0.5

160 30 59
                                    

"Karena mendoakan adalah cara mencintai paling rahasia."

**

Matthew, Johnson dan Gilinsky duduk menunggu dokter yang sedang memeriksa Ale. Tiba - tiba saja ponsel Gilinsky berbunyi menandakan adanya telepon yang masuk. Tertera dengan nama kontak "Mommy" yang menelpon ponsel Gilinsky.

BY PHONE :

"Ya, ada apa Mom?"

"Kamu kemana? Nggak pulang, masa latihan basket dari jam 4 tadi sampai sekarang belum pulang. Kamu nggak kesasar kan ya sama jalan pulang?"

"Ya nggaklah Mom, habis ini pulang kok. Tadi cuman ada urusan sebentar."

"Yaudah Mommy tunggu ya."

"Iya Mommy."

Segera Gilinsky menutup sambungan teleponnya dengan Mommynya. Gilinsky berharap bisa menemani Matthew lebih lama, namun dirinya tidak bisa menunda lagi. 

"Sorry banget ya, gue harus pulang duluan. Lo tadi dengar sendirikan Mommy gue udah nyuruh pulang. Padahal gue masih niatan buat nungguin lo," kata Gilinsky memasang wajah bersalah seraya mengambil tasnya yang tergeletak di lantai ruang tunggu rumah sakit itu.

"Iya, nggak apa apa," jawab Matthew seraya menyandarkan kepalanya di tembok.

"Gue bareng lo ya, soalnya keburu Upin Ipinnya habis. Sekalian juga kan deket," kata Johnson seraya memberikan cengiran kudanya.

"Masih sempet - sempetnya lo. Padahal lo sama Gilinsky ae udah kayak Upin Ipin. Gilinsky yang jadi Upin, lo yang jadi Ipin," celetuk Matthew yang dibalas Gilinsky dengan wajah datarnya. 

"Dih Upin sama gue gantengan gue kemana mana kali," jawab Gilinsky yang tak terima.

Serah bang serah, orang ganteng mah bebas :v

"Yaudah cepetan, ntar Mommy gue keburu telpon yang kedua kalinya," kata Gilinsky.

"Iya, berisik amat sih lo gue cukur juga alis lo dah. Eh tapi lo nggak apa apa sendirian?" tanya Johnson.

"Nggak, gue udah terbiasa sendiri kok," jawab Matthew.

"Ye malah curhat lo tong," kata Gilinsky yang dijawab Matt dengan kekehan khasnya.

Belum juga Gilinsky dan Johnson pergi dari tempat itu datanglah Cameron yang belakangnya disusul Nash dengan wajah panik, sedih dan senang bercampur menjadi satu.

"Lah si Nash ngapain juga ngajak unta kesini," celetuk Johnson. Matt dan Gilinsky yang mendengar hanya menahan tawanya.

"Gue dengar itu bedak bayi!" kata Cameron yang memandang tajam ke arah Johnson.

"Dimana dokternya? Kak Ale gimana? Terus apa yang terjadi sebenarnya? Lo ketemuin Kak Ale dimana?" tanya Nash tanpa jeda.

"Sabar dulu mas. Gue tau lo panik, kakak lo lagi diperiksa sama dokternya," kata Gilinsky seraya menepuk pundak Nash dan menyuruh Nash duduk untuk menenangkan dirinya.

"Yaudah gue pulang dulu ya, Nash sama Cameron udah datang tuh. Jadi ada teman kan lo," kata Gilinsky. 

"Iya, hati - hati lo berdua. Makasih ya," kata Nash seraya dijawab anggukan dari Gilinsky dan Johnson.

Tak perlu menunggu beberapa lama, dokter yang memeriksa keluar dari ruang rawat Ale. Nash orang pertama yang mengintrogasi dokter itu dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkannya.

"Gimana dokter? Apa baik - baik saja kakak saya? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa parah dokter?" tanya Nash.

"Sabar Nash, satu - satu tanyanya. Dokternya bingung mau jawab pertanyaan lo yang mana itu," kata Cameron seraya menepuk bahu Nash pelan.

Silent (Matthew Espinosa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang