Part 9

2.6K 304 49
                                    

Saat lantunan musik energik bermain, Yein mengawasi Jungkook dari sudut mata. Walau tahu dirinya diawasi Yein, dia tidak menunjukkannya. Jungkook menatap lurus ke depan, matanya tertuju ke pita yang berputar mengikuti gerakan Yein. Untuk sesaat, Yein bertanya-tanya apakah yang sebenarnya Jungkook inginkan darinya.

Yein mengatur nafas setelah menyelesaikan gerakan senam ritmik. Dadanya turun naik mengikuti masuk dan keluarnya pasokan oksigen ke paru-paru.

"Kau hebat, Yein-ah,"  puji Jungkook seraya bertepuk tangan antusias.

Yein hanya memberi anggukan untuk merespon, terlalu lelah untuk sekedar berbicara mungkin. Jungkook pun memaklumi.

"Istirahatlah dulu, setelah itu ganti bajumu," ucap Jungkook.

"Terima kasih, Jeon," ucap Yein singkat.

Tangan Yein kini mengelap buliran yang menjadi hasil dari sistem ekskresi, dengan handuk kecil yang diberikan Jungkook sebelumnya.

"Sama-sama," balas Jungkook sambil tersenyum senang.

"Oh iya, bolehkah aku bertanya?" kini Yein mulai melancarkan aksinya, mengorek informasi tentang setiap pertanyaan yang bersarang di otaknya.

"Tentunya boleh, tanyakan saja semua yang ingin kau ketahui. Tapi," layaknya karakter dalam film, Jungkook menggantungkan ucapan untuk menambah kesan dramatis, "jangan tanyakan tentang nomer celana dalamku, ini bersifat pribadi."

Niat Yein yang tadinya ingin bertanya banyak hal harus terkubur, karena satu kalimat memalukan Jungkook. Raut wajahnya berubah makin datar.

"Aku pergi saja," putus Yein seraya bangkit dari posisi duduknya.

"Yak... kau mau kemana?" tanya Jungkook polos.

Entah, sebenarnya Jungkook ini bodoh atau pura-pura bodoh. Yang jelas Yein terlanjur engan untuk meneruskan percakapan dengan pria yang mendapat julukan playboy internasional.

.
.
.

Setelah meninggalkan Jungkook sendirian di gimnasium, Yein melakukan kunjungan singkat ke kelasnya. Sekedar bertanya tentang apakah ada tugas atau tidak, atau hal lain. Namun nampaknya ia harus menunda pertanyaan demi pertanyaan, karena kondisi kelas yang kosong.

Yein menepuk dahinya pelan, saat mengingat bahwa ini adalah jam olah raga. Pastinya semua murid sedang ada di lapangan, menuruti semua komando dari Wu Yifanㅡguru olah raga.

"Aku sudah tertular Jeon Jungkook kelihatannya," ujar Yein bermonolog.

Gadis yang sudah mengenakan seragam itu, memutuskan untuk melewatkan satu mata pelajaran lagi. Sekali-sekali bolos tak masalahkan?

Langkah Yein terhenti di ruangan berbau obat yang disebut UKS. Beruntung tak ada yang menjaga saat ini, jadi Yein tak perlu memberikan alasan karena membolos. Pada akhirnya ia merebahkan tubuh ke atas ranjang.

.
.
.

Saat Yein tengah terlelap tidur, di tempat lain Mingyu tengah sebal setengah mati karena Eunha. Gadis itu tak hentinya berbicara mengungkapkan kekesalan. Entah apa yang terjadi, Mingyu tak tahu karena Eunha tidak mengatakan penyebabnya. Dan kini dia harus merelakan telingnya, mendengar keluh kesal gadis itu.

"Oppa, aku benar-benar sebal," entah berapa kali sudah Eunha mengulang kalimat yang sama.

"Iya, aku tahu kau sedang sebal. Tapi, masalahnya kenapa?" Mingyu berucap penuh penekan saking gemasnya.

Jika Mingyu kanibal, mungkin ia bisa memakan Eunha hidup-hidup sekarang juga.

"Tak bisakah kalian diam?" kini Jiho, si wakil ketua kelas angkat bicara.

Snow White [JJK-JYI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang