[01] Dia Ray Adrian Putra

1.6K 308 950
                                    

"If you have only one smile in you give it to the people you love."
><


Malang, 07.10 WIB
SMA Negeri 8 Malang.

"Bodo amat dah, udah terlanjur telat juga," gerutu lelaki tinggi berseragam SMA yang seragamnya acak-acakan tanpa dimasukan ke dalam celananya. Ia berkulit putih. Tampan? Entahlah, lebih tepatnya manis jika ia tersenyum dan mengacak-acak poni rambutnya sambil mengunyah permen karet.

Terlambat.

Bukan kegiatan asing bagi lelaki yang sedang mengunyah permen karet itu. Lelaki yang berjalan pasrah menuju kamar mandi untuk menghindar dari hari pertamanya kelas 12 lebih tepatnya lelaki itu di kelas 12 IPA 3 di salah satu SMA Negeri kota Malang.
Sesampainya di ruangan bertuliskan 'toilet'. Lelaki mengeluarkan barang elektronik berpentuk persegi panjang kecil dari kantong celananya yang kini telah ada di genggamannya. Ia membuka applikasi berbentuk kotak berwarna hijau (LINE). Mulai mengetik disalah satu chatting group sembari terus menguyah permen karet yang sudah tidak ada rasanya.

BARAKALLAH
Itu adalah group yang sedang di kirimkan pesan oleh lelaki itu.

Ray Adrian: bolos yuk sist. Nongki kamar mandi enak coy!
Sent.

Lalu memasukan kembali handphone nya ketempat semula. Tanpa rasa takut, ia masuk ke toilet yang didepan pintunya terdapat gambar lelali yang artinya itu khusus lelaki dan mengeluarkan sebuah kotak kecil yang berisi gulungan-gulungan kecil berwarna putih. Ia mengambilnya sebatang, dan meletakkan di ujung mulutnya. Setelah ujung putuh rokoknya terkena sedikit percikan api, keluarkah asap asap kecil dari mulutnya.

***

Keadaan kelas 12 IPA 3 mulai tenang karena adanya lelaki paruh baya memasuki kelasnya.

"Yaelah baru juga hari pertama udah ada pelajaran aja," gumam beberapa siswa dan siswi yang dengan cepat menduduki bangkunya masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak. Saya Imbang Syarief selaku guru kimia di kelas 12," perkenalan dari lelaki paruh baya itu tidak disambut hangat oleh penghuni kelas.

"Oh jangan-jangan dia bapaknya Aliando Syarief."

"Kenapa harus sarapan Kimia hamba pagi ini Tuhan?"

"Ngantuk hayati."

Lelaki paruh baya yang mulai membuka buku absen itu mulai mengelus dada, lalu mulai bersuara.

"Tolong tenang, sebelum membahas pelajaran. Saya ingin absen kalian dahulu."

Disisi lain, tepatnya di barisan bangku perempuan deretan ketiga dari depan disisi kanan timbul suara-suara bisikan dengan teman sebangkunya "Zell! Sumpah kebelet banget nih gue."

Lalu perempuan yang dipanggil 'Zell' itu menjawab dengan suara pelan "Sabar, nunggu diabsen dulu. Baru deh ntar ke toilet." Namun perempuan yang dari tadi sibuk memainkan kakinya dan berceloteh kebelet itu tidak menjawab lagi, tetapi makin memanyunkan ujung bibirnya dan menepuk-nepuk mejanya.

"Pevita Adriani," suara Pak Imbang sudah mulai menanggil satu persatu penghuni kelas 12 IPA 3.

Perempuan dibanggu barisan ketiga dari depan disisi kanan itu mengakat tangannya "Nah, Zell, Zella. Nama gue udah dipangil. Udah dulu ya gue ke toilet dulu. Gak perlu anterin, lo belom diabsen," dengan cepat perempuan yang baru mendengar namanya dipanggil itu cepat-cepat menuju bangku lelaki yang baru saja memanggil namanya itu untuk ijin ke kamar mandi.

"Tapi Pev....kamu kan anak baru disini. Emang tau toiletnya dimana?" cegah Zella suaranya makin mengecil karena menyadari Pevita sudah berjalan meninggalkannya menuju di depan meja Pak Imbang untuk meminta ijin.

Hello Ray!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang