“Aku baru mengenalmu hari ini, jadi aku berharap kamu mengerti perasaanku yang sedang belajar untuk mengenalmu lebih jauh.”
Chapter 3
“Rei oppa! Kamu jahaaaat!!!” tangis Caca karena dimarahi Rei. Caca kemudian berlari meninggalkan Rei bersama teman-temannya.
“Rei, Caca itu minta loe perhatiin. Kasihan dia tiap hari nungguin loe selesai latihan basket eh tahunya loe malah langsung ngeloyor pergi sama yang laen. Kurang apa loe coba! Tiap hari dia nungguin loe sambil bawa handuk sama botol minum buat loe. So sweet abis! Dipitain lagi! Bayangin pengorbanan dia tiap malem mitain handuk loe” cerocos Joe kaya kereta api gak punya rem.
“iya gue tahu. Gue Cuma mau nuntut dia jadi dewasa dikit aja. Caca terlalu manja. Dia harusnya lebih bisa ngerti gue juga. Gue juga butuh sedikit privasi dan gak diikutin kemanapun gue pergi.” Ucap Rei dengan tegas.
“loe gak bisa Rei nuntut Caca supaya dia jadi seperti Nadia!” jawab Joe dengan emosi
“Jangan loe bawa-bawa Nadia ke masalah ini. Ini murni karena kemanjaan Caca yang berlebihan gak ada hubungannya dengan Nadia.” Jawab Rei yang kali ini benar-benar emosi karena Joe.
“loe beruntung punya cewek kaya Caca yang pemaaf dan tahan sama loe. Mungkin setengah jam lagi Caca bakal balik ke loe dan minta maaf untuk sesuatu yang bukan salahnya seperti yang sudah-sudah.” Jawab Joe yang kemudian pergi meninggalkan Rei yang termenung di lapangan dan mulai menyadari maksud dari ucapan Joe. Ya. Dia memang sudah keterlaluan terhadap Caca.
Sudah 3 bulan berjalan sejak Rei dan Caca mulai pacaran (kenal). Puluhan pertengkaran sudah terjadi di antara mereka. Tentu saja penyebabnya hanya satu. Caca yang manja dan kurang dewasa. Selama mereka pacaran belum pernah pergi untuk ngedate sekalipun karena Rei selalu menolak dengan alasan sibuk latihan, belajar, atau acara keluarga. Namun penyebab pertengkaran kali ini berbeda dengan yang biasanya. Rei menolak untuk memperkenalkan Caca ke keluarga Rei. Padahal Caca sudah sangat ingin mengenal keluarga pacarnya sama seperti teman-temannya ke keluarga pacar-pacarnya masing-masing. Setiap kali mereka bertengkar, selalu saja Caca yang meminta maaf kurang lebih 30 menit setelah Caca meninggalkan Rei. Teman-teman sekolah mereka pun sudah merasa tidak asing lagi dengan pertengkaran mereka yang hampir terjadi setiap hari itu.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
“Tania!!” ucap Caca sambil berlari ke arah Tania dengan wajah penuh air mata.
“Ca!! Lo kenapa nangis lagi? Gue heran sama loe. Rei itu ga ada bagus-bagusnya, well, tampang doang. Dia cuman bisanya bikin loe nangis tiap hari. Loe putusin aja si Rei! Cowok macam apa dia! Gak malu apa gak bisa bikin ceweknya bahagia malah yang ada ceweknya nangis mulu gara-gara dia!” kata Tania dengan emosi sambil mengusap-usap punggung temannya yang sedang menangis tersedu-sedu itu.
“gak Tan.. gue yang salah, bukan Rei.. gue yang manja gak bisa dewasa.” Jawab Caca di sela-sela tangisnya.
“loe terlalu baik Ca buat tuh cowok. Cup cup... jangan nangis Ca. Anak baik gak boleh nangis. Cup..cup..” kata Tania menenangkan Caca.
“Gue harus temuin Rei, gue harus minta maaf sama Rei, gue tinggal dulu Tan.” Kata Caca dengan mata masih sembab dan jalan tertatih-tatih.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- -
“Rei oppa, aku minta maaf, aku yang salah, aku terlalu manja” kata Caca yang menangis sambil berlari menuju ke arah Rei.
“Sudahlah aku juga salah. Ayo kita pergi saja dari sini.” Ucap Rei yang untuk pertama kalinya mengajak Caca pergi ke suatu tempat entah untuk ngedate maupun keperluan lain dan berhasil memperoleh kebingungan dari Caca.
comment and vote :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just say it to me
Teen Fiction“Rei!! Aku Carista dari kelas XI IPS 2. Aku suka sama kamu dari pertama kali aku ngelihat kamu main basket. Kamu mau gak jadi pacar aku?” ucap Caca dengan percaya diri dan berbunga-bunga. “Percuma loe Calista...” jawab Joe ke Caca sekedarnya "nama...