kembalinya cahaya

19 4 0
                                    


Warn:vote dulu yaa

Ia terbaring tak berdaya.tak memperlihatkan tanda tanda kehidupan.dan tak melihat secercah cahaya yang menantinya. Semua orang terdekatnya datang,tapi tak tersambut dengan benar. Bahkan beberapa menangisi hari itu,esoknya dan lusa nya. Tapi dibalik itu semua seseorang justru berbahagia karenanya. Merayakan hari itu,esoknya dan lusanya.

Kini,ia masih terbaring lemah. dan hanya ada satu orang yang menemani ketidak berdayaannya. Seseorang yang benar benar menyayanginya.seseorang yang menginginkan keberadaannya. Seseorang yang tak pernah berhenti berharap karenanya.

Halmeoni,sosok yang menanti kehadiran Arin yang kini terkulai di kasur rumah sakit Citra Kasih,Jakarta. tak henti setiap waktu ia mendoakan cucunya itu. Setiap hari,Ryu,Rizki,Rio juga Nala menjenguknya dengan harapan sesampainya disana sosok itu tersadar.

tidak terkecuali Nathan yang juga setiap hari selalu datang membawakan bunga mawar putih ke rumah sakit itu. Ia tak hentinya meminta maaf kepada gadis itu maupun halmeoni. Dan setiap ia datang untuk meminta maaf,Nathan selalu menitikan air matanya. Halmeoni memaafkan Nathan karena halmeoni tau ini bukanlah kesalahan pria itu.

Satu bulan berlalu dengan cepatnya. Tapi sosok itu juga belum sadarkan diri dari tidur panjangnya. Halmeoni memasuki ruangan VIP itu sambil membawa buah buahan segar.kemudian ia duduk disamping ranjang tempat cucunya itu berbaring. "Arin,halmeoni bawa buah buahan kesukaanmu,,apa kamu ga bakal bangun?ini sudah sebulan sejak kamu tidur" ucap halmeoni sambil mengusap puncak kepala Arin dengan lembut. Tak lama kemudian,ia kembali meneteskan air mata. "Halmeoni kangen sama kamu Ariiin...hksss" ucap Halmeoni terisak. Beberapa jam kemudian,Ryu datang ke ruangan Arin. "Permisiii,,halmeoni,Arin bagaimana?" Tanya Ryu sambil memasuki ruangan. "Masih sama seperti kemarin" ucap halmeoni datar. Kemusian Ryu duduk disamping ranjang besar itu dan menggamit tangan yang dingin milik Arin. "Hey,apa kabar?lo yakin gamau bangun Rin?emangnya lo gak kangen sama gue?gak kangen sama Nathan?gak kangen sama halmeoni lo?" Tanya Ryu sambil menatap wajah Arin yang masih menutup matanya.

Ryu menggenggam erat tangan Arin dan mencium punggung tangan itu lembut sambil terus menitikkan air matanya. Sesaat kemudian,ia merasakan sesuatu bergerak lambat. Ryu menghentikan tangisnya dan menatap lengan Arin. Entah itu sebuah halusinasi atau bukan,tapi Ryu yakin lengan itu bergerak. Ia memanggil halmeoni tanpa mengalihkan pandangannya pada lengan Arin. Halmeoni ikut terkejut melihat lengan Arin yang semakin lama pergerakannya semakin kuat. "A-ariin,ariiin" panggil halmeoni sambil menggenggam lengan Arin.

Arin mengerjapkan matanya.ia merasakan tubuhnya kaku. warna langit langit itu menyilaukan matanya.ia menarik nafas mencoba mencium aroma ruangan itu. Hal yang pertama ia lihat adalah sosok wanita tua dan seorang pria yang terlihat habis menangis. Arin tidak tau sejak kapan ia tertidur,yang ia rasakan setelah ini adalah hampa.

Dokter memasuki ruangan serba putih itu dan memeriksa tubuh pasiennya.setelah yakin dengan diagnosanya,dokter itu tersenyum dan keluar ruangan.

"Bagaimana dok?" Tanya halmeoni penuh harap. "Keadaannya semakin membaik.dengan dua minggu melakukan terapi,kemungkinan besar dia akan cepat pulih." Ucap dokter itu sambil tersenyum. dokter itu menyodorkan tangannya. "Selamat atas sadarnya cucu anda" ucap dokter itu tanpa melepas senyumannya. Halmeoni membalas uluran tangan sang dokter dan berterimakasih padanya. Awalnya halmeoni merasa aneh,karena dokter yang ia temui hari ini bukanlah dokter yang merawat Arin. Tapi halmeoni tanpa berfikir panjang,asalkan cucu nya itu baik baik saja,ia tak masalah dengan dokter manapun.

Setelah melepas jas dokter dan membuangnya,ia mendecakkan lidahnya kasar. Setelah bersuka ria selama sebulan ini,justru dia mengalami hal yang menurutnya buruk. "Kenapa tidak kubunuh saja dia?!" Ucapnya pada diri sendiri. Ia kembali mendesis dan menopang dagunya sambil berfikir keras. Tak lama kemudian ia kembali menunjukkan senyum liciknya. "akan ku buktikan aku bisa melukainya".


Oke guys,jangan lupa vote dan comment ya😊

The Strongest Of The Most PowerfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang