Guide

4.2K 555 8
                                    

Kamu menghela nafas berat, mengikuti sosok detektif yang kini berjalan di depan.

"Ranpo-san, kenapa kau harus selalu membawaku?"

Ranpo menghentikan langkahnya, berbalik menghadapmu. "Memangnya kenapa?" tanya pria itu dengan pelan namun berat membuatmu seketika berdiri tegap.

Menopang tenguk yang tidak gatal, kamu menjawab dengan gugup. "Tidak apa-apa, hanya saja pekerjaanku masih banyak. Kenapa kau tidak berangkat dengan Kenji atau barang kali Atsushi saja."

Ranpo membuka matanya, menatapmu lurus-lurus. "Kau tidak suka?"

Menunduk lesu, kamu menjawab pelan. "Tidak sama sekali."

"Kalau begitu tidak ada masalah," ucapnya sambil berlalu.

"Tapi Ranpo-san, boleh ku tahu apa alasannya?"

"Tidak ada alasan."

"Sungguh?"

Detektif itu kembali berhenti dan menatapmu. "Kenapa kau ingin tahu?"

Tersenyum kikuk, kamu kembali menatap Ranpo menahan diri agar tidak memalingkan wajah. "Aku hanya mau tahu, kenapa kau selalu menunjukku jadi penunjuk jalan dari sekian banyak orang di agensi."

"..."

Kalian terdiam, beberapa menit terlewat, menanti jawaban yang akan keluar. Ranpo membalikkan tubuhnya berjalan mendahului, dan menjawab pertanyaanmu dari jarak yang cukup jauh.

"Karena kau selalu sibuk, dan tidak punya waktu untukku. Satu-satunya cara agar kau bersamaku adalah dengan cara ini."

Entah bagaimana wajah detektif ini saat mengatakannya, kamu tidak tahu. Yang pasti memerah, nampak dari kupingnya yang berubah warna.

"Tunggu, apa mak—"

"Bukankah sudah ku jawab? Jadi sekarang diamlah!" titahnya.

Kamu mengangguk kecil, mengikuti detektif itu dari bekakang dengan sebuah senyum yang terlukis di wajah putihmu. Tentu dengan sedikit rona merah sebagai penghias.

***

(d).RATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang