"Jimin!"
Jimin tersenyum sambil melepaskan headset sebelah kanannya.
"Oh, Jin hyung?"
"Kau masih bisa tersenyum?!"
Jimin sebisa mungkin tidak terpancing emosi, Ia tahu kemana arah permbicaraan pecinta pink-sahabat Yoongi ini.
"Kau tau kan kalau Yoongi mencoba bunuh diri. Itu pasti karena kau, sialan!"
Lagi-lagi Jimin tersenyum mengalihkan rasa kagetnya, atensinya kini beralih pada makanan di depannya. Satu cup ramyeon hangat yang baru saja matang dan segelas orange juice.
"Kau masih bisa makan sedangkan Yoongi tersiksa karenamu?!"
"Aku butuh makan untuk tetap hidup, hyung. Lagi pula apa peduliku jika dia begitu."
"Mwo?!"
Seokjin melemparkan cup ramyeon dan gelas minuman milik Jimin hingga berserakan ke lantai, bahkan handphone nya yang berada di meja terkena tumpahan minuman.
Jin memegangi kerah hoodie Jimin, memaksa namja itu untuk berdiri dan menatap matanya.
"Kau apakan Yoongi, saekkiya!"
"Aku hanya bosan, hyung. Kau tahu ... lubangnya tidak mampu lagi membuatku puas."
Jin menggeram marah atas jawaban Jimin.
"Yoongi mencintaimu, bajingan! Kau benar-benar pantas mati!"
"Bajingan ini mampu membuat sahabatmu bunuh diri, jika kau lupa."
"Bastard!"
Satu pukulan telak di dapatkan oleh Jimin, membuat kepalanya sedikit berdengung saking kuatnya.
"Jinseok! Geumanhae!"
Namjoon datang bersama Taehyung dan Jungkook. Ia langsung menarik dan memegang lengan kekasihnya, menghindarkan Jimin dari amukan yang lebih ganas.
"Jimin-ah, maafkan kekasihku ya. Aku akan menggantinya dengan yang baru."
"Aniya, tidak apa-apa hyung, lagi pula aku ada kelas sebentar lagi."
Jimin tersenyum, membenarkan kerah hoodie miliknya yang kusut akibat remasan Jin tadi.
"Aish! Park Jimin! Kau harus bertanggung jawab pada Yoongi!"
"Jimin-ah, kau tidak mau ikut menjenguk Yoongi hyung?" tanya Jungkook hati-hati.
Jimin menyeringai, mengalungkan tasnya di bahu dan berdiri.
"Aku tidak suka buang-buang waktu untuk sampah, Kookie-ah"
Baru beberapa langkah Jimin meninggalkan kantin namun tiba-tiba kepalanya terasa sakit. Seokjin melemparkan sepatunya dan tepat mengenai kepala Jimin, semuanya sontak kaget melihat namja itu terjatuh.
"Rasakan itu, sialan!"
"Jimin-ah!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Dua bulan kemudian.
Yoongi masih terpuruk.
Yoongi akan menikah setelah dia wisuda tahun ini. Itu artinya hanya beberapa bulan lagi dan sepenuhnya Yoongi akan menjadi milik Kihyun.
Ah! Dan tentang Jimin yang meninggalkannya. Yoongi bahkan mencoba bunuh diri dengan berbagai cara.
Ia meminum obat penghilang rasa sakit sebotol penuh sekali minum sambil menyayat tangannya sendiri dengan cutter, membuat dirinya harus berdiam di ruang rawat intensif selama 2 minggu lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEEPER!
Fanfiction"Jika suatu saat masalah membuat kita kalah, kau harus memilih." "Karena cinta itu memilih. Memilih untuk bertahan atau memilih untuk meninggalkan!"