0.6

161 31 74
                                    

"Berharap jadi prioritas ternyata cuman hanya sekilas."

**

Setelah 3 hari Ale harus dirawat di rumah sakit, kini dirinya dapat pulang. Sungguh, dirinya tidak ingin berlama - lama di ruangan yang mempunyai fasilitas yang memadai layaknya kamar sendiri.

Nash dan Hayes harus merelakan beberapa mata pelajaran harus terlewat begitu saja. Ya, mereka harus absen untuk menjemput kakaknya.

Kedatangan Ale disambut Neneknya dengan wajah sumringah. Ale segera beristirahat di kamarnya. Di kamar yang bernuansa biru laut itu memberikan kesan tersendiri bagi penghuninya.

Ale kembali teringat kejadian 2 tahun terakhir yang dia habiskan bersama seseorang yang telah mengisi hatinya.

Lalu dia mengambil sebuah buku kenangan. Dia buka kembali halaman per halaman dari buku itu. Senyum pahit terkembang dari bibir mungilnya.

Air mata terbendung di pelupuk matanya. Dia usap foto yang menampilkan 1 orang laki - laki dan 1 orang perempuan tersenyum menghadap kamera.

Ale mengambil sebuah spidol lalu menuliskan sebuah kalimat di halaman selanjutnya.

Hai, sudah hampir 1 tahun ya.
1 tahun kita harus berpisah.
Mungkin sekarang kamu udah lupa aku.
Apa kabarmu yang pergi tanpa alasan?
Setiap detik, menit, dan jam aku selalu berharap kamu kembali.

Terima kasih telah memberi banyak arti meski akhirnya kamu pergi.
Aku mencoba untuk tidak merindukan kamu.
Aku mencoba untuk pergi.
Tapi akhirnya kamu selalu di pikiranku

Aku sadar semakin aku banyak berharap, semakin banyak pula aku harus kecewa.

Untuk dia yang telah pergi. S♥.

Begitulah kalimat yang ditulis Ale untuk orang yang dia tunggu, S. Ale segera menutup bukunya secara tiba - tiba saat Nash masuk ke kamarnya.

"Kak Ale nulis apa?" Tanya Nash di ambang pintu. Ale menggeleng, terpaksa berbohong kepada adiknya.

"Boleh ya Nash lihat, janji kok Nash nggak akan marah." Nash berjalan mendekati bibir tempat tidur Ale.

Ale ragu - ragu untuk memberikan buku itu. Namun, akhirnya dia juga harus mengalah.

"Dia lagi? Kak, Nash minta lupain dia. Dia nggak baik buat Kakak. Nash yakin Kakak pasti dapat yang lebih baik." Nash memeluk Kakaknya, Nash tau Kakaknya menangis. Dia juga tau bahwa dirinya terlalu memaksa kepada Kakaknya.

"Dasar korban film Teletubies. Maaf ya Kak, Hayes harus mengganggu kalian. Tapi sepertinya Kak Nash dicari seseorang," kata Hayes yang tiba - tiba muncul di ambang pintu.

"Dia udah datang ternyata," kata Nash seraya bangkit dan berjalan keluar dari kamar Ale.

Pandangan Ale kini berpindah pada Hayes yang masih di ambang pintu seraya menatap dengan wajah bertanya tanya seakan bertanya 'Ada apa?'.

"Kak, Hayes pindah main PS ke sini ya hehe. Tadi di ruang tamu, diusir sama Nenek." Hayes segera masuk ke kamar Ale dengan membawa seperangkat alat kerja bakti *eh seperangkat alat PS-nya.

Ale hanya mengangguk seraya tersenyum kecil melihat kelakuan adiknya satu itu. Seakan rasa pedihnya selama 1 tahun itu pupus digantikan lelucon kecil Hayes.

**

Nash duduk di sofa bersama Matt. Ya, teman baru di sekelasnya itu dia ajak ke rumah Neneknya untuk meminjam catatan hari ini.

"Dimana kakak lo? Udah baikan kan?" Tanya Matt.

"Di kamarnya, udah kok. Kalau lo mau jengukin, jenguk aja. Kamarnya tuh deket taman naik tangga dikit udah nyampe, yang ada tulisan Alessia. Itu dia kamarnya, gue mau nyelesain catatan dulu," kata Nash seraya menunjukan arah.

Matt segera berjalan ke kamar yang sudah diarahkan oleh Nash seraya membawa bingkisan kecil. Pintu kamar terbuka, Matt menengok ke dalam. Pandangannya terjatuh pada gadis yang sedang duduk di tempat tidurnya seraya memandang lurus dan tersenyum.

Ale yang merasa seperti dipandangi pun segera menengok ke arah luar kamar dan ditangkapnya sosok laki - laki. Mata mereka berdua saling bertemu.

Matthew masuk perlahan seraya mengetuk pintu kamar Ale yang membuat Hayes harus mem-pause gamesnya.

"Eh temannya Kak Nash, masuk kak," kata Hayes menyambutnya.

"Eh iya, pasti lo Hayes ya. Adiknya Nash," kata Matthew.

"Iya, tepat sekali," kata Hayes lalu kembali fokus dengan gamesnya.

"Dan lo pasti Ale. Kakaknya Nash, eh tepatnya kembaran Nash," kata Matthew seraya berdiri di pinggir kasur Ale. Ale mengangguk perlahan.

"Ini ada bingkisan buat lo dan semoga lo cepat sembuh ya," kata Matthew.

Ale hanya menatap laki - laki yang masih berbalut seragam sekolah yang sama dengan Ale punya. Ale hanya berpikir, apa maksut laki laki ini? Kenapa dia sangat baik dengan dirinya?

Ale menuliskan di buku kecilnya. Dia menulis 'Terima kasih udah tolong aku dan terima kasih atas bingkisanmu aku sangat menghargai. Tapi maaf aku nggak bisa terima kalau ada maksut lain dari bingkisanmu itu.'

Wajah Ale memohon seperti orang bersalah. Matt pun yang membaca hanya tersenyum simpul.

"Nggak kok, gue nggak ada maksut lain. Gue cuman mau berteman sama lo," kata Matt seraya mengulurkan tangannya.

"Matt, Matthew Espinosa."

Ale ragu - ragu untuk membalasa jabatan laki laki di depannya ini. Akhirnya dia pun membalasnya. Ale menuliskan namanya di buku kecilnya 'Ale, Alessia Gussel'.

"Jangan lupa dimakan ya dan minum obatnya. Cepat sembuh," kata Matt seraya mengusap kasar puncak kepala Ale.

Ale tersentak tak percaya, dia merasakan seperti menemukan sesuatu yang telah lama hilang.

Ale teringat, tangan laki laki yang dulu selalu menemaninya itu selalu mengusap puncak kepalanya persis seperti yang Matt lakukan baru saja.

Lalu lambaian tangan dari Matt menyadarkan Ale tentang masa lalunya. Masa lalu yang pernah berarti dalam hidupnya dengan orang yang dia sayang.

"Lo nggak apa apa kan?" Tanya Matt dengan wajah yang sedikit menyelidik.

Ale hanya menggeleng dan tersenyum untuk meyakinkan Matt bahwa dirinya baik - baik saja.

÷÷

Holla... ada yang menunggu cerita ini?
(Nggak ada thor-_-) Huhu :"

Kalau ada gue mau bilang makasih dan yang nggak nunggu, mending nunggu deh dari pada nunggu doi yang nggak peka mending nunggu cerita ini (gaje yalord)

Hayoo.. kira kira siapa 'S' yang pernah mengisi hati Ale? Ada yang bisa jawab? Bener, namanya gue jadiin pemeran tambahan :))

Makasih yang udah baca dan vomment♥ dan yang jadi dark readers pula.

Jan lupa vomment yaww.

Makasihh♥

16 April 2017

Silent (Matthew Espinosa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang