Praaaang...
Beberapa benda pecah belah terjatuh di lantai. Mingyu sontak berdiri dan menatap Jieqiong dengan jengkel.
"Apa yang kau lakukan!" bentak Mingyu.
Jieqiong terkekeh,"Apa yang aku lakukan, huh? Sekarusnya aku yang berkata seperti itu, bodoh!"
Mingyu tak lagi menanggapi ucapan Jieqiong. Lelaki jangkung itu memijat pelipisnya dengan pelan.
"Jadi, selama ini kau berpura-pura bersikap manis di depanku! Iya!?" bentak Jieqiong.
"Aniyo. Hanya saja—"
"Hanya saja apa!? Selama dua tahun mau menjadikan aku sebagai pelampiasan saja, kan?"
Mingyu menghampiri Jieqiong dan memegang kedua pundaknya. "Dengarkan aku dulu!" seru Mingyu. "Awalnya aku memang terpaksa menerima perjodohan ini karena Appa yang selalu sakit-sakitan dan memintaku untuk segera menikah. Tapi, setelah aku menjalani hubungan denganmu selama tiga bulan, aku berusaha melupakan Rose dan mencoba menerima kehadiranmu."
"Tsk! Kau bohong. Jika kau menerima kehadiranku, seharusnya sudah dari dulu kita melakukan acara pertunangan ini dan menikah."
"Kau benar." Mingyu menundukkan kepalanya. "Namun, saat aku melihat keadaan Appa yang mulai membaik, hatiku kembali goyah. Aku tidak bisa melakukan acara pertunangan itu dengan segera. Selama ini aku masih memikirkan Rose, berharap dia akan segera kembali. Itu lah sebabnya—"
Plak!
Reflek Jieqiong menampar wajah Mingyu.
"Jangan kau sebutkan nama gadis itu dihadapanku!" ucap Jieqiong dengan sarkas. Air mata yang sedari tadi ia tahan, akhirnya terjatuh juga. "Sudah cukup, aku tidak mau mendengar alasan apa pun dari mu. Hubungan kita cukup sampai disini saja!"
Jieqiong menepis tangan Mingyu yang memegangi kedua pundaknya dan berlalu begitu saja.
Mingyu menarik nafas panjang. Aku tidak menyangka kalau hal ini terjadi sekarang, batin Mingyu.
***
Kini, Mingyu duduk bersimpuh di depan Appa-nya. Tuan Kim baru saja memarahi Mingyu habis-habisan karena lelaki jangkung itu telah melukai hati anak temanya.
"Appa...," panggil Mingyu lirih.
"Minta maaflah kepada Jieqiong!"
"Appa!"
"Jangan membantah, Kim Mingyu!" bentak Tuan Kim. "Kau yang membuat masalah, jadi kau yang harus menyelesaikannya!"
"Arraseo," ucap Mingyu pasrah. Ia pun berdiri dan menatap lekat ke arah Appa-nya. "Tetapi, Appa... Apa kau merestui hubunganku dengan Rose?"
***
"Rosie-ya...," panggil Jennie, Rose yang sedang memasang manik-manik di sebuah gaun itu pun menoleh.
"Mwo?"
"Kau tahu kalau Jieqiong-ssi membatalkan pesananan gaun pertunangannya?"
"Nde!?" pekik Rose.
Jennie diam sejenak, ia menarik sebuah kursi dan duduk di sebelah Rose. "Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu," ucap Jennie dengan nada serius.
Suara Jennie membuat tubuh Rose menjadi panas dingin. Ia merasa Jennie mengetahui sesuatu tentang hubungan dia dengan calon tunanganya Jieqiong.
"Kau—"
🎶Uri sarangeun buljangnan...
My love is on fire, uhhh~
Now burn baby burn...
Buljangnan~ 🎶Suara nada dering milik Rose membuat ucapan Jennie terhenti. Rose meraih poselnya, dan memgangkat paggilan tersebut. "Sebentar," ucap Rose kepada Jennie.
Jennie mengangguk dan tersenyum kecut.
"Yoboseyo?"
"..."
"Umh, wae?" Rose melirik Jennie sekilas.
"..."
"Nde!?" Ekspresi wajah Rose berubah menjadi kaku. Ia memainkan kuku jari-jarinya, dan memandang dengan pandangan kosong.
"..."
"Mianhae, tak seharusnya aku—"
"..."
"Hm, arraseo."
"..."
"Nde..."
Pip...
Orang yang menelepon Rose memutuskan panggilannya. Rose menatap layar ponselnya yang masih menyala dengan nanar.
"Rosie-ya, gwenchana?" tergur Jennie.
"Eoh, gwenchana," jawan Rose sambil tersenyum. Senyum yang sedikit dipaksakan. "Kau tadi ingin bertanya apa?"
"Ng, aku tidak tahu apakah aku pantas menanyakan hal ini kepadamu," kata Jennie.
"Katakan saja, aku tidak apa-apa."
"Geurae?"
"Hmmm..."
"Apa kau mempunyai hubungan khusus dengan Mingyu-ssi? Ng... Mianhae, jika aku terkesan ingin tahu tentang kehidupan pribadimu. Hanya saja, Jieqiong—"
"Mingyu adalah mantan kekasihku," ucap Rose kemudian dan itu membuat Jennie terkejut.
"Jadi... itu benar?"
Rose diam sebentar sebelum berkata, "Apa yang dia katakan? Apakah dia menjelek-jelekan aku?"
Jennie menaikan kedua bahunya sebagai jawaban. Dia hanya tidak enak hati saja harus mengatakan kalau sembilan puluh persen ucapan Jieqiong berupa cacian untuk Rose.
"Ya. Aku memang pantas mendapatkannya," kata Rose lirih. "Jika kau juga ingin mencaciku juga, silahkan."
Jennie meninju lengan Rose pelan. "Hey! Kenapa kau berpikiran seperti itu? Ini kan masalahmu dengan mereka, sedangkan aku tidak tahu apa-apa. Terlebih lagi jika kalian masih saling mencintai, mau bagaimana lagi?"
"Gomawo, Jennie-ya."
"Aku tidak melakukan apa-apa, jadi jangan berterima kasih kepadaku, hm?"
Rose tertawa hambar. "Oh, iya. Boleh kah aku pulang lebih awal?"
"Apakah kau ada urusan mendadak?"
Rose mengangkat kedua bahunya, "Ya. Aku harus bertemu dengan appa-nya Mingyu. Dan itu membuatku takut kalau beliau menyuruhku putus dengan Mingyu lagi. "
- Roseverdeen -
Republish: 29 Agustus 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
He was Mine • Mingyu ✖ Rose [ ✔ ]
FanfictionKetika Rose bertemu kembali dengan Mingyu... Mantan pacarnya yang sudah bertunangan... *** Tulisan ini hanya untuk pelampiasan si penulis saja ^^ S : 27/02/2017 E : 24/03/2017 written by eunroses, 2017 cover pict: cr. pint...