Problem - 1

61 5 0
                                    

       Hari ini seperti hari-hari sebelumnya di penuhi oleh hiruk pikuk manusia yang berlalu-lalang berjalan untuk melakukan berbagai aktivitas.

       Jalanan ini sangat ramai, berisik dan bising oleh suara suara klakson kendaraan yang sedang berhenti karena lampu lalu lintas menandakan warna merahnya. Pertanda setiap kendaraan harus berhenti mempersilahkan kendaraan dari arah lain untuk melaju.

Seorang laki laki berbaju putih abu-abu dengan tas selempang hitamnya berlari lari mengejar sebuah kendaraan umum berwarna merah ke-orange atau biasa warga ibukota menyebutnya Metro Mini.

Laki laki itu menaiki kendaraan umum yang amat penuh. Ia terpaksa menaiki kendaraan itu karena jam di tangannya sudah menunjukan pukul 06.15 yang berarti lima belas menit lagi, Ia akan telat untuk menjalani rutinitasnya sebagai pelajar.

Berbagai macam suara hadir di dalam kendaraan ini membuat laki laki yang sedang berdiri itu merasa tidak nyaman. Kendaraan itu berhenti disembarang jalan yang membuat berbagai kemacetan dan juga menyebabkan kendaraan lain membunyikan klakson-nya yang semakin membuat laki laki itu sangat terganggu akan kebisingannya.

Mobil yang membunyikan klaksonnya  menikung dari arah kanan dan pengendara yang berada di dalamnya keluar dari jendela menampakkan kepalanya. "Dasar Metro lama amat." Ujar pengendara dalam mobil itu dengan suara lantangnya.

Laki laki dalam kendaraan umum itu melihat kearah kaca Metro Mini dan ia melihat jelas seorang gadis yang berteriak kepada kendaraan umum ini. Laki laki itu juga mengenal gadis itu. Gadis itu adalah teman sekolahnya.

Sang supir kendaraan juga ikut berteriak tak terima karena dianggap sangat lama oleh sang pengendara mobil yang ternyata seorang gadis remaja. "Kurang ajar sekali kau anak muda. Tak tahu diri kau rupanya yak." Logat batak itu keluar dari mulut sang supir yang menambah hingar bingar di dalam kendaraan.

"Bang ini masih lama ya? Saya sudah telat." Laki laki itu berkata pada sang supir yang masih menggerutu.

"Bawel sekali kau nak. Tinggal berdiri saja pakai banyak cakap aku yang bawa metro ini suka suka aku lah." Logat supir itu sangat kental dan kepala nya dialihkan pada pandangan ke depan.

Laki laki itu menghembuskan nafasnya. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi yang jelas sekarang pasti ia akan telat. Ia melirik jam di tangannya menunjukan 06.23.

Tiba tiba raungan knalpot kendaraan ini meraung pertanda akan berjalan. Kendaraan ini memang mempunyai suara yang berbeda saat melaju. Laki laki ini masih tetap berdiri dengan ucapan kecil dibibirnya yang mengucap. 'Alhamdulilah.'

....

Laki laki dalam Metro itu berteriak saat ia melihat kearah kaca Metro bahwa tempat yang ditujunya sudah sampai yaitu Sekolah Harapan Bangsa. "Bang kiri bang."

Metro itu pun berhenti dengan suara decitan yang sangat khas membuat para penumpangnya seperti ingin terjatuh kedepan.

Laki laki itu keluar dari pintu belakang Metro dan memberikan selembar uang berwarna coklat muda dengan digit nominal 5.000 pada kondektur yang tugasnya menarik uang penumpang.

Laki laki itu sudah menapakkan kaki nya ke tanah. Sesaat setelah itu suara kendaraan umum khas ibukota melaju dengan suara hingar bingar dengan debu knalpot penyebab polusi  udara dikota ini.

Laki laki itu berlari terengah engah karena ia melihat gerbang sekolah sudah tertutup. Saat ia sudah berada dihadapan gerbang berwarna hitam legam yang berdiri kuat dan kokoh. Ia mengetuk ngetuk gerbang sekolah itu dan pintu terbuka sangat sedikit menampakan seorang guru wanita dengan tangan yang berada dipinggangnya.

About ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang