Matahari mulai menenggelamkan diri di ufuk barat. Rencananya malam ini Zie dan Albert ingin pergi ke sebuah cafe yang tak jauh dari rumah mereka. Tujuan utama mereka adalah mencari WI-FI gratis. Zie mulai mempersiapkan diri dengan memakai kaos polos abu-abu, jeans hitam yang robek di bagian lutut, dan kemeja yang menghiasi pinggang nya. Tak lupa pula ia mengikat rambutnya. Tak butuh waktu lama Albert sudah menunggu di depan rumahnya. Zie pun langsung bergegas menghampiri Albert yang sudahah siap dengan motor ninjanya.
Setelah sampai di tempat tujuan, Zie dan Albert mulai sibuk dengan Laptop di hadapanya. Sekilas Albert melihat raut wajah Zie yang begitu serius memandang layar laptopnya.
"I thought happiness started with an H. Why does mine start with U?" Ucap Albert membuat Zie terdiam dan menatap cowok di hadapannya. Tak sempat Zie berkomentar mereka dikejutkan dengan kedatangan Arsya.
"Hai guys!!" Sapa Arsya langsung duduk di kursi kosong sebelah Albert.
"Ngapain lo kesini, ganggu aja!" Albert hanya dapat menghembuskan nafas kesalnya. Menatap sinis cewek di sampingnya itu.
"Ih.. songong banget sih lo! Gue gak ada niat sama sekali buat gangguin lo kok! Pede tingkat dewa banget lo! Apa jangan-jangan lo berharap di gangguin gue ya? Ngaku aja deh." Goda Arsya langsung mendapat tatapan sinis dari Albert.
"Ih.. apaan sih lo! Lo tu ngaca, yang disini sering kepedean kan, Lo."
"Sembarangan aja kalo ngomong. Yang pertama kali memperkenalkan diri dengan gaya sok kegantengan, sok populer, sok keren itu siapa? Oh.. mungkin jelmaan dari valak."
"Enak aja lu ngomong, gue ini jelmaan Dewa Yunani."
"Ih.. Dewa Yunani gak bakalan sudih menjadikan lo sebagai jelmaannya."
"Kok lo jadi nyebelin gini sih!!"
"Biarin!!"
"Dasar cewek aneh."
"Enak aja kalau ngomong! Lo tuh cowok gaje!"
"Sstt.. kalau mau berisik jangan disini! Gue sih mau ingatin aja, kata orang kalau benci itu beda tipis dengan cinta. Mungkin aja kalian bisa saling benci hari ini, tapi besok? Lusa? Seterusnya? Bisa jadi kalian malah saling jatuh cinta. Namanya juga masa depan, ya mana kita tau kan?" Seketika Albert dan Arsya terdiam.
"GAK MUNGKIN!!!"
"GAK MUNGKIN!!!"
Teriak Albert dan Arsya bersamaan.
"Nah, itu udah salah satu tanda kalau kalian itu jodoh." Senyum Zie mengembang melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Tatapan sinis Albert dan Arsya pun tertuju pada Zie yang begitu santai dengan laptop dihadapannya.
"Gue ke toilet bentar ya." Ketika Zie berbalik tak sengaja ia menabrak seorang pelayan yang sedang membawa minuman panas, membuat miuman itu tumpah mengenai baju Zie.
"Argghh." Ringis Zie ketika minuman panas itu mengenai bajunya.
"Maaf mbak.. saya gak sengaja." Ucap pelayan itu sambil berusaha membersihkan baju Zie yang kotor dan basah.
"Kalo kerja yang becus dong, mbak! Mau saya laporin dengan bos mu? Jalan tu pake mata! Mana bos kamu, panggil ke sini! Biar kamu dipecat sekalian! Liat baju teman saya kan jadi kotor! Kulitnya bisa melepuh karena minuman panas itu!"
"Apaan sih, Al? Udah deh! Gue gapapa kok. Jangan lebay gitu."
"Gabisa gitu, Zie! Dia harus tanggung jawab!"
"Gapapa mba santai aja. Nanti di kasi krim luka juga sembuh."
"Gak bisa gi—" ucapan Albert terhenti, matanya tertuju pada cowok yang dikenalnya sedang berjalan ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glasses
Teen FictionMencintai diam-diam itu nikmat Cemburu memang bukan hak, memiliki apalagi Hanya sebatas memandang, tapi rasa membuncah tak karuan. Sakit tapi apa daya Karena nyatanya dia bukan atau bahkan tak termiliki. Cerita ini mengisahkan tentang seorang gadis...