"Jangan pernah mengetuk hatinya, jika tidak berniat bersamanya."
**
Ale berjalan untuk kembali ke rumahnya. Setelah dirinya pergi bekerja dan mendapat surat pemecatan dari restoran yang selama ini dia bekerja. Lesu. Ale tak punya semangat lagi. Dirinya duduk di anak tangga sebuah rumah di pinggir jalan.
Kembali membaca kertas yang berada di dalam amplop itu yang sebenarnya sudah ia ketahui. Tetesan air mata menetes di kertas surat pemutusan hubungan kerja itu. Ale segera mengusap cepat air mata yang mulai mengalir itu yang datangnya bersamaan dengan turunnya salju malam itu.
Seakan tak mau kedinginan terlalu lama, Ale kembali berjalan melewati jalanan yang mulai tertutupi salju. Di sisi lain, seorang laki - laki sedang menunggu di depan sebuah restoran. Dirinya keluar dari mobil. Mengambil ponselnya dan mengangkatnya setelah beberapa menit dirinya keluar dari mobil.
Suara ramai dan ricuh di seberang sana, tak jelas untuk didengarkan. Dirinya hanya tersenyum mendengarkan setiap kalimat motivasi dari teman - temannya itu.
"Gue yakin dia mau Matt," ucap Aaron.
"BAWA KABAR BAHAGIA BRUH, BIAR JADI KADO ULANG TAHUN GUE!" Teriak Cam yang sangat jelas.
"Jangan takut, dia pasti suka," kata Johnson.
"Kalau udah jadi, jangan dibuat nangis itu anak orang," nasehat Gilinsky yang seakan sudah berpengalaman.
Begitulah celetuk teman - teman Matthew saat dirinya mengangkat telepon. Matthew melangkah mantap masuk ke dalam restoran dan segera ke kasir untuk mencari Ale. Tak seperti dugaan, Matthew segera berlari keluar dari restoran dan cepat - cepat masuk ke dalam mobil.
"Lo dimana?"
Matthew menjalankan mobilnya dan menyisiri jalanan untuk mencari keberadaan Ale. Dirinya sangat khawatir. Matthew mencoba menelepon Ale, teleponnya tidak diangkat. Matthew mencoba menelepon sekali lagi dan berhasil. Ale mengangkat teleponnya.
"Ale, lo dimana?"
"Ale, serius lo dimana? Gue tuh khawatir."
"Ale."
Matthew mencoba melihat ke layar ponselnya, apakah benar tersambung atau tidak. Ya, teleponnya tersambung. Matthew sedikit bingung namun sedetik kemudian dirinya ingat. Bahwa Ale tak dapat menjawab.
Akhirnya Matthew mematikan sambungan teleponnya dan mencoba berhenti mengendari mobilnya. Dirinya mengirim pesan kepada Ale untuk memberi tahu dimana dia berada. Setelah mendapat jawaban, Matthew segera menjalankan mobilnya.
Matthew berdiri menatap Ale dan tersenyum. Dirinya senang, kekhawatirannya hilang setelah dirinya menemukan Ale. Ale menuliskan sesuatu di buku kecilnya dan memperlihatkannya kepada Matthew dengan wajah yang masih terlihat sedih.
'Ada apa? Kenapa telepon? Kamu mengejek aku ya.' Matthew terkekeh saat membacanya, dirinya menggeleng cepat seraya masih memberikan senyum untuk Ale.
"Nggak kok, gue nggak ngejek. Ya gue kan cuma reflek karena khawatirin lo," kata Matt yang membuat pipi Ale memerah seketika.
Tak disangka Ale kedinginan dan wajahnya memucat. Matthew segera memeluk Ale dan membuat Ale terkejut. Ale mencoba melepaskan diri dari pelukan Matthew namun sayang tangan Matt yang kuat membuat Ale harus terjebak.
Apa ini? Kenapa perasaan aku jadi tenang? Apa ini karena Matt? Kenapa perasaan aku beda sama Matt? Nggak seperti biasanya batin Ale.
"Biarin gini cuman bentaran aja, jangan sedih lagi ya. Mulai sekarang gue yang akan jaga dan bikin lo senyum. Kapan pun."
Malam ini rencana Matt untuk menyatakan perasaannya harus tertunda dengan keadaan Ale yang dirundung masalah. Matthew akhirnya mengantarkan pulang Ale. Sesampainya di depan gerbang rumah Ale, Matthew turun.
Matthew masih suka dengan sikapnya yang menatap Ale sambil tersenyum. Ale hanya bisa membalas dengan senyum simpul miliknya.
"Good night Ale," ucap Matt yang dijawab Ale dengan anggukan. Tak lupa sebelum Ale masuk ke dalam rumahnya, Matthew memberikan pelukan dan kecupan di dahi untuk sang pujaan hati. Jantung Ale berdegup kencang seakan tersihir karena kecupan Matt.
Matthew langsung pergi dan balik menuju rumahnya sedangkan Ale masih tersenyum sendiri karena sikap manis Matthew.
**
Halloooo.... lama ya nggak update hehe.
Gimana part ini? Sosweettt ya si Matt. Siapa yang mau gituin coba? Kalau Gita sih mau pakai bgt uhuuuuyy.
OH YA TODAY IS CAMERON B'DAY. HAPPY BROJOL DAY BUAT MANTAN TER--INDAHHH GITA. Wish kalian apa buat si Cameron? Kalau aku sih jangan tambah ganteng aja biar aku ndak CeLeBeK sama dia karena kasihan Matthew (Yain ajah buat Author mah) #AuhtormahBEBAS Yalord gaje sangat.
Yang penting wishnya sih yang terbaik aja buat doi dan cepet cepet move on dari aku aja sih. HEHE.
Edisi bantu temen juga nih, baca dan vomment cerita @espinosagurlsxx kuy!
Judulnya "First Love" castnya Matthew Espinosa jugakkk!!!Yaudah jangan lupa berikan Krisar dan Vomment kalian!!
Makasihh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent (Matthew Espinosa)
RandomAlessia Gussel seorang gadis 19 tahun yang harus hidup dalam diam selama hidupnya, banyak yang menjauhinya karena malu berteman dengan seorang yang tak mampu bicara. Namun, seorang Matthew Espinosa, primadona baru di sekolah Ale justru penasaran ter...