Hari terus terulang, pagi yang ditemani dengan matahari juga langit malam yang penuh dengan bintang. Seharusnya aku berterima kasih kepadaNya, telah menciptakanku menjadi seorang manusia yang sempurna dan merasakan langit yang indah ini.
Bohong! Kenapa aku harus hidup, kenapa kau tidak ciptakan aku sebagai tanah atau air saja. Hidup seperti apa ini?
"Lebih baik kamu ambil rokok di atas meja cepat!!" teriakkan itu terdengar sangat jelas di telingaku.
Aku mencari benda yang terbungkus kotak itu di kamarnya. Dan bergegas memberikan pada dia, ayahku.
Seperti lelucon, ayah seperti apa dia. Aku muak sekali mencium asap dari mulutnya, lebih tepatnya aku sangat muak melihatnya!!"Anak kurang ajar, jika aku menyuruhmu ambil. Maka bergerak lah dengan cepat. Lamban sekali. Apa jarak dari ruang tamu hingga kamar sangat jauh" setelah puas memarahi ku karena hal sepele.
Dia terdiam, ah tidak!! ayahku memukul kepalaku dengan keras. Menamparku, juga mendorongku hingga aku terjatuh. Bukan hal yang perlu dia khawatirkan bila wajahku berlumur darah. Akupun begitu, malam seperti ini hampir setiap hari aku lewati.
Jika sebelumnya kalian mengira aku anak brengsek yang tidak menghargai hidup juga membenci ayahku sendiri, mungkin sedikit meleset.
Apa kalian ingin tetap hidup jika melewati keseharian seperti ku? Inilah hidupku, bukankah menjadi air atau tanah lebih baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
White Night
De TodoChelin, gadis cantik berambut coklat. Hidup tanpa seorang ibu. Ayahnya memperlakukan dia tidak baik. Hingga suatu hari, saat terbangun. Dia tidak dapat melihat dunia dengan sempurna lagi. Chelin bertemu dengan seorang laki-laki yang juga memperlaku...