0.2

257 73 173
                                    

"Suatu hari nanti aku akan jadi alasan kamu tersenyum, bukan hanya jadi penikmat senyummu"

**

Nash memparkirkan mobilnya di parkiran sekolahnya itu. Segera ia turun dan membantu kembarannya untuk turun dan disusul oleh adik laki - lakinya.

Kelas Nash dan Ale berbeda namun bersebelahan. Hal itu dapat memudahkan Nash untuk menjaga dari siswa lain yang akan bully Ale. Terutama siswa perempuan.

"2 adiknya aja bisa bicara, masa kakaknya nggak sih"

"Nggak bisa ngomong aja sok cantik"

"Harusnya itu kakak yang jagain adiknya, bukan adiknya yang jagain kakaknya. Ups, maklum lah ya kan kakaknya nggak bisa bicara"

Begitulah nyinyiran pedas yang sering diterima oleh Ale setiap harinya dari siswa - siswa yang lainnya. Ale tidak peduli apa yang mereka katakan tentang dirinya, sering kali Ale akan menangis jika yang mereka lakukan ke Ale sudah melebihi batas kewajaran.

Mereka bertiga berjalan menyusuri koridor. Mereka bertiga, tepatnya Nash dan Hayes menjadi sorot pandang setiap siswa terutama kaum hawa karena ketampanan yang mereka miliki. Hingga sampai di ujung koridor mereka bertiga harus berpisah karena kelas yang berbeda arah.

"Kak, Hayes ke kelas dulu ya kak. Sampai bertemu istirahat nanti kak," kata Hayes seraya pergi meninggalkan kedua kakaknya.

"Iya, jangan nakal dah di kelas. Biar Nash aja yang nakal," jawab Nash diiringi kekehan kecil.

Ale yang mendengar segera memukul bahu Nash pelan dan memberikan tatapan seakan mengatakan 'Jangan cari masalah kamu Nash'.

"Hehe nggak kok kak, bercanda itu tadi," jawab Nash seraya memperlihatkan jajaran gigi putihnya.

"Eh kak, kakak duluan nggak apa - apa ya? Nash mau ke koperasi dulu beli buku gambar, Nash lupa bawa," kata Nash yang dijawab anggukan oleh Ale.

"Nanti kalau ada apa - apa langsung telepon Nash," kata Nash. Ale menganggukan kepalanya sebagai tanda jawaban dan segera pergi meninggalkan Nash untuk ke kelasnya.

Lalu saat Ale sedang berjalan ke arah kelasnya tiba - tiba dirinya ditabrak oleh seseorang yang berlari dari arah yang berlawanan. Terlihat dari wajah laki - laki itu bahwa dia sedang terburu - buru.

BRUKKK!!!

Ale tersungkur di lantai dan laki - laki itu segera membantunya untuk berdiri.

"Maaf, gue tadi nggak lihat. Maaf ya," kata laki - laki itu panik. Ale mengangguk namun sepertinya anggukan Ale tidak diketahui oleh laki - laki itu. Segera Ale pergi meninggalkan laki - laki itu.

"Lah kok dia nggak bilang apa - apa? Kan gue udah minta maaf, apa jangan - jangan gue nggak dimaafin ya? Ah bodo entar gue cari dia lagi," kata laki - laki itu berbicara sendiri.

••

Guru yang mengajar jam pertama di kelas Nash pun masuk dengan diikuti oleh seorang siswa laki - laki yang tinggi dan tampan. Terlihat dari cara berpakaian dia yang rapi, sopan, dan sesuai  dengan peraturan laki - laki ini terlihat seperti anak yang baik.

"Baik, anak - anak kalian mendapatkan teman baru. Bapak harap kalian dapat berteman baik dengan dia. Silahkan perkenalkan namamu," kata guru itu.

"Saya Matthew Lee Espinosa. Panggil saja Matt," kata laki - laki itu yang bernama Matthew dengan sopan.

"Silahkan Matt kamu pilih tempat duduk yang masih kosong," kata guru itu mempersilahkan.

"Terima kasih pak," jawab Matt seraya melenggang pergi ke tempat duduk di sebelah Nash yang kosong.

"Maaf, kursi ini nggak ada yang nempatin kan?" tanya Matt memastikan.

"Ada, tapi orangnya lagi nggak masuk. Duduk aja nggak apa - apa," jawab Nash dan Matthew langsung duduk di kursi sebelah Nash.

**

Jam istirahat pun berbunyi, Nash pun segera keluar kelas karena teman - temannya seperti Cam, Aaron, Johnson pun sudah keluar terlebih dahulu. 

"Eh lo mau ke kantin nggak? kalau iya sih, bareng gue aja," tawar Nash terhadap Matt yang masih berkutat dengan soal kimianya.

"Boleh, tapi gue nyusul ya setelah gue selesai ngerjain soalnya," jawab Matt.

"Oke, gue duluan kalau gitu," kata Nash seraya melenggang pergi keluar kelas. Sebelum dirinya ke kantin, tak lupa Nash mengabsen kakaknya apakah dia baik - baik saja atau tidak. 

Saat Nash melihat ke dalam kelas, ditemukannya Ale yang sedang dikerubuni beberapa perempuan yang memaki - maki Ale. Nash segera masuk dan menolong kakaknya.

"Woy! Lo apain kakak gue? Mau nyari masalah lo?" kata Nash emosi. Ale terkejut saat ada kehadiran kembarannya itu. 

"Eh Nash, kenapa sih lo masih belain kakak lo yang bisu ini? Udah deh, mending kita ke kantin aja yuk!" kata salah satu siswa perempuan dari keempat siswa yang mengerubuni Ale.

"Bacot lo dijaga ya, untung lo perempuan kalau nggak udah gue habisin lo dari awal," ancam Nash seraya menarik Ale pergi.

"Inget ya, jangan deketin Cam gue atau gue buat hidup lo lebih menderita," bisik salah satu gadis itu sebelum Ale pergi.

~~

huwaa tambah absurd ya.

Gimana part ini? Berikan kritik dan saran ya say :*

Gue mau minta sarannya juga, enaknya ini gue panjangin lagi atau tetap segini aja ceritanya? Gue ketik cuman 806 kata aja, saran ya please!

Gue mau bilang makasih buat yang udah baca dan vomment cerita ini. Tetap stay baca dan vomment. Makasihh

12 Maret 2017

Silent (Matthew Espinosa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang