Kamu sedang membereskan agensi saat melihat jubah tidak asing tersampir di kursi, serta kacamata kebanggaan yang tergeletak begitu saja di meja.
Kedua benda itu, milik si detektif hebat. Edogawa Ranpo. Yang kebetulan menghilang entah kemana.
Menengok kanan-kiri, mata bergerak cepat menjelajah. Tidak mendapati satu orang pun di agensi. Keadaan aman.
Sedikit penasaran. Kamu meraih jubah serta kacamata itu, memakainya dan tersenyum sarkastik.
"Akulah detektif hebat, Edogawa Ranpo. Semua akan baik-baik saja, jika aku ada."
Kamu meniru perkataan si detektif dengan bangga,meski terdengar agak sedikit tercikik di akhir. Di tambah sebuah seringai yang terlihat seperti orang mesum.
"[Name]-chan, kau sedang apa?"
Si pemilik tiba-tiba muncul dari belakangmu, bertanya dengan nada kurang bersahabat. Kamu menengok ke belakang dan segera melepaskan kacamata yang ia agungkan.
"A-aku hanya."
Manik hijau menatapmu lurus, sebuah keringat tipis meluncur bebas dari pelipis. Tatapannya membuatmu semakin gugup.
"Hanya?"
"Hanya bermain role play."
Sebuah jawaban yang sudah pasti kebohongan. Namun si detektif dengan mudahnya teralihkan.
Untung saja dia bodoh saat tidak menggunakan kacamatanya. Meski itu adalah sebuah alasan.
"Role play?"
"Ya. Ya Role play, jadi aku meniru karakter seseorang. Dan sekarang aku sedang meniru dirimu."
Kau baru saja berdusta.
"Kalau begitu aku juga mau main."
Ranpo berdehem pelan sebelum memulai. "Aku akan jadi [Name]-chan ya."
Kamu terdiam berdiri. Menanti si detektif memainkan perannya jadi dirimu. Entah bagaimana sifatmu di matanya.
"Aku, [Full Name]. Seorang pekerja waktu di agensi dan sangat menyukai anggota agensi terhebat, Edogawa Ranpo."
Kamu sontak terkejut. Pipi memanas mendengarnya.
"Tu-tunggu, apa maksudmu... Ranpo-san!"
"[Name]-chan! Jika aku mengatakan begitu. Seharusnya respon yang tepat kalau jadi diriku itu begini." Tanganmu di tarik oleh si detektif. Dua bibir dari dua orang berbeda bertemu. Memberi kecupan singkat namun mendebarkan, juga memberi sensani aneh pada tubuh.
Ranpo menjaga jarak wajah kalian, ia tersenyum padamu. Menepuk kepalamu seperti bocah. "Seharusnya begitu."
Entah bagaimana wajahmu saat ini. Kamu sama sekali tidak bisa melihat, detektif itu menyembunyikan wajah memerahmu ke dalam dada bidangnya.
"Lain kali. Jangan buat alasan."
Ada sebuah senyum manis yang terlukis, namun tidak dapat dilihat oleh detektif itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(d).RA
Fanfiction(d).RA [ Drabble for Ranpo ] --- Rasa permen itu beragam, di mulai dari manis, asam hingga pahit. Seperti ceritamu dan detektif hebat, Edogawa Ranpo. "Permen rasa apa yang kau suka [Name]?" --- Cover milik •°• Yutanpo0411 •°• (saya edit diki...