Too Late

2.6K 414 132
                                    

Happy reading!

.

.

.

Yoongi berjalan perlahan, kakinya seperti mati rasa akibat dinginnya aspal yang ia jajaki sekarang. Dompet dan handphone yang harusnya bisa ia gunakan untuk pulang, tertinggal di apartmen milik Jimin.

Rumahnya masih terlampau jauh jika harus berjalan kaki, terlebih jam di pergelangan kirinya sudah menujukkan hampir tengah malam. Ia seperti gelandangan dengan bibir yang semakin pucat akibat kedinginan dan kelaparan.

Jika kembali ke apartmen Jimin maka ia pasti diusir lagi seperti binatang tapi jika tidak kembali bagaimana caranya dia pulang?

Yoongi mendudukkan tubuhnya di salah satu halte kosong, meringkuk bersamaan dengan tangannya yang saling bergesekan mencari rasa hangat.

Biasanya jika di film romantis yang ia tonton, pemeran utama pria akan kembali dan membawa sang pemeran utama wanita lalu minta maaf.

'Bodoh!'

Tanpa sadar air mata Yoongi kembali menetes mengingat bagaimana Jimin memperlakukannya. Tangannya bahkan terluka akibat tarikan Jimin yang begitu keras padanya.

Tap

Tap

Tap

Yoongi merasa seseorang berjalan ke arahnya namun ia sama sekali tak berani berbalik. Yoongi takut gelap dan bagaimanapun ia sendirian. Walaupun hati kecilnya berharap langkah kaki itu milik Jimin.

Wajah pucatnya merona dan hatinya menghangat memikirkan Jimin yang akan datang karena tak tega membiarkannya mati beku seperti ini.

Sebuah jaket dilingkarkan menutupi baju tipis yang Yoongi kenakan. Hangat dan nyaman.

"Ayo pulang."

"Ki--kihyun?"

Tanpa aba-aba, Kihyun langsung mengangkat tubuh Yoongi ke dalam pelukannya. Ya dan akhirnya itu bukan Jimin.

Kihyun mendudukkan tubuh Yoongi di dalam mobil dan dengan segera menghidupkan pemanas. Keduanya masih terdiam bahkan saat mobil itu melaju meninggalkan halte.

Yoongi melihat tangan Kihyun yang terkepal kuat, menahan amarah. Baru kali ini Yoongi melihat Kihyun seperti ini.

.
.
.
.
.
.
.
.

Yoongi mengeryit, ini bukan arah pulang ke rumahnya tapi jalan kerumah Kihyun. Dengan telaten, Yoongi kembali digendong Kihyun masuk ke rumah.

Yoongi terduduk di tepi ranjang milik Kihyun setelah berganti baju kebesaran milik Kihyun dan makan beberapa sendok bubur.

Pemuda itu tadi keluar dan masuk lagi dengan sebaskom air dan handuk lalu berjongkok setara kaki Yoongi.

"A--ap--"

"Diamlah, aku akan membersihkan kakimu, Yoon."

Handuk itu di usapkan lembut oleh Kihyun di telapak kaki Yoongi membuat Yoongi beberapa kali mendesis karena perih.

"Istirahatlah, Yoon. Aku akan tidur di kamar sebelah."

"Kau---bagaimana bisa menemukanku?"

"Itu tidak penting. Yang terpenting sekarang adalah kau baik-baik saja."

Yoongi tahu Kihyun marah. Yoongi juga tahu bahwa Kihyun khawatir pada dirinya. Yoongi terlampau membuat laki-laki ini kecewa padanya.

"Maafkan aku. Kau pasti kecewa, tapi---"

DEEPER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang