>>> Prolog.

16.5K 1K 29
                                    

🌿🌿🌿🌿

"ne, josimhi gayo oppa"{hati-hati dijalan}

Aku menutup sambungan telpon dari kekasihku, Min Yoongi.

Pria itu baru saja minta ijin padaku untuk mengantarkan adiknya ke Rumah Sakit untuk mengecek kondisi kandungannya.

Kenapa bukan suaminya? Itu karena dia lahir di luar pernikahan, dan karena kekasihku mempunyai hati bak malaikat, dia membantunya sebagai kakak yg peduli dengan adik.

Bukan sekedar adik sungguhan, dengan kata lain sedarah, mereka bahkan tak terikat hubungan saudara.

Mereka hanyalah teman masa kecil yg hidup bersama, karena keluarga mereka yg begitu dekat, rekan bisnis ,teman dan lain-lain...

Intinya keluarga mereka cukup dekat.

apa aku cemburu? Tentu saja, bahkan aku begitu cemburu setengah mati, tapi...

Aku tetap mengijinkannya karena....

Aku percaya padanya...

##

Aku melangkah keluar dari lift, sampai di lantai 9 ruang kerjaku.

Aku bekerja sebagai bag. Administrasi Perusahaan di grup Min Corp, kalian pasti tidak asing dengan kata Min di Perusahaanku.

Aku bekerja di Perusahaan kekasihku, penyebab kami berpacaran adalah karena aku bekerja disini, sering bertemu, tertarik dan berakhir dengan jadian. Dan kami juga adalah teman satu Sekolah dulu.

Aku menaruh tasku, waktu masih menunjukan pukul 07.00 KST, datang terlalu pagi, aku memang karyawan yg rajin, seharusnya aku dapat penghargaan atas ini.

Aku berdiri di depan kaca dengan memasukan kedua tanganku di Blazer abu-abu yg kukenakan seraya menatap keluar , pandanganku hanyalah kendaraan dan jalan, tapi rasanya kenapa begitu menarik.

"lagi-lagi datang terlalu pagi-eoh?!! Kau harus dapat penghargaan sebagai karyawan teladan karena ini"

Aku tersenyum kecil, Kim Narin, teman satu kantorku.

Dia ikut berdiri disampingku, menatap keluar seperti yg aku lakukan.

"dia masih bersama wanita itu?"

Aku menghela nafasku lelah, memberikan anggukan kecil sebagai jawaban atas pertayaannya barusan.

"ini sudah 7 bulan, dan perhatian kekasihmu itu masih begitu fokus padanya, bahkan terlalu fokus, sajangnim kita itu tidak pernah bolos dari kantor, tapi semenjak wanita itu ada. No.1 di otaknya bukan lagi pekerjaan, apa aku benar?"

Aku hanya diam, dalam pikiranku aku menyetuji pemikiran sepihaknya.

Semua itu benar, dan aku setuju untuk itu.

"bahkan aku ragu apa kau masih ada didalam otaknya atau tidak"ucapnya sarkatis, aku menoleh padanya cepat, dia menoleh padaku lalu tersenyum kecil dengan sudut bibirnya.

Aku kembali menatap ke arah jalan, hati ku sedang tidak baik, moodku benar-benar buruk setiap habis menerima telpon dari Yoongi tentang permintaan ijinnya untuk menemani ChoRim.

Bahkan Chorim lebih sering bersama dengan Yoongi ketimbang aku yg notaben adalah kekasihnya.

"Kau berpikir begitu?"ucapku yg membuatnya menoleh padaku.

"Ne... Hanya pemikiranku saja"

"Aku rasa aku sedikit setuju"aku berjalan meninggalkannya, dia menatap kepergianku.

Aku pergi menuju pantry, membuat coffee mungkin akan sedikit mengubah moodku yg memburuk.

##

Saturday, 10.30 KST.

Look At Me! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang