“Sudahlah aku juga salah. Ayo kita pergi saja dari sini.”
Chapter 4
“Tania, gue pake baju apa ya buat ngedate nanti? Tania? TANIA!?”
“gue disini Ca. Loe pake ini deh!” kata Tania sambil menunjuk baju berwarna cream dan rok selutut berenda berwarna putih dan ada pita di depannya.
“ahh!!! Kamu memang jenius banget tan-tan” Caca mencubit pipi sahabat terbaiknya itu dengan gemas.
2 hari sudah berlalu sejak pertengkaran mereka, Rei pun mulai berubah. Setelah pertengkaran itu berakhir, Rei mengajak Caca makan bersama. Dan hari ini mereka merencanakan ngedate resmi mereka untuk pertama kalinya selama 3 bulan ini dan tentu saja Caca sangat antusias.
TIN-TIN! Suara mobil Rei terdengar dari luar rumah Caca. Caca langsung bergegas menuruni tangga dari kamarnya di lantai dua menuju ke pintu depan rumahnya. Saking antusiasnya, Caca terjatuh dan kakinya terkilir namun semua itu diabaikannya. Ya. Tentu saja supaya tidak membuat Rei menunggu terlalu lama.
“Rei oppa, apa kau sudah menunggu lama?” tanya Caca
“Ah nggak kok. Ayo naik. Kita mau pergi ke karnaval di alun-alun kota.” Jawab Rei
Caca agak kaget mendengar ucapan Rei. Dia merasa salah saltum alias salah kostum. Tapi yah, kemanapun asal bersama Rei semuanya pasti menyenangkan. “Ayo!” jawab Caca antusias.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - -
“Rei oppa, kita gak gandengan kaya couple yang lain? Nanti kita terpisah” tanya Caca pada Rei
“Kan ada handphone. Ayo!” kata Rei sambil berjalan di depan Caca
Kenapa Rei tidak memuji pakaiannya dan Rei juga tidak mau menggandeng tangannya adalah sedikit dari banyak pertanyaan yang terlintas di benak Caca. Kaki Caca yang terkilir membuat Caca jalan tertatih-tatih sehingga tanpa ia sadari Rei sudah jauh meninggalkannya di depan. Ia terpisah dari Rei. Caca pun panik melihat banyak lelaki memandangnya dengan pandangan nafsu. Caca yang panik berusaha menelpon Rei tapi apa daya sinyal hapenya sangat buruk, Caca pun tak bisa menghubungi Rei.
“REI?? REI? Kamu dimana??” Teriak Caca sambil mencari Rei kesana kemari. Sementara itu kakinya semakin sakit hingga akhirnya ia tak kuat lagi berjalan sehingga ia memutuskan untuk duduk saja di warung kopi di karnaval itu. Mata Caca pun mulai sembab karena ingin menangis. Tiba-tiba ia ditarik oleh orang di sampingnya.
“Sendirian ya? Sini sama om aja..” kata om-om di sebelah Caca
Caca yang tidak menanggapi si om tersebut semakin membuat om tersebut berani menyentuh Caca. Caca pun marah dan berteriak kepada om tersebut “Kurang ajar loe om-om gatel udah tua sok kecakepan! Minggir gak loe!!” Caca pun melepas salah satu heels yang dipakainya dan bersiap untuk memukulkan ke om-om itu. Om itu pun ketakutan dan pergi meninggalkan Caca yang sembab berair mata.
Caca duduk termenung di kursi sementara karnaval sudah hampir berakhir dan sudah banyak pengunjung yang pulang. Tak lama kemudian hapenya berbunyi.
“CACA?? Loe dimana?! Gue udah cariin loe dimana-mana!” Rei bertanya dengan panik
“Aku duduk di warung kopi” jawab Caca dengan suara lemah
“tunggu aku disana. Jangan kemana-mana!” perintah Rei
Setelah Rei bertemu dengan Caca, Caca langsung berdiri untuk memeluk Rei namun akhirnya ia terjatuh karena kakinya yang memang sudah tidak kuat lagi berdiri.
“Maafin aku Ca. Seharusnya memang aku menggandeng tanganmu dari awal supaya tidak terjadi hal seperti ini. Dan lain kali kamu harus bilang kalo kakimu terkilir.” Kata Rei pada Caca dengan lembut. Rei pun menggendong Caca.
“iya.. terima kasih Rei oppa..” jawab Caca sebelum ia akhirnya tertidur pulas di gendongan Rei.
comment and vote :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just say it to me
Genç Kurgu“Rei!! Aku Carista dari kelas XI IPS 2. Aku suka sama kamu dari pertama kali aku ngelihat kamu main basket. Kamu mau gak jadi pacar aku?” ucap Caca dengan percaya diri dan berbunga-bunga. “Percuma loe Calista...” jawab Joe ke Caca sekedarnya "nama...