Part 17

2K 264 51
                                    

Gadis Jeong itu berjalan tergesa-gesa menuju taman belakang rumahnya. Sesampainya di sana, ia langsung disuguhkan pemandangan lampu-lampu yang disusun sedemikian rupa indahnya.

"Yein?" panggil sang Ayah.

"Iya Appa?" jawab Yein seraya menghampiri sang Ayah. "Ada apa?"

"Bisakah kau susul Jungkook, tadi dia pergi mengambil anggur di ruang penyimpanan. Ayah takut dia tersesat," sang Ayah menerangkan.

Eunha berdiri, "Biar aku saja, Paman."

"Ah... tidak, kau selesaikanlah makanmu dulu. Tak baik jika makananmu kau tinggal saat belum habis," jelas Ayah Yein.

"Baiklah. Aku akan menyusulnya, Ayah," ujar Yein yang dibalas senyuman oleh sang Ayah.

Eunha mengepalkan tangannya kesal, ingin rasanya ia menetang ucapan Ayah Yein. Namun bagaimana pun, sekarang ia tak bisa melakukannya karena ia harus bertingkah manis di hadapan semua orang.

Yein berjalan perlahan menuju ruang penyimpanan. High heels yang ia kenakan membuatnya susah untuk berlari, jadilah ia harus berjalan sepelan mungkin.

Anggapan bahwa cantik itu tak mudah, mungkin memang harus Yein akui. Tak sampai satu jam sejak memakainya, kakinya saja sudah pegal. Ia mengapresiasi orang-orang yang dapat bertahan lama mengenakan sepatu berhak tinggi semacam ini.

"Jeon, tunggu aku," Yein memekik saat menemukan Jungkook tengah berdiri di depan ruang penyimpan.

Jungkook berbalik, memastikan bahwa yang memanggilanya adalah seorang manusia. Pria itu langsung tersenyum ketika mengetahui siapa yang memanggilnya.

 Pria itu langsung tersenyum ketika mengetahui siapa yang memanggilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey? Siapa ini?" tanya Jungkook basa-basi. "Wah... ternyata bidadari."

Yein memutar bola matanya jengah, "Berhentilah berbicara tak jelas, Jeon."

"Haha... ternyata hanya penampilanmu saja yang berubah, Jeong. Bicaramu masih tetap menusuk seperti biasanya," sindir Jungkook.

"Apa yang berubah dari penampilanku?" Yein melipat tangannya di dada, "Aku tetap cantik seperti biasa."

Jungkook tertawa cukup keras, "Ya, kau memang cantik. Sangat cantik."

Entah itu sebuah lelucon atau bukan, tapi jantung Yein sukses dibuat berdetak dua kali, ah tiga kali lebih cepat karenanya. Rona merah menyeruak di kedua pipi tembem Yein. Beruntunglah penerangan di depan ruang penyimpanan ini tak terlalu bagus. Jika iya, bisa-bisa Jungkook menyadari akan hal itu.

"Ayo cepat kita ambil anggurnya dan kembali, aku kedingin tahu," ujar Yein mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah, Nona Jeong." Dengan patuh Jungkook melakukan apa yang Yein pinta.

"Tadi Appa meminta anggur buatan tahun berapa?" tanya Yein seraya menatap puluhan botol wine yang tersimpan di beberapa rak.

"Cheval Blanc 1947," jawab Jungkook.

Snow White [JJK-JYI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang