Suka banget baca comment kalian. Apalagi soal tingkahnya Ray, jahilnya Wisnu dan coolnya Alvino hehe:)
Baca sampai selesai lalu Vote ya, selipin comment kalian juga.
18/04/17
Happy reading!❤
———————————————
"Jika kata maaf tak dapat membuatmu membalas pesanku. Apakah kata aku menyayangimu dapat membuatmu tersenyum dan pipimu merona?"
-
Ray Adrian Putra
><
Ray Adrian sent a messageRay Adrian: Besok pulang sekolah aku tunggu di depan halte ya. See u:)
Perasaan Pevita menjadi aneh, merasakan debaran jantungnya sedikit tidak teratur saat dekat dengan Ray, nyaman ketika senyum di bibir cowok itu ditunjukan untuknya, bahkan saat lelaki itu mengacak-acak poninya.
Entah sejak kapan rasa itu menghampiri Pevita. Sudah dua bulan Ray mendekatinya, entah hanya modus atau hanya ingin berteman dekat dengannya. Itu bukan urusan Pevita. Yang ia tahu hatinya sekarang bahagia.
"Pev!!"
Teriakan seseorang yang berhasil membuat Pevita sontak memalingkan pandangannya menuju sumber suara.
"Babi! Masuk kamar orang tuh salam Tessa Claradisa!" Omel Pevita pada seseorang yang mengagetkannya. Ternyata Tessa.
Hanya cengiran dengan rasa tak bersalah yang di berikan oleh Tessa dengan menggaruk-garuk hidungnya.
"Tadi aku liat Ray di depan. Ngapain dia?" Tanya Tessa dengan wajah penasaran.
"Eh— gak ngapa-ngapain kok," jawab Pevita ragu.
"Masa?" Tessa menyakinkan Pevita.
"Iyalah!" Jawab lantang Pevita.
"Ok lah. Gimana udah sembuh?" Tanya Tessa mengalihkan pembicaraan.
"Menurut yang lo liat?" Pevita tersenyum dengan mengedipkan kedua matanya.
"Gak waras!"
HAHAHAHAHA.
"Tapi, eh— Pev aku mau cerita tentang Ray," topik pembicaraan Tessa kembali untuk Ray.
"Apa lagi?" Wajah Pevita sedikit agak serius saat mendengar topik pembicaraan untuk Ray.
"Gak jadi deh. Kapan-kapan aja hehe,"
"Upil!!!!" Pevita mengerutkan dahinya.
Pevita menjadi penasaran. Apa yang ingin Tessa ceritakan kepadanya?
***
Kimia dan Pak Imbang bersama rumus molekul-molekulnya cukup membuat keadaan kelas menjadi mendidih.
"Kalian ini! Jangan hanya manggut-manggut saja. Sudah jelas semua apa tidak?" Sugut lelaki paruh baya itu sambil mengetuk-ngetuk papan tulis dengan spidol yang berada di tangannya.
"Paham Pak!" sahut seluruh siswa persamaan. Entah benar-benar paham atau hanya menyenangkan hati Pak Imbang agar pelajarannya segera diakhiri.
Sepertinya dewi fortuna mengabulkan doa-doa murid kelas XII IPA 3, Pak Imbang mulai berkemas. "Kalau sudah paham semua, siapkan bahan-bahan untuk praktek minggu depan!" Beliau lalu meninggalkan kelas dan membuat seisi kelas bersumpah serapah kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Ray!
Teen Fiction[DI REVISI SETELAH SELESAI] Berawal dari pertemuan lelaki bernama Ray yang tidak miliki aturan berpapasan dengan wanita cantik Pevita Adriani. Siapa sangka ternyata mereka sekelas. Dan perlahan Ray mulai menggoda Pevita dengan sikap jahilnya. Akank...