Happy Reading!
.
.
.
"Aku hamil anak Jimin, hyung."
Yoongi menatap Jimin sendu, air matanya kini sudah mengalir membasahi wajah pucatnya yang sedikit memerah.
"Kau ayah dari janin yang ada di perutku, Jim! Maka dari itu jangan tinggalkan aku. Jangan pernah pergi dari sisiku! Perjuangkan aku lagi, Jim!"
Jimin terdiam, ia terhenyak kaget atas ucapan yang dilontarkan oleh Yoongi.
"Aku---calon ayah, hyung?"
Yoongi mengangguk, mencoba meyakinkan Jimin dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya sebelum akhirnya kesadaran Yoongi terenggut paksa karena Jihoon yang menendang perutnya dengan keras.
"Pelacur, sialan!"
.
.
.
.
.
.
Yoongi terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, padangannya sedikit buram sebelum akhirnya perlahan-lahan menjelas dan menyadari bahwa ia berada di kamarnya sendiri.
Yoongi tersenyum saat melihat sosok tampan yang berada di sofa dengan sedikit luka lebam, mendekat dan memandangnya khawatir.
"Ji--jimin?"
"Ya, hyung. Aku disini." Jimin menggenggam erat tangan Yoongi, seolah sedang memberikan kekuatan pada namja tersebut.
Yoongi memegangi perutnya panik, "Apa dia masih disini, Jim?"
Jimin menahan tangan Yoongi, mengecup punggung tangannya sekilas lalu ikut mengelus perut rata tersebut.
"Dokter bilang dia baik-baik saja, hyung. Jangan cemas."
Tangan Jimin berpindah mengelus lembut poninya yang sedikit berantakan karena keringat.
"Jangan tinggalkan aku lagi, Jim. Dan jangan berpikir untuk meninggalkannya." Ujar Yoongi sambil memeluk Jimin erat.
Ya, begitu erat.
Jimin mengangguk, melepaskan pelukan Yoongi lalu menghapus bulir-bulir air mata yang mengalir dari ujung kelopak milik Yoongi.
"Tidak akan, sayang. Aku akan bertanggung jawab. Maafkan aku."
.
.
.
.
.
Ibu Yoongi bergerak angkuh, mengesap blooming tea yang tampak mulai mekar di atas meja tanpa memperdulikan Jimin.
"Tolong biarkan aku merawat Yoongi, Ny Min."
Jimin melihat seringaian jelas muncul di sudut bibir ibu Yoongi.
"Gugurkan saja bayi sialan itu dan masalah ini tak jadi berlarut-larut!"
Kepalan tangan Jimin mengeras, menahan amarah yang menjalar hingga ke kepalanya melihat tingkah keluarga Yoongi.
"Lagipula, bagaimana jika itu bukan bayi hasil percintaanmu dengan Yoongi, Park? Kau bahkan tak tahu apa saja yang sudah ia perbuat dengan Kihyun, bukan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
DEEPER!
Fanfiction"Jika suatu saat masalah membuat kita kalah, kau harus memilih." "Karena cinta itu memilih. Memilih untuk bertahan atau memilih untuk meninggalkan!"