Lick

5.5K 705 88
                                    

"[Name]-chan, kau mau makan permen kapas?"

Ranpo menyodorkan sebatang permen kapas padamu. Kau menerimanya dengan alis yang saling bertaut. Tidak biasanya pria ini memberimu manisan. Yang kita bahas bukanlah hal yang biasa, kemungkinan adalah 0.0000000001% untuk pria di depanmu ini memberikan manisan yang ia punya pada seseorang. Termasuk kekasihnya.

Jadi, kejadian yang terjadi ini, menjadi sejarah untukmu selama 1 tahun menjabat sebagai kekasih Ranpo.

"Ini tidak ada racun kan," katamu dengan menatap horor pada permen kapas di tangan.

Ranpo mengerutkan alisnya dan mengambil tempat duduk di sebelahmu. "Tentu saja tidak."

"Kalau begitu terima kasih," katamu.

Ranpo mengangguk dengan senang. "Seharusnya kau berterima kasih yang banyak padaku."

Dengan gaya slow motion, kau sedikit mengambil sisi kapas dan memakannya. Dan rasanya, manis.

"Ne.. Ranpo-san, tumben sekali kau memberiku manisanmu," tanyamu penasaran dengan tingkah kekasih yang sedikit berbeda dari biasanya.

"Ah, ku dengar dari Dazai ini bis-" ucapannya terhenti dengan menggantung. Membuatmu sedikit penasaran dengan kelanjutannya.

"Bisa?"

"Makan saja!" perintah Ranpo mendadak. Kau memilih diam, kembali memakan permen kapas dan membiarkan detektif itu memerhatikanmu makan.

Kapas yang kali ini kau ambil sedikit terlalu besar, menyebabkan bagian paling ujung dari bibirmu sedikit terkena kapas. Lengket. Kau berusaha menjilat sudut bibirmu, lidahmu sampai. Hanya saja tidak menghilangkan lengket disana.

"Kau kenapa?" tanya Ranpo.

Jarimu terangkat, menunjuk kedua sudut bibir yang sedikit mengkilap. "Disini agak lengket."

"Mana coba kulihat." Ranpo mendekatkan diri ke arah wajahmu, bukan melihat yang detektif muda itu lakukan adalah menjilat ujung bibirmu.

"Hmm.. Manis," ujarnya.

Kau terdiam, tidak percaya apa yang baru saja kekasihmu lakukan. Tidak perlu menggunakan termometer, atau menempelkan tangan pada dahimu. Detektif itu tau jika suhu tubuhmu sudah naik. Terlihat dari wajahmu yang memerah bak kepiting rebus.

Ranpo memegang sudut bibirmu, sedikit menekan dengan menggunakan ibu jari. "ah masih agak lengket. Sini kubersihkan."

Ranpo kembali mendekat, kali ini mencium  bibirmu. Atau bisa dibilang melahap. Tidak ada reaksi penolakan darimu. Hanya saja, kau terlalu pasrah dan membiarkan Ranpo melakukan sesukanya. Toh, tidak selamanya pria itu akan melakukan hal manis seperti ini.

***

Ah, mungkin kali ini Ranpo dan dirimu harus berterima kasih pada Dazai.

"Ne-ne... Ranpo-san kau tau hal romantis yang wanita inginkan pada kekasihnya?"

(d).RATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang