Problem-8

24 1 0
                                    

Keanu Ardi, seorang yang melihatnya sekilas pasti berpikir. Enak ya jadi Kea, udah ganteng banyak yang suka. Jago main basket juga, tapi tanpa mereka tahu jadi Kea itu nggak enak.

1.Setiap hari harus dengar celotehan adik kelas ataupun temannya.

2. Apabila melakukan suatu hal, jadi trending topic.

3. Main basket dilihatin terus.

4. Ada cewe yang disuka, gebetannya diomongin.

5. Dijauhin teman, jadi bahan omongan.

Intinya, setiap yang dilakukan Kea selalu jadi bahan omongan.

Kea itu ingin banget jadi siswa biasa, invisible. Tapi dapat jalanin hidupnya dengan santai tanpa ada pikiran, tapi ternyata semua nggak seperti kenyataan. Kea nggak bisa hidup tanpa teman, Kea nggak bisa hidup tanpa seseorang disisinya, Kea nggak bisa kemana-mana nggak ada teman ataupun sahabatnya daan..... dilumbuk hatinya Kea selalu ingin jadi nomor satu.

Malam ini, Kea hanya sendiri ditemani semua gadget yang tergeletak tak karuan di atas tempat tidurnya. Kea terus memikirkan pertikaian dengan Bima yang sampai sekarang tidak ada ujungnya, sejak ia menantang Devan waktu itu dan terakhir ia menantang Devan di lapangan basket ternyata pertikaiannya pun tak urung usai.

Kea setiap hari memikirkannya, Devan tetap menegurnya, menyapanya, dan tersenyum padanya. Namun bagi Kea, senyum Devan itu seperti ejekan semata untuk dirinya. Bahkan Rio dan Bima tak pernah melakukan apa-apa, mereka bertiga seakan tak mengenal satu sama lain.

Dan pertikaian mereka sudah membuat ribuan anak SMA HARAPAN BANGSA membicarakan mereka berempat.

Kea memandang foto yang tergeletak diatas kasur, foto mereka berempat saat SMP.

"Apa memang gua yang terlalu egois?"

Kea terus melihat itu secara intens. "Atau kalian yang nggak pernah ngerti gua. But actually i miss you so bad guys."

Kea memandangnya lalu membuang foto itu ke lantai. "Tapi gua yakin, lo nggak peduli sama gua."

Kea menarik selimut itu, lalu ia terlelap dengan mimpi tidurnya.

Sedangkan dilain tempat, seorang lelaki dan teman-temannya sedang bersenda gurau menikmati harinya.

Mereka adalah Devan, Rio, dan Bima. Seperti malam minggu biasanya, Mereka menyisihkan waktunya untuk bersenda gurau bersama. Berbagi cerita mengenai dirinya atau apapun. Namun hari ini, senda gurau mereka tak lebih berarti dari hari kemarin.

Devan, Rio dan Bima masih terdiam hingga detik ini. Sudah dua jam mereka tak bicara, mereka bertiga sibuk akan gadget ditangannya.

"Kenapa sih pada diam-diaman begini?" Rio membuka topik pembicaraan.

Bima menunduk dan Devan menatap Rio dengan lekat.

"Gua ngerasa bersalah sama kalian." Bima menunduk tak berani menatap teman-temannya. "Gara gara gua, Devan harus main basket. Gara gara gua, Kea nggak main sama kita lagi."

Devan menepuk pundak Bima membuat Bima menoleh ke arahnya. "Bukan salah lo bahkan berkat lo, gua sekarang lebih berani buat main basket."

Rio menatap Bima. "Tapi Bim, coba kali ini selesain masalah lo sendiri. Kita udah 17 tahun, nggak mungkin kan semua masalah lo diurusin sama kita terus?"

Bima mengangguk. Ia teringat kenangan tahun lalu saat mereka kelas 10, Bima mempunyai seorang kekasih bernama Thalia. Thalia bersekolah di Tunas Bangsa atau orang-orang sering menyebutnya TB. TB merupakan sekolah bergengsi di sekitar daerah mereka dan tidak dapat dipungkiri bahwa siswi-siswi TB sangat cantik begitupula Thalia. Menurut Kea dahulu, Thalia dipelet oleh Bima karena Bima tak setampan itu bila disandingkan dengan Thalia.

About ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang