Happy Reading!
.
.
.
Jimin merasakan panas di tubuhnya. Ia mengobrak-abrik benda apapun yang berada di jangkauannya saat ini sambil mengumpat.
"Brengsek! Bajingan!"
GRAP!
Sebuah lengan mungil memerangkap pinggangnya dari belakang, mencoba menghentikan amukan namja bersurai grey tersebut.
"Jimin--hiks--andwae! Jangan begini!"
Namun lengan kecil tersebut segera terlepas setelah Jimin dengan kasar mendorong namja itu hingga membentur dinding di belakangnya.
"Kau akan meninggalkanku? Eoh? Setelah apa yang kita lalui lalu selama ini? Brengsek! Ku kira kau berbeda Min Yoongi!"
"Jimin--kumohon dengarkan aku" Suara Yoongi masih terisak memohon kekasihnya itu untuk berhenti.
BRAK!
Jimin melempar sebuah vas bunga tepat pada dinding di samping tubuh Yoongi. Beberapa pecahan kaca yang berderai tersebut menancap pada kulit mulus Yoongi dan membuatnya meringis.
"Akh! Hiks--Jimin"
Jimin berdecih pelan sambil melihat Yoongi yang kesusahan melepaskan beberapa pecahan kaca dari kulitnya.
Ia jengah, kesal dan marah saat ini. Bagaimana bisa seseorang yang kau cintai dengan sepenuh hati selama hampir 4 tahun menerima pertunangan konyol bersama namja lain dengan mudahnya? Jimin benar-benar tak habis pikir!
"Sial! Baik--aku akan pergi dari hidupmu! Itukan yang kau mau?!"
Jimin melangkahkan kakinya menjauh setelah menendang barang-barang yang berserakan di lantai apartment itu.
"Tidak! Jangan pergi. Aku mencintaimu Jimin"
Yoongi bersimpuh, memeluk kaki Jimin dengan erat. Sungguh Ia juga tak ingin begini tapi perjodohan ini bukanlah keinginan Yoongi.
Jimin berhenti, mengusak rambutnya frustasi lalu melihat Yoongi yang tengah terisak sambil memeluk kakinya.
BUGH!
Ia menendang Yoongi menjauh, menjambak rambutnya dan memaksa tubuh rapuh Yoongi berdiri.
"Kenapa?"
"Ji--jimin"
"Kenapa aku tak boleh pergi, hmm?"
Tubuh Yoongi bergetar, menahan tangisannya agar dapat berbicara.
"Karena--hiks--aku mencintaimu"
Jimin menyeringai kecil, lalu mencengkram raham Yoongi, mendongakkan paksa wajah pucat tersebut.
"Cinta? Kau bilang cinta? Kau mengangkangkan kakimu di bawah laki-laki lain, mendesah karena genjotan penisnya lalu bilang bahwa kau mencintaiku?"
Tangan Jimin meremas kasar pusat kejantanan Yoongi yang masih terbungkus celana, membuat Yoongi meringis.
"Kau mencintaiku tapi bertunangan dengan namja lain, hmm? begitukah cinta?"
"Akh! Jimin--sakit"
Dengan cepat Jimin melorotkan celana dan dalaman yang Yoongi kenakan dengan satu tangan, kemudian mengocok pelan penis Yoongi. "Dasar jalang!" Jimin menggeram sambil menjilati telinga Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEEPER!
Fanfiction"Jika suatu saat masalah membuat kita kalah, kau harus memilih." "Karena cinta itu memilih. Memilih untuk bertahan atau memilih untuk meninggalkan!"