Kyuhyun pov (Flashback)
Aku tidak mengerti kenapa ayah harus marah padaku. Tak pernah sekali pun pria tua itu mau menatapku dalam jangka waktu yang lama. Yeung Hwan selalu berbicara seperlunya, dan semuanya hanyalah perintah tak lebih dari itu. ya, aku sudah terbiasa dengan sikap dinginnya padaku. Dan aku mengetahui alasan sikapnya yang dingin hanya kepadaku.
Sebenarnya pria itu sangat menyayangi keluarganya. Terkadang, aku merasa iti dengan Ahra nuna yang selalu mendapatkan kasih sayang seorang ayah. Aku cukup bersyukur karena ibu tiriku sangat menyayangiku seperti anak kandungnya sendiri. hanya beliau dan Ahra nuna yang selalu memperhatikanku.
Sangat sering aku menyalahkan Tuhan yang menciptakanku. Kenapa aku harus lahir dalam kondisi seperti ini. ayahku tidak ingin merawatku, begitu pun ibu kandungku. Jika ayah membenciku, kenapa dia menanamkan benihnya ke dalam tubuh seorang pelacur, yang jelas-jelas itu adalah ibuku. aku tak menampik jika ibuku memang pelacur. Walaupun aku tak pernah melihat wajahnya, aku mendengarkan langsung dari ayah jika aku ini anak yang lahir dari seorang pelacur.
Selama beberapa bulan ibu tiriku membenci ayahku. Namun, katanya tak ada untungnya membenci ayah, dan mungkin rasa cinta ibu tiriku yang membuatnya tak bisa membenci ayah dalam jangka waktu yang lama. Aku sangat kagum dengan rasa cinta ibu pada ayah. Tak bisa terbayangkan olehku bagaimana sedihnya ibu saat mengetahui perselingkuhan ayah.
Aku tahu, penyakit jantung yang diderita ibu tiriku karena kehadiranku yang tidak beliau duga. Sudah setahun lamanya aku kehilangan sesosok ibu yang selalu membelaku. Hanya Ahra nuna yang saat ini aku miliki. Namun, titik kebahagianku kembali meninggakanku karena ulah ayah. Beliau mengirim Ahra nuna keluar negeri untuk melanjutkan sekolahnya. Dan sekarang aku hidup sendirian di dunia ini tanpa memiliki pendamping hidup kecuali ayahku yang kejam.
Seperti saat ini, sepulang sekolah dimalam hari, aku mendapati ayahku tidur tengkurang diatas sofa dengan beberapa botol wine yang isinya sudah habis semua. Pemandangan seperti ini sudah tak terasa asing untukku. Aku sudah terbiasa melihat pemandangan ayah yang mabuk dan tak sadarkan diri. Untuk pergi ke kamarku yang terletak di lantai atas, aku harus terbiasa berjalan mengendap-mengendap seperti seorang pencuri.
Jika sedikit saja aku menimbulkan suara, aku yakin ayah pasti akan terbangun dan mulai memukuliku lagi. Minggu kemarin punggungku sudah cukup sakit karena menerima pukulannya dengan menggunakan tongkat baseball. Dan malam kemarin aku juga menangis karena bagian kakiku disundut dengan ujung rokok yang panas. Aku yakin luka-luka yang ada di tubuhku tidak akan bisa menghilang.
BUGH
Sial sekali! Kenapa disaat-saat seperti ini aku harus jatuh terpeleset!
Aku meoleh kebelakang, dimana ayahku berada. Aku cukup bersyukur karena melihat tubuhnya yang tetap pada posisi seperti tadi. Aku berusaha mengenyahkan rasa sakit yang mendera pergelangan kakiku. Berhasil, aku berhasil berdiri tegak.. baru saja aku menaiki satu anak tangga. Punggungku kembali terasa sakit, diiringi dengan bunyi pecahan beling. Aku meringis pelan. Sungguh, raasanya sangat sakit.
Darah mulai bercucuran membasahi seragamku yang berwarna putih. Sayup-sayup, aku mendengar teriakan Jong Jin hyung yang memanggil namaku. Aku lupa jika ada dia yang masih bersamaku. Dan satu lagi, ayahnya yang selalu menolongku setiap kali aku diperlakukan kasar oleh ayahku sendiri. Hanya beliau yang bisa melunakkan sikap keras ayahku.
“Astaga Cho Kyuhyun.”
“Appa...”
Pendengaranku mulai kabur, begitu pun mataku yang terasa memberat. Jika Tuhan mengambil nyawaku sekarang. Aku rela, aku akan sangat senang jika Tuhan mencabut nyawaku sekarang. Aku ingin bertemu dengan ibu dan mengadukan semuanya. Mengadukan kejahatan ayah pada anak kandungnya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness
Fiksi PenggemarCho Kyuhyun Park Channie (oc) Cerita di private, kalau ingin baca bisa follow dulu ya