"To send a letter is a good way to go somewhere without moving anything but your heart."
><
Kamar dengan dinding yang sengaja di cat warna kalem, yaitu baby pink. Terlihat berantakan tak beraturan, bantal dan guling telah ada di atas lantai. Keadaan sprei yang sudah dapat di jelaskan bagaimana bentuknya. Namun dinding berwarna unyu-unyu itu bukan di sengaja oleh penghuni tetap kamar tersebut.Bunda memang wanita menggemaskan. Bagaimana tidak? Seorang lelaki tampan bernama Ray Adrian Putra. Diberi kado terindah sepulang sekolah kemarin, kamarnya di sulap menjadi tempat untuk selalu beristighfar jika menatap dinding-dindingnya. Mengapa? Kamar lelaki yang suka bolos dan minum kopi berubah seperti kamar anak alay?
Katanya sih "kamar kamu biar gak terlalu horor Ray. Kan kamu jarang di rumah. Jadi Bunda sama adik Qi kan bisa sekali-kali tidur sini. Bagus kan ide Bunda?"
Qi, adalah gadis mungil yang terpaut jauh jarak usianya dengan Ray. Qi bersekolah di Sekolah Dasar tepatnya di kelas 3. Qiandra adik menggemaskan satu-satunya yang Ray punya. Walaupun disaat Qi tidur mengeluarkan cairan sangat deras mengalahi air terjun Coban Rondo di Batu dari mulutnya disaat tidur, Ray selalu menyayangi gadis kecil ngiler-an nya itu.
Kalau aja beliau bukan Bunda yang telah melahirkanku ke bumi ini. Sudah aku kirim ke Korea untuk menjadi pacarnya Lee Jong Suk.
Batin lelaki yang katanya sholeh tetapi hanya hafal doa sholat wajib saja. Dan juz ama, meskipun hafal disaat ujian praktek saja. Ray Adrian Putra. Sembari menata anak-anak rambutnya dengan pomade. Memasukan buku tulis dan pulpen ke dalam tas hitamnya. Tidak perlu membawa buku banyak-banyak untuk sekolah. Jika sudah tampan tidak perlu terlalu pintar kan. Takutnya nanti banyak yang naksir. Kan, repot. Itulah prinsip Ray.
"RAY! KAMU ANAK GADIS ATAU APA SIH? LAMA BANGET TIAP MAU KE SEKOLAH?"
"BUNDA MAU NGANTAR ADEK QI SEKOLAH DULU YA."
"SARAPAN DULU MINUM SUSUNYA."
"BURUAN UDAH HAMPIR JAM 7 INI!"
Belum juga Ray selesai membatin. Serangan bertubi-tubi telah datang menghantap telinganya. Walaupun suara yang datang berasal dari lantai bawah kamar Ray. Namun suara itu terdengar jelas, tak kalah dengan suara Bu Denok di sekolah saat mempergoki siswa-siswi nya hampir bolos.
Apa mereka sudah berjanjian terlebih dahulu untuk mengambil nada saat akan berteriak seperti ini? Entah lah, itu bukan urusan Ray. Biarlah para ibu-ibu dan Tuhan yang tau."IYA BUNDA. RAY TURUN!" Meskipun jawaban suara Ray tidak sedahsyat Bundanya. Ray yakin Bundanya telah mendengarkan jawabannya.
***
Gedung dengan dinding-dinding tinggi berwarna krem yang didalamnya terdapat halaman luas untuk di tempati kendaraan dengan penuh sesak. Ray berhenti dan memarkirkan motornya di tempat biasa.
Ray berjalan pasrah memasuki gedung sekolah. Ruangan demi ruangan telah ia lewati. Di lengan kanannya terdapat tali tas yang menggulung lengannya. Menurut Ray, sekolah hukumnya itu sunnah. Di sekolah dia bertemu dengan Bu Denok yang akan selalu mengintainya. Nasib. Namun, di sekolah Ray bangga dengan dirinya sendiri. Mengapa? Ray suka bolos dan tidur saat pelajaran aja dapat masuk kelas IPA. Bagaimana jika Ray pintar-tampan dan selalu mendapatkan peringkat kelas? Mungkin Ray tidak akan berteman dengan kalangan lelaki yang hanya mengandalkan doa ibu untuk naik kelas. Wisnu-Naufal-Alvino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Ray!
Roman pour Adolescents[DI REVISI SETELAH SELESAI] Berawal dari pertemuan lelaki bernama Ray yang tidak miliki aturan berpapasan dengan wanita cantik Pevita Adriani. Siapa sangka ternyata mereka sekelas. Dan perlahan Ray mulai menggoda Pevita dengan sikap jahilnya. Akank...