Warning !!!
Berisi percakan tidak masuk akal. Nyerempet ship favourite (author)***
"Ranpo-san, bisakah kau mendesah?"
Ranpo cengo, dirinya yang sedang sibuk makan manisan tiba-tiba di tanya pertanyaan tidak masuk akal darimu.
"Hah!"
"Aku ingin mendengar suara desahanmu Ranpo-san," katamu dengan berbinar.
Ranpo menautkan alisnya, sekujur pipinya memerah mendengar permintaan frontal darimu.
"Kau mau apa?"
Kamu tersenyum. "Aku ingin tahu, bagaimana suara desahanmu saat di ikh* Dazai."
Kali ini Ranpo spechless. Apa-apaan itu?
"Hah? Kau sudah gila ya?"
Pertanyaan Ranpo di jawab anggukan mantab darimu. "Ya aku gila jika membayangkan kalian berdua bersama."
Mimpi apa Ranpo semalam? Jika tidak salah, Yosano pernah bilang tentang gadis yang suka dengan hubungan sesama jenis. Apa itu? F-fujoshi?
Alis Ranpo bertaut, berusaha mengingat. Di saat kamu masih melihat Ranpo dengan tatapan berbinar.
Tidak pernah terpikirkan oleh Edogawa Ranpo--detektif swasta yang paling hebat di jepang--memiliki rekan partner wanita seorang fujo. Dan lagi, kenapa harus Dazai?
Membayangkannya Ranpo sudah merinding, dekat dengan pria itu saja Ranpo harus memijat pelipis berkali-kali. Kacamatanya sama sekali tidak berfungsi untuk Dazai.
"Ranpo-san, apa kau suka pada Dazai? Kalian berdua terlihat cocok bersama!" serumu lantang.
Harga dirinya terasa terinjak. Meski di umur dua puluh enam Ranpo masih menjaga status sendirinya, bukan artinya pria itu senang dengan sesama jenis. Terlebih Dazai. Tidak akan pernah.
"Ranpo-san?"
"[Name]-chan, aku ini lelaki tulen. Tidak akan pernah aku menyukai sesamaku bahkan jika perempuan di muka bumi ini pindah planet antah berantah. Tidak akan pernah."
"Tapi—"
"Apa perlu ku buktikan?"
"Ranpo-san, aku bahkan tidak bisa membayangkan kau bersama wanita! Label uke mu di mataku sudah melekat, dengan Dazai sebagai seme tentunya."
Pengguna topi beret itu mendekat, membuat jarak menipis antara kalian.
"Maka dari itu, mau kubuktikan?" Manik Ranpo terlihat. Netra hijau itu mentapmu lurus-lurus.
"Hah?"
"Dari pada kau mendengarku mendesah nama Dazai. Kenapa tidak membuatku mengucapkan namamu?" bibir itu tersenyum kecil.
Sontak wajah menghangat. Rona merah menjalar. Kamu terdiam, menatap pria di depanmu dengan tubuh membeku.
Tidak menunggu responmu, tangannya bergerak cepat, melingkar di pinggangmu dan sedikit mendorong hingga kedua tubuh itu saling bersentuhan satu sama lain.
"Bagaimana?"
"Maafkan aku Ranpo-san!"
***
Author note :
Saya rada (agak) gila, kekurangan asupan. Makanya nulis cerita ini XD
KAMU SEDANG MEMBACA
(d).RA
Fanfiction(d).RA [ Drabble for Ranpo ] --- Rasa permen itu beragam, di mulai dari manis, asam hingga pahit. Seperti ceritamu dan detektif hebat, Edogawa Ranpo. "Permen rasa apa yang kau suka [Name]?" --- Cover milik •°• Yutanpo0411 •°• (saya edit diki...