Part 13

2.6K 301 36
                                    

Mingyu menggeram marah melihat kejadian di hadapannya, tangannya yang menggepal kuat pun ia hantamkan secara tak sadar ke dinding sebelahnya. Tanpa pikir panjang pria itu pun pergi, sebelum amarahnya makin memuncak. Marah, itu sudah pasti. Pikirkan saja, bagaimana perasaanmu jika melihat orang yang kausukai berciuman di hadapanmu? Sakit, bukan?

Kejadian yang membuat Mingyu harus merelakan tangannya terluka itu adalah kejadian di mana Yein berciuman dan Jungkook. Bukankah ini artinya ia kalah start dari sang lawan?

Langkah pria Kim itu begitu lebar ketika menyusuri koridor menuju kelasnya. Tak ada senyum dan keramah-tamahan yang ia sebarkan seperti biasanya, nampakanya dua hal itu sudah tertutup dengan rasa marah dan kesal.

"Eunha!" panggil Mingyu lantang sesampainya ia di kelas.

Mahluk yang dipanggil pun menghentikan aktifitas perawatan kukunya dan beralih memandang Mingyu.

"Ayo kita bicara!"

"Yak... kau mengganguku, Gyu," protes Eunha sesaat setelah tangannya ditarik oleh Mingyu keluar dari kelas entah menuju mana.

Para murid yang melihat itu pun langsung saling berbisik dan menggosip tentang, hubungan Mingyu dan Eunha.

"Bukankah Mingyu menyukai, Yein?" ujar salah seorang murid.

"Tapi bukannya Yein sudah menolak, Mingyu? Lagi pula Yein kelihatannya tengah dekat dengan Jungkook," sahut salah seorang yang lain.

"Jadi, Eunha pelampiasan begitu?" yang lain ikut menimpal. "Siapa juga yang mau bersama dengan gadis dingin seperti Yein itu? Apa sih bagusnya dia, sampai diperembutkan?"

"Haha... kau benar, aku memang dingin," ujar seseorang dari arah belakang.

"YEIN?!" murid tadi serempak memekik kaget.

Setelah turun dari atap gadis Jeong itu tadinya berniat untuk kembali menuju kelas, namun langkahnya terhenti karena mendengar murid-murid yang diketahui sebagai kakak kelasnya sedang asik mengunjingnya. Sempat ingin mengabaikan, namun ada perasaan menggelitik untuk mengerjai orang-orang itu.

"Ah... kami permisi dulu," ujar salah seorang diiringi anggukan oleh teman-temannya.

"Mau kemana? Bukankah kelihatannya Sunbae sekalian ada masalah denganku?" tanya Yein dengan tampang polos.

"Tidak, tidak."

"Jika tidak," Yein merubah ekspresinya menjadi datar, "berhentilah membicarakanku di belakang. Jika kalian ada masalah denganku silahkan bicara langsung." Yein memandang tajam, lalu kembali tersenyum manis.

"Iya, kami mengerti," ujar mereka bersamaan dan langsung lari terbirit-birit meninggalkan Yein yang kembali memasang tampang datar.


❄❄❄


Layaknya seorang Putri Salju, Yein tengah tertidur pulas tanpa sadar bahwa ia masih berada di ruang tamu rumahnya lengkap dengan seragam yang masih terpasang rapi. Hasrat tidur gadis ini lebih tinggi daripada hasratnya untuk makan dan minum. Faktanya saja ia dapat menghabiskan sepuluh sampai dua belas jam perharinya hanya untuk tidur dan semua orang terdekatnya tahu hal itu. Sempat pula ada perasaan khawatir yang mendera mereka. Wajar saja, apa lagi jika membayangkan suatu yang berbahaya terjadi pada Yein saat ia sedang tertidur. Terlebih saat tertidur Yein sangat sulit dibangunkan.

Para pelayan keluarga Jeong tengah waswas menunggu sang tuan muda kembali. Hanya Chanwoo-lah orang yang dapat membangunkan Yein selama ini. Namun orang yang ditunggu-tunggu ini tak kunjung juga datang, panggilan yang dibuat Irene pun tak juga digubris. Parahnya anggota keluarga Jeong yang lain malah sibuk sendiri merias diri di kamarnya.

Snow White [JJK-JYI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang