Happy reading!
.
.
.
Jimin membuka matanya saat merasa Yoongi bergerak gelisah disampingnya.
"Kau kenapa? Tidak ingin tidur?"
"Hanya sedikit pusing, dan perutku---"
Morning sickness ini begitu menyiksa Yoongi beberapa hari belakangan. Tidurnya yang harusnya tenang menjadi terganggu akibat rasa sakit di perutnya.
Jimin membenarkan posisi tubuhnya agar bersandar di kepala ranjang, menghidupkan lampu kamar yang tadinya remang menjadi lebih terang.
"Tidur, Jim. Aku bisa mengatasinya."
Tubuh Yoongi tersentak saat rasa mual itu datang kembali dan memaksanya berlari ke kamar mandi tanpa menggunakan pakaian sehelai benang pun.
"Ah! Hoek---hoek!"
Jimin memijat pelipisnya sebentar, memakai asal boxer dan kemudian menyusul Yoongi ke kamar mandi.
"Hoek--Hoek--"
"Pakai bajumu, Yoon. Kau mungkin kedinginan."
Yoongi menurut saat Jimin memakaikannya baju yang lebih hangat dan menggendongnya kembali ke tempat tidur. Tubuhnya benar-benar lemas pagi ini.
Jam dikamar itu masih menunjukkan pukul 4.30 pagi. Dan kepala Jimin sedikit berdenyut karena terpaksa bangun awal demi Yoongi. Terlebih mereka baru saja selesai dengan adegan ranjang yang panas dan menggairahkan.
"Aku akan ke apotik dan mencarikanmu makanan. Sampai aku pulang, jangan kemana-mana dan istirahat saja. Kau paham?"
"Aku baik Jim. Jangan pergi, ini bahkan masih sangat pagi. Aku tahu kau lelah."
"Dan membiarkanmu sakit seperti ini? Sudah istirahat saja dan tunggu aku kembali."
Jimin mengecup puncak kepala Yoongi sebelum akhirnya keluar dari kamar vila tersebut.
.
.
.
.
.
.
"Merasa lebih baik?"
Yoongi mengerjab lucu sambil mengangguk saat Jimin mengelus-ngelus surai hitamnya di ranjang. Yoongi memeluk Jimin saat kepalanya berbaring di lengan kekar itu, menjadikannya sebagai bantalan empuk.
"Makan lebih teratur, kau mungkin kekurangan gizi."
"Aku sehat kok!"
Jimin hanya terkekeh geli melihat respon Yoongi yang langsung mempoutkan bibir mungilnya.
"Kita tak bisa seperti ini terus, Yoon." Jimin menatap mata Yoongi intens, "Cepat atau lambat, kita berdua harus kembali pada kenyataan."
Yoongi menggeleng, memilih memeluk erat Jimin (lagi) tanpa memperdulikan ucapan namja tampan itu.
"Kau harus menikah dengan Kihyun dan melanjutkan hidupmu, begitu juga aku. Jadi---"
Chup!
Ucapan Jimin terhenti saat Yoongi dengan penuh nafsu melumat bibir tebalnya tanpa ampun. Mengambil alih kesadaran Jimin yang akhirnya ikut membalas perlakuan Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEEPER!
Fanfiction"Jika suatu saat masalah membuat kita kalah, kau harus memilih." "Karena cinta itu memilih. Memilih untuk bertahan atau memilih untuk meninggalkan!"