa." Tuh selalu seperti ini juga pada akhirnya. Dan aku hanya bisa tertawa melihay itu. "Lo apa Ta?"
"Gue bakso pangsit aja, minumnya es teh deh." Setelah aku mengucapkan apa pesananku Lusi pergi untuk memesan, tinggallah Alya.
"Ta, gimana sama-.. OMG! Itu si Wafy kenapa tambah ganteng dengan kumis tipis sihh... Nafas.. nafas..." Kalimat Alya sempat putus karena melihat Wavy. Yang itulah yang tadi kulihat.
"Deketin deh burun." Alya mentap ku horor setelah itu. "Jangan deh, yang ada nanti pada bingung kenapa gue pingsan. Situ tanggung jawab mau?"
Aku menggeleng dan datanglah Lusi dengan senyum yang merekah. "Lah endi panganan e?" (Mana makanannya?) Kerutan dimuka Alya sudahlah nampak semakin jelas. "Tunggu aja."
"Oh iya ada Kevyn Lus." Ujarku santai. Namun wajah Lusi benar-benar penuh dengan senyum. "Udah tau."
Setelahnya aku mencoba tak menggubris apa yang dibicarakan Alya dengan Lusi, karena menyangkut k-pop. You know? I don't like this.
Aku lebih asik membuka akun instagram dari pada mendengar mereka. Mengecek foto terbaru Shawn Mendes, Manurios, Zayn Malik dan beberapa hot dedy yang muncul secara bergantian. Yakinlah itu sangat menarik.Suara nampan yang diletakkan dimeja dan suara Alya yang sangat keras menyadarkan ku dari berbagai imajinasi receh. "Whattt!!"
Aku hanya membulatkan mata saat laki-laki yang beberapa kali digambarkan Alya dan Lusi berada didepan ku saat ini. "Haii.." tiga laki-laki itu melambaikan tangannya. Ketahuilah Akka termasuk di sana.
"Duduk-duduk. Anggap aja rumah sendiri." Suara Akka yang tepat berada di samping ku. Ternyata laki-laki itu sudah duduk duluan ketimbang yang lain. Kalau mau tau betapa shoknya Alya mending jangan, dia sangatlah menjijikkan. Dengan mulut beonya. Sedangkan Lusi, dia tersenyum penuh arti kebahagian dan kemenangan sepertinya.
Mungkin kalo bukan didepannya ada Wafy dan Kevyn mereka sudah protes dengan Akka.
Setelah mereka duduk dan aku baru sadar jika masih ada dua sosok yang masih belum ku kenal dan dia juga barusan datang.
"Oh iya Atta ya? Kenalin, gue Kevyn."
"Kenalin juga, gue Wavy"
"Mereka gak seterkenal gue. Kenalin, nama gue Faiz."
"Dan gue yang paling ganteng dan gue gamers sejati. Tapi, enggak suka main sama wanita, dan mainin wanita. Gue Edo."
"Dan gue Akka Francycio, nama kita mirip kan? Dan gue laki-laki paling setia dari mereka semua."Fix. Ini sudah salah. Lihatlah sekarang muka Alya dan Lusi yang mulai memerah. Melihat Wafy dan Kevyn yang menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan tanda saling mengenal. Dan saat aku membalas tangan ku sudah berada digenggaman Akka. "Gue yang wakili. Namanya Attalia Fransycia."
"Lo mah kagak asik Ka."
"Kesel ih gue sama lo."
Itulah yang diucapkan Faiz dan Edo. Dan untuk Kevyn dan Wavy hanya melihat kearah Lusi Dan Alya. "Hai Alya." Sapa Wafy. "Hai Lusi." Sapa Kevyn dengan senyum mautnya. Dan dengan seketika senyum meron Alya dan Lusi sudah kembali merekah."Udah makan makan!" Ucap Edo langsung melahap mie ayamnya dengan kesal, dan untuk Faiz dia sudah memakannya sejak tadi rupanya. Hingga tersisa setengah.
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
"Kapan teken kalian. Dari tadi kelihatannya lengkap mulu kaya setiap sama pulpen." Tanya Faiz yang sudah menghabiskan 3 gelas es jeruk.
"Pensil kalik, ogeb." Protes Wavy. "Serah gue, mulut-mulut gue" jawab Faiz dengan sarkas.
Dan kalian tau apa yang kurasakan. Deg-degan parah. Inilah salah satu kalimat pertama yang kudengar dan untuk diriku sendiri kalimat itu. Entahlah..
"Tunggu penghapus cerita dulu sama masalahnya. Kabar bahagia langsung kok. Undangan dateng kerumah."
Tetttt..
"Tuhkan gara-gara lo bilang mitos. Bel masuk bunyi kan." Crocos Lusi yang disetujui oleh Alya. Mau tak mau ku juga ikutan bangkit dari duduk.
Selama diperjalanan kelas tak henti-hentinya Alya dan Lusi menceceriku dengan pertanyaan yang menyangkut Akka. Entahlah sebutan mereka apa. Aku tak ambil pusing dengan itu.
Sejujurnya aku ingin menceritakan sedikit tentang masalalu ku yang. Itulah pokonya. Kepada mereka. Tapi ya itu, pertanyaan mereka terlalu menyinggung parsaa ku. Aku takut kalau mereka malah membenarkan orang lain dari pada tindakan yang telah aku ambil saat ini.
🌸🌸🌸🌸
Seperti biasa, Akka akan mengantar ku pulang, katanya agar hemat ongkos. Nyatanya begitu sampai rumah Akka langsung berbaring di karpet ruang tv. Dia peluk bantal-bantal besar yang berceceran di atas karpet berbulu.
Aku akan naik ke kamar, mengganti baju dan mandi, tapi saat setelah belokan tangga mendengar suara gaduh di kamar tamu yang letaknya ujung belakang.
Aku berlari kebawah dan menarik tangan Akka secara paksa, dan tentulah dia protes. "Ada orang.""Ndek ndi?" (Dimana?) Tanyanya sambil menguatkan genggamannya pada tangan ku.
Suara laki-laki yang berbicara semakin jelas ditambah dengan beberapa suara barang jatuh.
Tangan Akka yang satunya juga sudah siap dengan sapu dan aku dengan sulak. Pitu terbuka, ternyata tak dikunci.Akka bukannya langsung memukuli laki-laki itu yang menghadap ke balkon belakang, tampak tak sadar dengan kehadiran kami. Akka menjawil pundak dan aku langsung menghujaninya dengan pukulan sulak.
Dan aku masih sempat melihat Akka yang masih diam, tangannya sudah berjaga-jaga akan memukul. "Woyy.. woyyy..! Sakit ogep!"
"Kok suaranya kaya kenal ya?" Cicitku sambil melihat Akka yang menahan senyum. Dan alisnya bergerak seperti memberi kode. "OMG! Lo? Ngapain ke rumah gue engga bilang dulu?"
"Sakit Ta, gue disuruh papa, katanya nih anak sering main ke rumah lo." Sambil menunjuk Akka. "Engga baik kan anak cewek sendirian terus sering di datengin cowok model begini. Kalo nanti ada apa-apa sama lo yang kena gue juga. Alhasil gue bawa pembantu yang nginep disini."
"Kalo kamar pembantu kan ada di bawah, deket dapur."
"Iya kah? Yaudah gue kebawah dulu." Dia, laki-laki yang beberapa menit lalu adalah Erwin, anak ke dua dari om Yudha.
Akka menarik kerah kemeja yang digunakan Erwin. "Ehh.. anak bekicot main tarik aja! Lepas ga?!"
"Mulut tuh jaga, cowo model begini maksudnya apa? Ngata-ngatain segala pakek anak bekicot. Lutung lo?" Akka tangannya kembali melambung keudara dengan menggenggam sapu. "Mau gue abisin disini juga?"
"Hahaha... Masih sama aja lo dari jaman bahula sampe sekarang." Dan kemudian mereka berdua saling berpelukan seperti dua manusia yang pernah terpisahkan. Aku hanya cengo melihatnya.
"Apppaaa kabar monyet hutannn.." ledek Akka setelah melepas pelukannya. "Baik kok cot."
"Sana buruan pergi, udah sepet gue lihat muka lo."
Lah cepet amat perubahan sikap Akka. Jangan-jangan dia bipolar? OMG....!
Aku dengan kekuatan super sendal jepit lari terbirit-birit menuju kamar dan menguncinya. Nafasku masih ngos-ngosan.£££
"Dia kenapa?" Ucap Akka dan Erwin secara bersamaan. Dan kemudian mereka tertawa terbahak bahak sambil bertukar cerita.------------------☘☘☘☘☘☘☘☘☘---------------
Halo semua.. halo semuuuaa...
Combck nih gw hahaha..
Sibuk gw-nya..
![](https://img.wattpad.com/cover/96953941-288-k845896.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PRA-KATA-
Teen FictionIni bukan kisah kalian, ini kisah ku, kisah yang ku jalani. Aku akan mengajak kalian masuk dan mengenak apa yang aku maksud dengan menutup diri dan hati. Menjadi aku yang memiliki banyak misteri. Aku memang hidup sendiri di kota ini.. Ahh no.. No...