Memang nyatanya akhir-akhir ini Pinka terlihat lebih dekat dengan Satria, dia tidak peduli lagi dengan sahabat-sahabatnya.Bahkan beberapa waktu lalu dia sempat membujuk Rasti untuk bergabung dengannya, untung saja rasa persahabatan Rasti sangat kuat jadi dia menolak tawaran Pinka.
***
Didepan papan pengumuman segerumbulan siswa sedang berkumpul, aneh memang tidak biasanya pagi-pagi sekali tempat tersebut didatangi siswa. Tertera jelas disana bahwa,
Pengumuman :
Telah diresmikan hubungan
Satria
&
Pinka
Longlast buat kalianDeng... pengumuman itu sontak membuat Shela sperti tercekik, bagaimana tidak Pinka ternyata lebih berhasil meyakinkan perasaan Satria daripada dirinya.
Perasaan panas seperti terkena api seolah menyambar tubuh Shela, rasanya juga kaku tidak bisa bergerak. Dengan sigap Lintang menarik tangan Shela mengajaknya menjauh dari pusat keramaian, dan juga untuk menenangkannya.
Lintang tau betul perasaan Shela, bagaimana tidak Shela mengalami hal seperti ini kedua kalinya. Pertama Nadine sekarang Pinka, bagaimana Shela merasa Satria menyayanginya jika saat ini saja dia lagi-lagi meninggalkannya bersama yang lain.
Persahabatan mereka rusak karna ulah Pinka yang semakin menjadi. Apa lagi yang lebih buruk dari ini?
***
Shela POV
Ya ini yang gue rasain sekarang, hancur rapuh bahkan gue rasa runtuh. Janji dimulut cowok emang manis ya manis dimulutnya aja. Apa? Mana? Katanya selalu ada buat gue. Sekarang lo jadian sama Pinka. Yang bego gue atau lo sih Satria.
Gue udah mati-matian buat move on dari lo, eh tiba-tiba lo dateng lagi kasih janji manis pula. Terus dengan santainya lo deket sama sahabat gue terus lo jadian sama dia terus lo udah berubah sekarang.
Gue masih kurang sabar? Angga juga dateng lagi ke hidup gue, cuma dia aja belum sakitin gue lagi. Kalau lo mau Satria biar lo puas lo suruh Angga buat bikin gue tambah ancur. Biar lo puas bahagia lo.
Sabar sabar ini ujian..
Sabar Shela tahan emosi lo..Yah kan nangis lagi gue dasarnya emang kalau masalah hati gampang nangis. Untung aja Lintang cepet ngajak gue pergi, kalau enggak gue bisa mati kutu diliatin anak-anak kelas lain.
"tenangin diri lo Shel, anggap aja tadi itu angin yang lewat"
Lintang emang tau banget cara tenangin gue yang lagi syok-syoknya."Gue gak bisa anggap itu angin Tang, bahkan nanti setiap hari gue akan selalu liat mereka berdua" yaelah Shela gitu aja nangisnya tambah deres sih.
"Gue ngerti, menurut lo gue gak lebih sakit apa? Meskipun kemaren gue jalan sama Riza itupun gak cuma berdua kita rame-rame Shel. Dan lo tau dia kayak gak anggap gue banget"
"Hu hu hu. Kok jadi lo yang curhat?"
"Hais.. maaf deh keceplosan. Emang Riza gak anggap gue, dikiranya gue setan kali ya gak keliatan"
"Haha emang lo mirip sama setan"
"Nangis-nangis aja kali gak usah pake ngledek gue"
"Saka mana? Tumben gak keliatan"
"Saka ya? Apa itu.. a--anu dia tadi pergi kemana gue lupa"
Kenapa sih Lintang kok ngomongnya terbata-bata gitu. Gue jadi khawatir sama Saka.
"Eh bentar ada yang telfon gue nih Tang" dia ngangguk doang wajahnya agak pucet sih tiba-tiba.
Halo?
Halo, Shel bisa ketemu
Di Rumah Sakit Kusuma
Sekarang?
Gue AnggaNgapain lo nyuruh gue
Kesana?Udah gawat lo harus
Cepet kesini ini ada
Sangkut pautnya sama
Saka. Gue tungguHalo, halo Angga?
Sial."Lo udah tau Shel?"
"Apa? Soal Saka disana? Lo udah tau sebenernya? Kenapa lo diem aja. Oh pantesan gue tadi tanya lo jawabnya agak gagu"
"Sori gue gak bermaksut Shel, gue takut lo tambah sakit, tadi masalah Satria sekarang Saka"
"Gue mending lo jujur Tang dari pada lo bohong didepan gue!"
Gue emosi, tentu. Tanpa banyak pikir panjang lagi gue langsung menuju RS Kusuma gak terlalu jauh dari sekolah.
Gue liat Ayah sama Bundanya Saka didepan ICU begitu juga dengan Angga. Perasaan gak enak menyeruak didada gue, entah apa yang gue harus lakuin sekarang. Ternyata mama juga ada disana, kenapa mereka semua menangis? Ada apa sih ini?
"Tan ada apa sama Saka? Kok Saka gak pernah cerita sama Shela?"
"Saka bilang dia gak mau buat kamu sedih Shel, saka___"
Hening beberapa saat dan akhirnya sebuah fakta yang sangat sangat membuat Shela semakin tak berdaya.
"Saka terkena kanker sudah stadium akhir"
"Apa_____"
Tangis Shela semakin pecah, kenpa Saka bersikap seolah dia baik-baik saja. Seharusnya dia tidak perlu terlalu peduli dengan dirinya.
"Kita berdoa aja Shel semoga Saka cepet sadar. Dan bisa bareng-bareng sama lo" kenapa lo selalu ada saat gue Sedih sekarang Ngga? Kenapa?
Karena cuma pelukan dari lo yang bisa tenangin gue sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
Dla nastolatków-Berharap pada seorang yang membuat kita merasa nyaman. -Namun nyatanya kita sudah tidak lagi terlihat dimatanya. -Ketika sahabatmu menghambat perjuanganmu yang lama. -Semua seolah tidak mendukung apapun usahamu. -Apakah masih ada seorang yang pedul...