Sosoknya kembali hadir

18 4 0
                                    

Warn: maaf kalo banyak typo
-------- --------- -------- -------------------------
    "Udah berapa lama gue tidur?" Tanya Arin dan mendudukkan dirinya. Kedua orang itu menatapnya heran sekaligus terharu,Arin masih menatap dengan tatapan bingungnya.

Kemudian Ryu mendekatkan dirinya dan memeluk gadis itu kepelukannya.Arin sempat tersentak kaget namun ia mendiamkan perbuatan Ryu."makasih udah denger gue Rin" ucap Ryu berbisik tanpa melepaskan pelukannya. Halmeoni yang melihat mereka berpelukan,hanya tersenyum bahagia.

Tepat pukul 20.00 malam,ruangan Arin dipenuhi banyak penjenguk. Ryu,Nathan,Rizki,Rio juga ada Nala dan Giselle.mereka datang dengan membawa banyak makanan.Arin sebenarnya agak risih dengan kehadiran mereka semua,tapi ia tidak mau merusak suasana yang ia akui cukup menghangatkan.

Setelah hari semakin larut,barulah para teman temannya itu berpamitan untuk pulang kerumahnya masing masing.Arin juga sudah lelah dengan hari ini. Halmeoni mendekat dan duduk di sebelah tempat tidur Arin. "Arin,halmeoni sangat senang kamu udah sadar..kamu lumayan lama tidurnya,,bikin halmeoni khawatir" ucapnya yang kemudian mengecup pincak kepala cucunya itu.

"iya halmeoni,mending sekarang halmeoni pulang aja,Arin gapapa ko sendiri" ucap Arin sambil tersenyum lembut. Halmeoni menatap dalam cucunya itu dan tersenyum lemah. "Baiklah,halmeoni akan pulang.dan besok,halmeoni akan kembali menemanimu terapi" ucapnya datar dan mengambil tasnya. "Halmeoni pulang yah" ucapnya dan memeluk Arin. Arin membalas pelukan halmeoni dan menatap kepergian halmeoninya. Setelah ruangan cukup sepi,Arin mulai mengantuk dan menutup matanya.

                           ***

Ruangan itu gelap,hanya menampakkan seorang gadis yang tampak tertidur pulas diatas tempat tidur itu. Dia memegang sebilah pisau ditangan kanannya dan mencoba mengendap endap agar gadis itu tidak bangun.

Namun sialnya,gadis itu merasakan kehadirannya dan membuka matanya kemudian melihat kearah yang ia curigai.karena ketahuan,dia maju dengan cepat ke arah Arin dengan pisau yang siap menusuk kearahnya. Dengan sigap,Arin berguling dan terjatuh dari tempat tidur. "Akhhhshh" desah Arin kesakitan. Dia langsung kearah Arin terjatuh dan menodongkan pisau itu ke wajah Arin.dengan sekuat tenaga yang ia punya,Arin berusaha menahan benda tajam itu agar tidak terhujam ke arahnya.

Karena sudah 3 minggu Arin tak sadarkan diri,sarafnya masih lemah sehingga ia kesulitan melawan. "Aaaaaah" jerit Arin kencang sambil terus menahan pisau itu. Dia menarik pisau itu dan menghujamkannya ke perut Arin. Arin menjerit kesakitan dan menahan darah yang keluar dari perutnya.setelah puas,Dia segera bergegas keluar dari ruangan itu sebelum ada yang melihat keberadaannya. Arin mengerang kesakitan dan mencoba menggapai bel yang berada tak jauh dari tempatnya berbaring saat ini.

"aakkhh..heh..huhhh" erang Arin sambil terus menggapai bel.setelah terambil,ia menyalakan bel itu dan tak lama setelah itu,semuanya menggelap.

***

Arin kembali membuka matanya.ia langsung merasakan perihnya yang sangat sakit. halmeoni yang berada disampingnya menatap Arin sambil menangis dan kemudian memeluknya. "Ariiiin,mianhe..halmeoni harusnya tidak meninggalkanmuuu..hkss..maafkan halmeoni Ariiin" ucap halmeoni sambil terisak isak. Arin mencoba menenangkan halmeoninya dengan mengusap punggung halmeoni yang sedang memeluknya. "Gwencana halmeoni,,ini bukan salah Halmeoni..sudahlah" ucap Arin. Halmeoni melepaskan pelukannya dan menggenggam lengan cucunya. "Maafkan halmeoni sayang,halmeoni tidak becus menjagamu..halmeoni sangat menyesal.."ucapnya dan mengusap pipi Arin lembut. Arin mengusap airmata halmeoni dan tersenyum lemah. "Sudah jangan menangis lagi halmeoni,bukankah halmeoni mau menemaniku untuk terapi jalan?" Tanya Arin. "Apanya yang terapi jalan?kamu baru saja terluka!dokter bilang hari ini kamu terapi yang mudah mudah dulu,sebentar lagi dokternya datang." Ucap halmeoni dan mengusap puncak kepala Arin pelan. Arin tersenyum menampakkan deretan giginya yang putih.

                           ****

   Setelah dua minggu menjalani terapi di rumah sakit,akhirnya Arin diperbolehkan pulang kerumahnya.kembali menjalani aktivitas kesehariannya,bersama teman-teman yang ia miliki kini. Hari terasa sangat cepat berlalu,entah mulai dari kapan Arin memulai sebuah hubungan pertemanan. Ia sendiri tak terlalu memikirkan hal itu,selama itu tak membuatnya ketergantungan.

Arin berjalan gontai memasuki kelasnya. "Ariin!!" Panggil Nala antusias yang ta k digubris oleh Arin. "Lo gapapa?muka lo masih pucet noh" ucap Ryu sambil menghampiri Arin. "Bukan urusan lo" ucap Arin dan duduk ditempatnya.kemudian ia mengambil headset dan memasangnya. "Pagi pagi udah nge-demus aja lo" ucap Nathan sambil menarik headset yang dipakai Arin dan duduk disampingnya. Ryu terbelalak melihat tingkah Nathan yang spontan itu. Ia mengepalkan tangannya dan memhampiri Nathan. "Nath!anterin gue pipis yuk!" Ajan Ryu sambil menarik tangan Nathan. "Apaan sih?! Sono pipis sendiri!" Ucap Nathan dan menghentakkan lengannya. "Gamau,takut gue,,ayo anteer" racau Ryu yang membuat Nala terkekeh geli. Ryu kembali menarik Nathan,kali ini dengan sekuat tenaga sampai akhirnya Nathan luluh.

"Arin,lo udah gapapa kan?" tanya Nala dan duduk disebelahnya. "Apa tadi? LO?! sejak kapan kita berteman?" Tanya Arin sinis. Nala mengerutkan dahinya. "Jadi menurut kamu,hubungan kita ini apa kalo bukan temen?trus kamu anggap apa Ryu sama Nathan yang dengan senang hati ngejenguk kamu waktu kamu sakit?trus aku harus ngapain supaya jadi temen kamu Rin?!aku ga habis pikir sama kamu!" Hentak Nala dan pergi meninggalkan kelas dengan airmata yang terbendung. Arin menatap kosong kepergian Nala. 'Apa gue berlebihan ya?' Batin Arin. ia merasa tak enak dengan Nala. Ini kali pertamanya lagi Arin merasakan rasa bersalah pada seseorang. Biasanya,meskipun ia yang bersalah Arin tak pernah merasa bersalah atau bahkan meminta maaf. Tapi kali ini,ia seperti harus meminta maaf. Tapi gengsinya lebih besar dibanding hatinya.

saat pelajaran dimulai,Arin tak melihat sosok Nala di dalam kelas. Ia makin merasa bersalah karenanya. "Nalaila?" Absen guru sejarah.tapi tak ada jawaban. Arin bangkit dari tempatnya duduk dan pergi keluar kelas. "Arin!mau kemana kamu?heii!" Panggil guru sejarah yang tak digubris Arin. Ryu dan Nathan menatap heran kepergian Arin dengan penasaran. "bu saya ijin ke toilet!" Ucap Ryu dan Nathan bersamaan. guru sejarah itu menatap tajam kearah mereka. "NO!" tegas sang guru sejarah yang membuat mereka berdua bungkam seketika.

Arin mencari Nala kedalam toilet,tapi tak tampak keberadaannya.kemudian ia ke belakang sekolah dan menemukan sosok itu terduduk dibawah pohon yang rindang sambil menelungkupkan kakinya. Arin segera menghampiri Nala. "Nal" panggil Arin pelan. Nala mendongakkan kepalanya dan cukup terkejut dengan kedatangan temannya itu. "A-ariin" ucap Nala terbata. Arin duduk disebelah Nala dan ikut menelungkupkan kakinya Kemudian menghela nafas pelan. "Lo tau,kenapa gue ga pengen punya temen?"tanya Arin lebih kepada diri sendiri. Nala menatap sendu sosok disampingnya. "Karena mereka ga setia. Mereka hanya berteman karna harta dan tahta. Ketika tahtanya runtuh,seseorang tidak bisa dianggap seorang raja bukan?" Ucap Arin dan menatap mata Nala yang terliahat lembap. "Hhhh,biasanya gue gapernah ngatain ini,tapi maaf soal tadi" ucap Arin menundukkan wajahnya. Nala membulatkan matanya. "Apa?" Kejutnya. "Gaada pengulangan,dan sekarang nona Nalaila,maukan kau menjadi pendampingku?" tanya Arin menggamit tangan Nala. Sesaat kemudian Nala tersenyum lemah. "Apa siih" ucap Nala dan mendorong Arin pelan. "He-hahhaaahaha" tawanya bersamaan.

Sejak saat itulah,mereka memulai sesuatu yang baru.sesuatu yang sulit dimiliki seseorang. Hubungan yang dengan sendirinya menguatkan satu sama lain.hubungan yang lebih dari sekedar teman. Arin berjanji pada dirinya sendiri,ia akan melindungi orang orang yang berarti baginya mengingat belakangan ini ada seseorang yang menginginkan kematiannya. Arin tau,akan ada waktu dimana dia harus berkorban demi teman temannya.dan dia telah menerima konsekuensi itu.

Holaaa!😊 aku baru up lagi nih..lets reading guys😁
Jangan lupa vote dan comment nya yaa😄

Ulpahwidiawati2

The Strongest Of The Most PowerfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang