"Aku tidak tahu ini perasaan apa. Yang aku tahu, jantungku berdebar kencang saat melihat senyumnya."
><
Hela napas keluar dari bibir Pevita. Melihat kepulan asap keluar dari mulut lelaki di sampingnya, membuatnya bangkit dari posisi duduk.
"Mau kemana?" cegah Ray.
"Lo tunggu sini bentar." ucap Pevita lalu bergegas meninggalkan Ray dengan rasa penasaran.
Ray bosan dengan keadaan seperti ini, ia rasa Pevita cukup lama meninggalkannya sendiri. Ia berniat untuk mencarinya, segera mematikan sisa rokoknya.
"Lama ya nungguin gue?"
Ray sepertinya baru menyadari keberadaan Pevita, setelah mendengar suara itu dia menoleh pada sumber suara. Sepertinya wanita di hadapannya tidak punya rasa bersalah karena meninggalkannya dalam waktu cukup lama.
Pevita baru tahu ekspresi wajah Ray berubah menampakan senyuman miring.
"Hehe maaf lama," Pevita mengusap tengkuknya dengan cengiran di bibirnya.
"Darimana?"
"Nih," Pevita menyodorkan sesuatu ke arah Ray.
"Apa ini?" tanya Ray dengan wajah yang Pevita tahu menunjukan kebingungan.
"Buka aja dulu," perintah Pevita.
Begitu membuka bungkusan di tangan Ray, lelaki tersebut tidak pernah menyangka Pevita sedari tadi meninggalkannya hanya untuk membeli sebungkus kembang api.
"Kembang api?" tanya Ray heran.
"Iya, dari pada buang-buang uang buat merokok mending beliin kembang api kan? Toh uangnya sama-sama mubadzir dibakar."
Ray menghela napas berat. Sementara Pevita tersenyum tipis, cewek itu mengangkat bahunya dan mendekati lelaki di hadapannya.
Tepat setelah mereka telah duduk beringiringan, Ray mebuka bungkus kembang api dan segera membakar ujungnya dengan mengambil korek di saku celananya.
Ray berdeham "Nih pegang biar aku nyalain."
Perempuan di samping Ray kini mengembangkan senyumnya saat kembang api berhasil menyala.
***
Seminggu setelah acara bermain kembang api bersama, Ray dan Pevita menjadi semakin dekat. Perempuan yang selalu diberi kejutan oleh Ray itu pun perlahan memberikan respond baik. Apalagi, malam ini ada undangan ulang tahun Raina salah satu teman kelasnya yang kebetulan menjadi cewek incaran Wisnu. Sudah di pastikan Ray akan mengajak Pevita untuk datang dengannya.
"Pev, ada Zella nih!" teriak Kiya satu-satunya adik Pevita yang tidak pernah memanggilnya kakak. Dasar adik tidak sopan!
Pevita memang meminta sabahatnya untuk ke rumahnya sebelum pergi ke pesta Raina. Karena hanya Zella yang dapat dipercaya untuk make over wajah polosnya.
Sebelum ngejawab teriakan Kiya dan mempersilahkan temannya untuk masuk ke kamarnya. Seperti biasa, Zella langsung nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu.
"Mari Tuan Putri!" ajak Zella berada di samping Pevita.
"Jangan tebel-tebel! Awas lo!" ancam Pevita.
"Jadi kamu ngeremehin kemampuan tangan mulusku ini?"
Setelah memberi polesan tipis dengan BB chusion di seluruh wajah Pevita, tak lupa mascara untuk melentikan bulu matanya walau sebenarnya bulu matanya sudah cukup lentik. Untuk alis Zella hanya menyisirnya sedikit untuk merapikannya karena alis Pevita sudah cukup tebal. Terakhir, bibir wanita yang sebentar lagi akan dijemput oleh Ray ini sudah di beri polesan lip tint.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Ray!
Novela Juvenil[DI REVISI SETELAH SELESAI] Berawal dari pertemuan lelaki bernama Ray yang tidak miliki aturan berpapasan dengan wanita cantik Pevita Adriani. Siapa sangka ternyata mereka sekelas. Dan perlahan Ray mulai menggoda Pevita dengan sikap jahilnya. Akank...