Problem - 3

35 4 0
                                    

Dua hari yang lalu atau Lusa kemaren adalah suatu hari yang dipenuhi berbagai kejadian istimewa yang tak pernah disangka oleh laki-laki yang sedang termenung disebuah taman sunyi dipusat Ibukota.

Devan diam mengamati buku yang ada digenggamannya berjudul 'Harry Potter.' Devan tak sepenuhnya membaca buku itu.

Laki laki ini masih memikirkan kejadian kejadian yang menimpanya beberapa hari yang lalu. Lucu sekali, menurutnya.

Karena dia tidak pernah merasakan hal itu selama dua tahun menjalani rutinitas sebagai pelajar disekolah Harapan Bangsa.

Hal yang paling diingat oleh Devan adalah saat ia menggenggam tangan Maura dengan erat. Tiap kali mengingat kejadian itu Devan selalu terkekeh kecil, tak percaya dengan apa yang ia lakukan.

Devan tersadar dari lamunannya saat ia melihat ponselnya berdering. Ia membuka ponselnya dan tertera di notification handphone nya. Maura Zyara H added you as friend.

Devan terkekeh geli, rasanya baru tadi ia memikirkan gadis itu. Sekarang gadis itu menambahkannya sebagai teman di salah satu aplikasi  chatting yang terkenal di kalangan anak muda zaman sekarang.

Devan terdiam dan melangkahkan kakinya untuk pergi dari taman yang sejak dua jam lalu, ia singgahi.

....

Maura sedang duduk diam menonton televisi di ruang keluarga rumahnya. Maura tak menyangka kalau baru saja dia menambahkan Devan sebagai teman setelah dua tahun, ia menganggap bahwa Devan tak pernah ada dikelasnya ataupun di dunia ini.

Tapi dalam hitungan hari Maura ingin sekali mengenal Devan jauh lebih dekat karena bagi Maura, Devan itu special. Ada yang berbeda dari dirinya.

Maura mulai menggerutu kesal karena tak ada respon apapun dari handphonenya selama satu jam lama, sejak ia menambahkan lelaki itu dalam daftar teman di aplikasi chatting.

Hingga akhirnya Maura geram ia terus menggerutu membuat pembantu Maura yang sedang membersihkan porselen mewah mengeluarkan perkataannya.

"Non Maura teh kenapa?" Maura mengalihkan pandangannya kepada pembantunya.

"Nggak bi, gapapa." Si bibi hanya terdiam dan melanjutkan aktivitasnya kembali.

Maura kesal sekali, ia menaikan volume televisi nya dan membuka ponselnya mencari nama 'Devan Arthur.' di daftar teman chattingnya.

Maura Zyara H : Addback ya, Van!

Maura menatap ponselnya berharap Devan membalas namun telah lama Maura menatap ponselnya tapi tak ada satu balasan pun dari Devan.

Maura menjerit seperti orang kebakaran jenggot. "Aaaaaaah... Kesel."

Pembantunya melihat Maura dengan gelengan kepala. Bibi untungnya memahami bahwa Maura adalah gadis remaja yang mempunyai emosi tak stabil atau suka berubah ubah.

Maura menambah volume televisinya. Ciri khas Maura, bila sedang kesal ia menambah volume music ataupun televisi.

Ponsel Maura berdering dengan gerakan cepat ia memeriksa ponselnya dan melihat di notification pesan dari Devan Arthur. Maura tersenyum bahagia, ia meloncat loncat di sofa yang ia duduki sedari tadi.

Pembantunya yang melihat kelakuan Maura hanya menggeleng dan berguman 'Dasar Remaja.'

Maura berhenti.meloncat loncat. Ia duduk di sofanya dan mengetik balasan untuk Devan.

Maura Zyara H : Thankyouuu Devan.

Devan Arthur   : Ya.

Maura tercengang melihat balasan dari Devan yang hanya dibalas Ya. Maura kesal, ia menambah volume televisinya dan mengetik sesutu di group nya bersama Milly dan Meysha.

About ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang