Back to bali

536 49 0
                                    

Hamly POV

pagi-pagi buta kuputuskan untuk bejalan-jalan di sekitar pantai, hari ini aku berencana melihat matahari terbit dari sana untuk menenangkan suasana hatiku. sengaja tidak bialngbilang pada Edwin karena dia pasti hanya akan merecokiku dengan banyak pertanyaan.

sudah setahun sudah aku berada di pulau dewata ini, aku pindah ke kampusnya Edwin. sekarang dia mah enak soalnya sudah selesai skripsi. tinggal tunggu wisuda doang hufftt... aku masih harus berjuang untuk menyelesaikan studyku.

pagi ini suasananya sangat menyenangkan. selama di bali ini banyak yang berubah. aku tak pernah menghubungi siapapun dari masa laluku. tidak teman-temanku, tidak sahabatku Dena, dan tidak kak Rivan. haha tentu saja mereka berdua mungkin sudah bahagia sekarang. aku hanya tak ingin menjadi pengganggu dalam hubungan mereka.

seperti yang sudah ku bilang.

Banyak yang sudah berubah.

terlalu asiknya aku menghayal ternyata sudah hampir jam 7.

"woy... lagi-lagi lu kesini ninggalin gue. seneng banget sih menyendiri" ucap seseorang sebal.

"kalau gue ngasih tau, pasti lu mau ngikut. ini aja lu nggak gua kasih tahu lu udah nempel gini." kataku acuh masih fokus menatap deburan ombak. pantai ini juga perlahan mulai ramai.

"hamly sayang nggak boleh gitu sama yayangnya." katanya mengusap kepalaku. dasar kelakuaanya sama sekali tidak berubah sejak setahun aku mengenalnya.

"well, gangguin gue terus gue pastiin lu nggak bisa dapetin cewek yang lu incer" kataku cuek.

"gak bisa hamly saang. malah lo itu kunci gue dapetin dia." katanya masih mengelus rambutku

"maksudnya ?" tanyaku penasaran.

"lu bakal tau nanti." katanya lalu memelukku dari belakang. ini sudah menjadi hal yang biasa untukku. tidak, aku hanya menganggapnya sebagai seorang kakak. tidak lebih ! begitupun dia. akhir-akhir ini dia selalu menyelinap ke kostku untuk curhat masalah gadis yang sudah setehun ini dia sukai. tentu walau aku menjadi lebih ketus dan cuek tapi aku tetap menyayanginya.

ah sebagai seorang kakak. selama disini Edwinlah yang menjagaku, jadi bisa dibilang aku berhutang budi padanya.

Drrtttt

Drrrttt

handphone di saku ku bergetar.

"halo"

"..."

"aku di pantai. bersama Edwin"

"..."

"tentu"

"..."

"baiklah"

"..."

"tidak"

"..."

"oke. 2 jam lagi aku kesana"

"..."

"I love you too" ucapku akhirnya lalu memutus panggilan itu.

"cih. serius ? berpacaran dengan wanita seperti itu ? heol kelakuannya saja sangat jelek" kata Edwin ketus.

"dan wanita yang lo bilang kelakuannya jelek itu pacar gue." balasku tersenyum. yup Anya yang baru saja menelponku adalah kekasihku. kami sudah 2 bulan menjalin hubungan, mungkin akan kukatakan lagi banyak yang berubah.

Edwin memutar bola matanya bosan.

"dan gue yakin lo nggak cinta sama dia" katanya ketus lalu memelukku lagi dari belakang. "apa lo nggak tersiksa ? dia mengekang lo pake banget" lanjutnya.

Fade Out (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang