Chapter 3

77 9 9
                                    


Rasa penasaran Albert semakin besar saat melihat Zie yang tadi terlihat sangat gugup. Senyum licik pun terukir di bibir Albert dengan cepat ia membuka history di laptopnya Zie.

What? Ini kan akunnya Arham? Ngapain Zie kepoin Arham di medsos. Apa jangan-jangan Zie suka—GAK!! Mana mungkin Zie suka dengan Arham, kan dia bilang sendiri ke gue kalau dia gak bakalan suka dengan cowok yang culun, eh Arham nggak culun kok. Tapi Zie kan juga cewek yang sering labil. Bisa aja kan. Gumam batin Albert.

"Lo kenapa, Al. Tu muka sok serius banget?" Tanya Zie yang membawa banyak cemilan.

"Enggak, gue mau yang itu" Ucap Albert menunjuk salah satu snack yang dibawa Zie dan dengan lihainya Zie melempar snack itu ke arah Albert.

"Sasaran yang tepat" Ucap Zie bangga.

***

Kring... kring.. Kring..

Suara alarm berhasil memangunkan Zie dari tidurnya. Matanya terbelalak saat melihat jarum pendek jam mengarah ke angka tujuh, sedangkan jarum panjangnya mengarah ke angka tiga. Seperti sedang di kejar setan, Zie langsung berlari ke kamar mandi. Untunglah Zie bukan cewek tulen yang tidak bisa mandi cepat.

Tidak sampai lima menit Zie sudah keluar dari kamar mandi, dengan penampilan seadanya ia langsung bergegas ke sekolah. Selama diperjalanan Zie dibuat bingung oleh jalanan yang tidak terlalu macet.

Biasanya jam segini udah macet parah. Batin Zie

Sesampainya di sekolah, Zie langsung berlari melewati koridor yang sepi. Sesekali Zie melihat arloji yang menghiasi tangan kirinya.

Brukk...

"Maaf-maaf" Ucap Zie tanpa melihat orang yang sudah ditabraknya. Cowok berkacamata itu hanya menggelengkan kepala.

Setelah melewati perjalanan cukup panjang akhirnya sampailah Zie di kelasnya. Mata Zie terbelalak saat hanya ada beberapa murid yang datang. Kemana yang lainnya? Apa pada Izin? Atau jangan-jangan udah pulang. Batin Zie bertanya-tanya. Sekali lagi ia melihat arloji di tangannya.

"Gak bisanya lo datang awal? Ada apa? Kesambet setan?" Tanya Adri

"HAH? Gue yang telat kali, nih udah jam setengah delapan, yang lain kemana?" Jawab Zie sewot.

"HAHAHA kayaknya jam elo deh yang salah, nih liat. Ini baru jam enam pagi." Dengan susah payah Zie menelan salivanya, nafasnya mulai naik turun, hingga tanduk di kepalanya mulai menampakkan diri.

"ALBERT..!!" Teriak Zie yang bunyinya terdengar hingga radius 20 meter.

***

Surga dunia bagi pelajar adalah saat jam pelajaran kosong. Seperti saat ini. Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing, ada yang tidur, dandan, selfie, main game, baca novel, baca buku, dan bahkan ada yang bermain basket di dalam kelas. Seperti saat ini, Zie sibuk menggiring bola basket di tangannya.

"Zie lempar" teriak Yudit. Zie pun langsung melempar bola itu ke arah Yudit.

Dug..

awh..

Seketika mata Zie melotot, melihat ia melempar salah sasaran dan mengenai guru yang sedang ingin memasuki kelas. Perlahan Zie berbalik arah agar tidak melihat wajah guru itu dan berusaha kabur.

"KANAYA ZIERENA PEARCE...!!!!" Teriak pak Lukmin membuat Zie terdiam mematung dengan keringat yang membasahi pelipisnya.

"Ikut saya ke BK, SEKARANG!!" Zie hanya dapat mengangguk pelan dan berusaha untuk pasrah.

GlassesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang