Day -1

184 3 0
                                    

Prolog

"Seandainya lu udah nggak nyaman, mau gimana lagi. Masa mesti dipaksa." Elvira meletakkan jus di atas meja, mengangkat rok putihnya dan duduk di kursi kantin.

Farrel menatap wajah Elvira datar sebelum menghela napas. "Gampang ngomongnya, El."

"Nggak, nggak, sekarang gini deh." Mulai Elvira. "Lu masih suka sama Revan?"

"Suka..." Cicit Farrel. "Tapi gua nggak ngerti."

"Nggak ngerti gimana?"

"Beda. Sukanya beda sama dulu." Farrel menjauhkan mangkok soto yang sudah kosong. "Au ah, ribet sial." Ia berdiri dan mengambil mangkok kosongnya.

Elvira mendengus kesal. "Gimana bisa selesai masalahnya kalo lu lari mulu, bego."

******
"Van, Sabtu main futsal sama anak-anak kuy." Fauzan mengelap dahinya dengan punggung tangannya.

"Kuy lah." Angguk Revan, menendang bola ke gawang kencang, menyebabkan resonansi dentingan besi gawang yang memekakan telinga. "Eh Sabtu gua ngajak Farrel jalan, anjir."

"Yah elah lu. Minggu dah."

"Nggak, Sabtu ae. Jalannya aja yang gua batalin." Sahut Revan.

"Lah tumben. Biasanya lu batalin rencana apapun demi jalan sama Farrel." Fauzan mengerutkan dahi.

"Lagi males aja."

Revan duduk di tribun, mengambil botol air Fauzan dan meminumnya.

"Ada apaan sih lu sama Farrel? Keknya ada yang nggak beres."

Revan mendongak, menatap Fauzan jengah. "Yah elah, bukan urusan lu juga."

"Kan maksud gua baek ya, nanyain. Siapa tau gua bisa bantu."

Revan menghela napas, menyandarkan punggungnya. "Nggak ada apa-apa, sebenernya. Nggak berantem. Masih normal normal ae. Tapi gimana ya...." Ia mengacak rambutnya. "Beda aja rasanya. Kek, gua nggak sesuka dulu ke Farrel."

"Bosen?"

"Kagak tau."

"Ya udah, putuslah."

"Gua nggak sesuka dulu, tapi masih suka pea."

"Ya gimana, break dulu kali?"

Revan terdiam. "Mungkin. Au ah, ribet." Ia berdiri. "Balik gua."

"Nebeng dong."

"Ogah."

"Yah elah, gitu temen."

"Rumah lu kan ke sana anying. Gua ke sono." Kedua tangan Revan menunjuk arah yang berbeda.

"Kan rumah gua deket. 10 menit doang palingan."

"Iye iye dah. Recet lu."

"Gitu dong, baru temen."

"Najis."

That day, when everything began to fall apart.

7 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang