[05] Bianglala

395 124 290
                                    

"Kamu dan aku seperti bianglala. Mengapa? Perasaan kita selalu berputar. Sekarang aku mungkin jatuh cinta dengan kamu. Entah kalau besok, seminggu lagi, bahkan setahun lagi."
><

"Pev, kamu yakin nerima ajakkan Ray?" Tanya Zella sembari menyisir rambut Pevita.

Hanya Zella yang tahu ajakkan Ray telah di terima oleh Pevita. Bahkan Zella merelakan malam minggunya untuk menginap di rumah Pevita. Merelakan? Ah, Zella kan jomblo. Karena Zella yakin, malam ini akan menjadi malam nge-gosip tergemas yang akan mereka lakukan sepulang Pevita bersama Ray.

"Iya lah. Udah terlanjur," Pevita bangkit dari posisi duduknya untuk mengambil gantungan kemeja putih yang selesai di setrika oleh Bibi.

 Udah terlanjur," Pevita bangkit dari posisi duduknya untuk mengambil gantungan kemeja putih yang selesai di setrika oleh Bibi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi hati-hati aja ya sama Ray." Nasehat Zella.

"Santai aja kali," Pevita mengoleskan tipis liptint berwarna baby pink di bibirnya.

"Masalahnya, Ray dulu Playboy parah."

"Mbak-mbak kantin aja sempet dia gebet."

"Ibu-ibu penjual cimol yang cantik depan sekolah aja pernah dia pinjemin topi. Biar gak kepanasan katanya."

"Tapi, beberapa bulan ini aku lihat Ray memang gak deket sama siapa-siapa,"

"Kamu tetep harus hati-hati Pev!"

Penjelasan Zella panjang lebar membuat Pevita hanya manggut-manggut mengerti.

"Siap kapten!" Tangan kanan Pevita memberikan tanda hormat kepada Zella.

Zella tertawa mendengar jawaban Pevita "Ray jadi jemput jam berapa?"

"Barusan chating jam 7" jawab Pevita yang melihat jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB.

****

Disisi lain, para perkumpulan lelaki  jombwloers disibukan oleh salah satu temannya yang akan meninggalkan mereka di malam minggu.

"Yaampun. Ray! Sejak kapan kamarmu seindah ini?" Wisnu yang baru saja tiba di rumah Ray. Dikejutkan oleh perubahan drastis dari kamar kesayangan temannya.

"Sejak Bunda nonton drakor sama tetangga sebelah," celetuk Ray.

"Hahahaha. Yakali cowok tampang kayak pantat panci kamarnya unyu kayak tai," Wisnu tak dapat mengontrol tawanya.

"Udah diem. Pakai baju apa nih enaknya?" Tanya Ray mengalihkan pembicaraan Wisnu yang tidak ada gunanya.

"Jangan pakai boxer." Jawab Naufal.

"Jangan pakai kutang." Sahut Wisnu.

"Pakai ini aja Bos." Alvino memilihkan kemeja berwarna biru dengan kerah berwarna kuning muda. Pas! Memang hanya Alvino yang dapat ia andalkan. Wisnu dan Naufal? Tidak perlu di bahas.

Hello Ray!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang