Malam ini sangat benderang karena adanya sinar sang Rembulan. Bintang juga mulai menampakan sedikit dari dirinya di hamparan langit biru tua yang gelap.
Seorang gadis termenung di dalam kamarnya mengingat kejadian lusa lalu saat ia berada di toko buku ternama ibukota.
Gadis itu juga mengingat kejadian kemarin saat melihat sikap laki laki itu saat disekolah. Berbeda sekali saat di toko buku.
Maura gadis itu terus memikirkannya. Hingga ponselnya berdering. Ia melihat ponselnya ternyata itu adalah message dari teman temannya di group.
Milly Aura G : Tau nggak? Tadi gua liat Keanu sama Bima di Dollshop.
Meysha May J : Keanu ngapain ke Dollshop, Mil?
Maura yang membaca rentetan message teman temannya yang isinya hanya celotehan remaja tentang para cowo ataupun pelajaran sekolah. Maura pun mulai mengetik sesuatu di ponselnya.
Maura Zyara H : Kerumah gua woi, kita ngegosip.
Milly Aura G : Otw raaa.
Meysha May J : Siap capt!
Maura melepaskan gadgetnya dalam genggaman tangannya. Gadis itu menggerakan tangannya ke seluruh penjuru kasur dengan badan yang masih melekat di kasur nya. Ia memegang sebuah benda berbentuk kotak yaitu remote tv.
Suara televisi itu mulai terdengar dan terlihat jelas gambar gambar animasi berjalan dari salah satu stasiun televisi. Ciri khas Maura, sangat suka melihat televisi karena baginya televisi adalah kehidupannya.
Bunyi ketukan pintu terdengar dipendengaran Maura, padahal televisi itu mempunyai volume yang cukup besar. Ciri khas Maura yang kedua, sangat suka bunyi suara keramaian.
"Raaaaa." Pintu terbuka begitu saja saat kedua teman Maura masuk ke dalam kamarnya tanpa salam ataupun basa basi hanya sebuah sapaan non formal.
Suara Milly terdengar di pendengaran Maura namun Maura tak menghiraukannya. Milly langsung menaiki tempat tidur Maura dan duduk disamping gadis itu.
Meysha yang melihat dua temannya itu hanya menggeleng, Ia menutup pintu kamar Maura dan duduk disamping Milly.
Mereka bertiga menonton acara televisi itu dengan seksama. Terkadang ada suara tawa yang terdengar diantara ketiganya.
Maura membuka suaranya saat serial televisi itu berbentuk seperti drama romance anak remaja yang sangat tragis. "Sedih banget, Hue." Maura memeluk guling dalam dekapannya dengan sangat erat.
Milly mengangguk dan Meysha yang anti romance hanya menggeleng-geleng.
Serial dalam televisi itu menunjukan iklan iklan yang membuat ketiga gadis itu kecewa.
"Yahhh." Maura, Milly, dan Meysha berkata dengan perasaan sangat kecewa.
Milly dan Meysha memandang Maura yang terdiam saat iklan dalam televisi masih belum selesai menampakan nya.
"Jadi lo ngundang gua kesini cuman buat liat lo galau, Ra?" Tanya Milly dengan pandangan menatap Maura. Meysha mengangguk.
Maura hanya menggeleng lemah.
Meysha merangkak dikasur Maura mengambil sebuah camilan di laci dekat televisi Maura. Lalu membukanya, butir demi butir camilan itu masuk ke dalam mulut Meysha. "Terus?"
"Gua mikirin Devan." Pernyataan Maura membuat Milly membulatkan mulut dan matanya begitupula Meysha yang berhenti memakan camilannya.
"WHAT THE HELL?!" Ujar Meysha dan Milly bersamaan yang membuat Maura terkaget dengan ucapan dua sahabatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
About Problem
Novela Juvenil"Hidup itu sesekali butuh keheningan, Ra." - Devano Arthur Pratama. "Apa enak nya sih, Van? Gemerlap dan Keramaian itu baru yang namanya hidup." -Maura Zyara Hendrabaskara. Maura Zyara Hendrabaskara : Maura, seorang yang cinta keramaian. Maura, tak...