Channie melihat ayahnya berada di tempat yang begitu sepi.. ruangan disana berwarna putih semua. Tidak ada apa-apa hanya ada cahaya-cahaya yang berkilauan, membuat Channie harus menyipitkan matanya agar bisa menatap wajah sang ayah. Pria paruh baya itu tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya kearah Channie. Sekian lama Channie tidak pernah melihat senyuman sang ayah, dan sekarang dia melihatnya lagi. Setetes air mata haru turun membasahi pipi Channie.
Tak lama seorang gadis kecil berlarian menghampiri ayahnya. Itu dirinya sewaktu kecil! Dibelakangnya sang ibu datang sambil terkekeh pelan karena melihat tingkah lucu buah hatinya. Berapa lama Channie tidak merasakan semua ini? Tidak melihat ibu maupun ayahnya yang tersenyum tanpa ada beban seperti sekarang. Mereka terlihat bahagia bersama-sama! Apa yang dilihatnya benar-benar berbeda dari dunia nyata! Jika ini mimpi tolong jangan bangunkan dirinya! Channie rela berlama-lama tidur demi melihat keluarganya yang bahagia seperti dulu.
Ia tersadar dari lamunannya saat melihat sang ayah pergi dengan dua orang berpakaian hitam dan berbadan besar. Channie kecil dan ibunya menangis kencang saat melihat Tuan Park ditarik paksa oleh kedua pria misterius itu. Channie menatap ibu dan ayahnya bergantian, tangannya mencoba meraih mereka tapi tidak bisa, mulutnya kelu, bahkan kakinya tak bisa digerakkan sama sekali. Tak lama ia merasakan tarikan ditangannya. Kyuhyun memeluk dirinya sambil menggumamkan kata maaf berulang kali.
.
Channie membuka matanya, dia mengambil oksigen disekitarnya dengan cepat. Pikirannya melayang pada mimpi yang baru saja dialaminya. Mimpi apa itu? kenapa semuanya terasa nyata? Ayahnya? Channie mendongakkan wajahnya, matanya menyipit karena cahaya matahari yang menerangi kamarnya. Tidak! Ini bukan kamarnya, tentu saja. Channie ingat saat ini dirinya sudah menjadi nyonya muda Cho. Kehidupan baru karena harus mengurus sang suami. Jika dulu dia hanya mengurusi dirinya sendiri, sekarang ada Kyuhyun. Sepertinya lelaki itu bisa mengurus dirinya sendiri, jadi Channie tidak perlu repot-repot mengurus Kyuhyun, kan??
Suara langkah kaki diluar kamar membuat Channie makin merapatkan selimut yang melilit ditubuhnya. Ia lupa kalau tubuhnya telanjang bulat dibalik selimut. Seorang pelayan perempuan datang dengan handuk berwarna putih ditangannya. Sepertinya umur pelayan itu tak jauh berbeda dengan umurnya? Channie yakin sekali karena gadis itu terlihat lebih muda dari pelayan-pelayan lain yang rata-rata adalah wanita paruh baya.
Gadis itu berjalan menghampirinya sambil tersenyum ramah. “Selamat pagi Nyonya.. Tuan Cho meminta saya untuk membangunkan anda, dan kebetulan Nyonya sudah bangun.” Ucap pelayan itu ramah. Channie tersenyum, berusaha menghormati pelayan itu. dia bangun dari ranjangnya dengan selimut yang setia melilit tubuhnya.
“Apa anda perlu bantuan?”
“Eh… tidak perlu…” jawab Channie cepat, tangannya mengambil handuk ditangan pelayan itu tanpa menatap wajah sang pelayan. Sang pelayan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terkekeh lalu melangkahkan kakinya ke sebuah lemari berwarna coklat. Dia mengambil sebuah dress selutut berwarna biru laut beserta pakaian dalam milik Channie lalu meletakkannya diatas ranjang.
Beberapa menit kemudian, Channie keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang hanya menutupi sebagian tubuhnya. Rambutnya terlihat basah sehabis mandi. Dia mengedarkan pandangan kesegala arah dan tak menemukan pelayan tadi. Channie mengangkat bahunya acuh tak acuh, lalu melihat sebuah dress dan pakaian dalam diatas ranjang. Sepertinya pelayan tadi datang hanya untuk menyiapkan pakaiannya? Eh iya kemana Kyuhyun? kenapa tadi pagi dia tidak menemukan pria itu disampingnya? Channie menggelengkan kepalanya cepat, tangannya mengambil pakaian itu lalu memakainya. Dia berjalan kearah cermin, menatap pantulan dirinya disana. Channie membeku saat melihat bercak kemerahan disekitar lehernya. Apa ini ulah Kyuhyun semalam? Tapi, kenapa lehernya tidak terasa sakit?Channie mengambil sisir disebuah kotaknya lalu menyisir rambutnya pelan. Dia melihat beberapa alat kosmetik tersedia diatas meja rias, tetapi Channie tidak terlalu mengerti tentang alat-alat itu karena dirinya jarang sekali menyentuh benda-benda itu. Channie membalikkan tubuhnya lalu melangkahkan kakinya keluar kamar. Dia penasaran kemana perginya Kyuhyun. Mungkin pria itu pergi kekantornya?
Channie berjalan menuruni tangga sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah. Setiap kali bertemu pelayan dipenthouse itu, Channie berusaha untuk terlihat sopan pada mereka dengan tersenyum sambil menundukkan kepalanya. Tanpa sadar, Channie sudah sampai didapur. Disana ada Kyuhyun yang sibuk menyiapkan piring-piring berisi makanan keatas meja. Channie baru tahu kalau Kyuhyun pria yang rajin. Dia jadi malu sendiri karena bangun tidur kesiangan. Seharusnya Channie yang menyiapkan makanan, tapi yang terjadi malah sebaliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness
FanfictionCho Kyuhyun Park Channie (oc) Cerita di private, kalau ingin baca bisa follow dulu ya