Part 15

2.3K 276 65
                                    

"Siapa yang berciumanan?" tanya seorang lagi yang tiba-tiba sudah ikut bergabung.

Secara serempak ke empat orang yang tengah sibuk berdebat itu diam seribu bahasa.

"Eomma tanya, siapa yang berciuman? Apa kau Chanwoo?"

Chanwoo yang ditanya pun langsung menggeleng, "Bukan aku."

"Lalu siapa? Yein?"

Yein menghela napas jengah, bagaimana pun juga ia tak bisa berbohong dari ibunya. "Iya, Yein berciuman. Tapi sumpah, itu terjadi begitu saja Eomma. Ini semua salah Jungkook Sunbae-nim."

"Jadi benar kalian berciuman?" Chanwoo menaikkan tensi bicaranya.

Jungkook berdiri, membungkuk penuh hormat kepada Nyonya Jeong. "Perkenalkan nama saya Jeon Jungkook, Bi. Maafkan saya karena saya telah mencium putri, Bibi."

Baiklah. Demi apapun, penjelasan Jungkook tak membantu sedikit pun.

"Jadi begitu. Ternyata gosip tentang kalian itu benar," Nyonya Jeong berucap santai. "Kenapa kalian jadi tegang begini?"

"Lalu kenapa Eomma setenang itu?" desak Chanwoo.

Nyonya Jeong mengukir senyum, "Tenanglah Chanu, mereka hanya berciuman. Lagi pula Yein juga sudah besar, dia tak mungkin menjadi adik kecilmu selamanyakan?"

"Tapi Eomma ah... terserahlah," Chanwoo berucap frustasi.


❄❄❄


Sebulan setelah kedua orangtua Yein pulang, banyak perubahan terjadi dalam keluarga Jeong maupun kehidupan Yein sendiri. Salah satunya adalah orangtuanya tiba-tiba mengatakan bahwa ia akan di jodohkan.

Hey?

Apa mereka sudah gila?

Ini tahun berapa?

Bagaimana pun, Yein bukanlah Siti Nurbaya yang dengan suka rela mau dijodohkan oleh orangtuanya.

Ini zaman modern, bukan?

Lagi pula ia masih duduk di bangku kelas dua menengah atas.

Jadi untuk apa ada perjodohan, bukankah sekarang para anak bisa menentukan pilihannya sendiri dan orangtua bertugas mengarahkan. Tapi apa yang terjadi sekarang?

Gadis Jeong yang malang itu tengah berkutat dengan beberapa gaun yang akan ia kenakan di pesta pertunangan nanti. Ia tak bersama dengan pasangannya nanti ataupun dengan orangtuanya, melainkan dengan Jungkook yang muncul entah dari mana.

Sejujurnya Yein pun belum mengetahui anak rekan bisnis orangtuanya yang mana, yang akan dijodohkan dengannya. *Clue* yang diberikan orangtuanya hanya pria itu adalah pria tinggi dan tampan. Dua kata itu bisa berarti siapa saja sebenarnya.

Yein melipat tangannya di dada, "Sedang apa kau di sini?"

"Memangnya ada yang salah, jika aku di sini?" tanya Jungkook santai, terlewat santai malah.

Jika saja gaun yang ia kenakan tak sesusah ini untuk diangkat, Yein bisa saja berlari ke arah Jungkook dan memukul kepala orang itu. "Kenapa aku selalu bertemu denganmu, sih? Kau mengikutiku?"

"Mungkin kita jodoh," Jungkook menyeringai pelan. Pria itu mengakhiri aksi membaca majalahnya dan mulai bergerak menghampiri Yein. "Tapi sayangnya aku tak sedang mengikutimu, Yein. Apa kau tak lihat papan nama di depan sana? Bukankah ada tulisan Jeon Corp di sana? Itu artinya ini milik keluargaku dan butik ini milik ibuku."

Oke. Tolong kubur Yein dalam-dalam di dasar tanah atau lemparkan saja Yein ke jurang paling dalam. Hancur sudah harga dirinya.

Ini salah ibunya. Bagaimana bisa di antara banyaknya butik terkenal, ibunya memilih butik ini. Eh, tapi mungkin ini salah Yein. Bukankah butik-butik terkenal itu jugalah milik Jeon Corp.

Snow White [JJK-JYI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang