whateverlah

45.6K 1.5K 33
                                    

minggu minggu ini aku beneran ga bisa mikirin apa yang harus aku tulis. dan untunglah ada libur hari jumat, jadi aku bisa sedikit ngerefresh pikiranku biar sedikit dapet inspirasi.

dan jadilah chapter ini ...


=====+++++====

Bosan. Keadaan itulah yang terjadi setiap pelajaran matematika. Gila aja, masak tiap ketemu nih pelajaran bahasnya angka doang, kayak ga da materi laen aja. Huft..

Akhir akhir ini hidupku terlalu rumit dan kacau. Ini semua karena dino sialan!! G rela banget dia ngerusak hidupku. Huaaa…. Pusiinggg!!! Kudu gimana pula aku harus ngalahin dia!!

Omaigat, kepalaku bener bener sakit mikirin hal ini. Aku meletakkan kepalaku diatas meja. Aku mulai memejamkan mata dan mengulang kembali kejadian akhir akhir ini. Rasanya seperti nonton film horror dan dino adalah setannya.

Samar samar aku merasakan seseorang menggoyang goyang lenganku. Seketika aku tersadar dan kepalaku mulai bangkit dari meja.

“lova, bangun lova, lihat” kata icha histeris. Sontak aku terkaget dan menoleh kearah icha yang duduk di sebelahku.

Aku melihat tangan icha menunjuk sesuatu yang berada di depan kelas. Mampus gila kalo itu adalah guru yang sedang melotot ke arahku. Dengan perlahan aku menoleh kedepan dan benar benar sangat mengejutkan ketika aku melihat seorang gadis yang sedang memperkenalkan diri di depan.

“perkenalkan namaku Luna Anastasya dan kalian bisa panggil aku Luna. Salam kenal semua”

Omaigat, itu Luna. Mantannya dino. Apa yang dia lakukan disini??? Kekagetanku membuatku seperti orang bego’. Mataku melotot ga percaya mulutku terbuka lebar seakan ingin mengatakan sesuatu tapi tak sepatah katapun keluar.

“lova sadar” kata icha sambil menepuk pundakku.

“ dino? Luna? Itu? Dia? Di kelas??” tanyaku dengan kata kata tak beraturan.

“hei,,heii..calm down, iya itu luna mantannya dino. Dia pindah kesekolah kita..” belum sempat icha menyelesaikan kalimatnya tapi aku main serobot dengan histeris.

“ dan dia satu kelas ma kita??”  tanyaku panic.

Icha hanya mengangguk sambil mengelus elus rambut panjangku yang tergerai berantakan karena tertidur di meja tadi.

Kemudian bu mira guru matematikaku mempersilahkan Luna duduk di bangku kosong di depanku. Perlahan luna berjalan mendekat kearah bangku di depanku. Tanpa sadar aku menahan napas panjang dan tak kuasa untuk membuangnya.

Luna adalah satu satunya penghalang terberatku untuk mendapatkan dino dulu, dia adalah sosok cewek yang super cantik, super perfect dan  idaman semua cowoklah pokoknya. Tapi dia adalah cewek iblis super sombong dan sok baik.

Dia memperlihatkan senyum sinisnya padaku. Aku mencoba setenang mungkin membalas senyum itu dengan tatapan merendahkan.

“hai.. lovalita, lama tak bertemu yah?? Sekarang kau terlihat makin kacau” katanya penuh dengan kesombongan.

“oh yeah?? Ku rasa kau lebih kacau. Oh ya..Kalo ga salah kita terakhir bertemu itu, waktu loe diputusin ma dinokan karena loe ketauan selingkuh kan. Wah menyenangkan sekali waktu itu.” Kataku mengejek.

“dino, maafkan aku. Aku tak bermaksud menyakitimu. Plis, jangan putuskan aku..hahaha” ejeku sambil menirukan perkataan luna waktu itu.

“waw tak kusangka cewek sebodoh loe bisa mengingat kata kata itu” katanya dengan santai sambil berbalik mengahadap depan.

You are the only oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang