0.6

2.6K 358 35
                                    

Kini, Rose duduk di ujung sofa L yang berada di fitting room. Sebisa mungkin menjaga jarak dari lelaki jangkung yang telah mengacaukan perasaannya. Segala macam perasaan tengah menyelimuti hati Rose dan Mingyu. Bahkan perempuan itu tidak bisa membedakan antara benci dan cinta. Begitupun juga Mingyu, lelaki itu tidak bisa membedakan antara rindu dan penyesalan.

"Rosie-ya...," panggil Mingyu lagi. "Mianhae. Jeongmal mianhae. Aku-"

"Bodoh! Berhentilah berbicara. Aku muak mendengar suaramu itu." Rose menyisir rambutnya kebelakang dengan kasar. Sebenarnya dia tidak muak mendengar suara Mingyu. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Rose sangat merindukan suara Mingyu yang memanggil namanya.

"Aku senang bisa bertemu denganmu lagi," ucap Mingyu lagi.

"Tetapi aku tidak," balas Rose dingin.

"Siapa lelaki tadi?" tanya Mingyu.

Sedari tadi hal itu lah yang ingin diketahui olehnya. Sosok lelaki tadi sangat menggangu pikiran Mingyu. Dia masih belum rela jika mantan kekasihnya itu berkencan dengan lelaki lain.

"Apa pedulimu?"

"Aku tidak suka melihatmu bersamanya."

"Lalu bagaimana dengan aku!?" bentak Rose. "Apa kau tidak tahu perasaanku saat melihatmu bersama dengan perempuan itu? Sudah dua tahun, aku memendam rasa sakit ini sendirian, Kim Mingyu!"

Rose menatap Mingyu dengan tajam. "Aku membencimu! Dasar brengsek!" Maki Rose, lalu ia bengkit dari sofa.

Mingyu juga ikut berdiri, menatap lekat manik mata Rose dengan nanar. Gadis itu menarik nafas panjang, dan berjalan menuju pintu. Dengan cepat Mingyu merengkuh tubuh Rose dari belakang.

Rose tidak melanjutkan langkahnya, ia memilih untuk menundukan kepalanya. Telinganya bisa mendengar setiap hembusan nafas Mingyu yang mampu meracuni otaknya.

Ingin sekali Rose melepaskan tangan Mingyu dari tubuhnya. Tapi, di sisi lain ia juga sangat merindukan pelukan hangat dari seorang Kim Mingyu.

Setetes air mata jatuh dan membasahin lengan Mingyu. Satu persatu jatuh, hingga gadis itu menangis terisak.

"Lepaskan aku, Kim Mingyu-ssi," ucap Rose ditengah-tengah isakanya.

"Tidak akan." Mingyu semakin mempererat pelukanya.

Rose berusaha melepaskan pelukan Mingyu, namun tangan kekar lelaki itu begitu kuat merengkuh tubuh mungil Rose.

"Kim Mingyu-ssi!"

"Saranghae!"

Deg!

"Saranghae, Park Chaeyoung-ku," ulang Mingyu.

Rose tak mampu berkata apa-apa lagi. Cukup satu kata yang diucapkan oleh Mingyu, mampu membalikan perasaannya. Satu kata yang hampir tidak pernah ia dengar selama ini.

Rose merasa bumi berhenti berputar. Hatinya telah luluh lantak karena satu kata itu. Rose tak lagi memaksa tangan Mingyu untuk melepaskan pelukanya. Disentuhnya lengan Mingyu, lalu digenggamnya dengan erat.

"Tidak, Kim Mingyu. Jangan seperti ini. Semuanya sudah terlambat," ucap Rose sedih.

"Tapi-"

"Oppa..." Rose menghela nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya. "Untuk terakhir kalinya, aku memanggilmu oppa. Jadi aku mohon, lepaskan aku... oppa!"

Mingyu melonggarkan pelukanya, Rose pun melepaskan tangan Mingyu dengan pelan. Gadis itu menyeka air matanya lalu keluar dari fitting room. Meninggalkan Mingyu yang masih bergulat dengan hati dan logikanya.

***

Ketika Rose berjalan di lorong butik, ia tidak sengaja berpapasan dengan Jennie dan Jieqiong.

Jennie melihat mata Rose yang memerah, seperti habis menangis. "Rosie-ya? Wae geurae?"

"Eoh? Aniyo!" kilah Rose, ia menyunggingkan senyumnya kepada Jennie. Seolah-olah memang tidak terjadi apa-apa kepada dirinya.

"Apa kau yakin?"

Rose mengangguk. "Bolehkah aku pulang sekarang?"

"Kenapa terburu-buru? Kau sakit? Wajahmu pucat sekali." Jennie memegang kening Rose, tapi gadis itu menepisnya.

"Aku hanya sedikit pusing." Rose mencoba memberi alasan, dan Jennie mempercayai itu.

"Eoh, baiklah. Lebih baik kau pulang dan beristirahat. Karena besok banyak sekali yang harus kita kerjakan. Aku tidak mau kau sakit."

"Gomawo, Jennie-ya. Aku pulang dulu." Rose mengalihkan pandangannya kepada Jieqiong. "Annyeonghigyeseyo, Jieqiong-ssi." pamit Rose.

"Nde, annyeonghigyeseyo," balas Jieqiong sambil tersenyum.

Semoga setelah urusan gaun selesai, kita tidak akan bertemu lagi.

- Roseverdeen -

Republish: 29 Agustus 2017

He was Mine • Mingyu ✖ Rose [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang