Aroma buah

7.8K 466 22
                                    

" Karna usianya masih 3 minggu, aku belum bisa memeriksanya dengan alat ini "

" Lalu kapan aku bisa melihatnya Sensei " tanya Hinata antusias.

" Saat usia kandunganmu 3 bulan "

" Itu artinya aku harus menunggu 3 bulan lagi untuk melihat janin di rahim ku? "

" Oi Hinata " seruku.

" Begitulah " senyum sang dokter.

Setelah puas bertanya panjang lebar bahkan mengancam Dokter itu, baru dia mau ku ajak pulang.

" Jadi 3 bulan lagi aku baru bisa melihatnya ya " ucapnya kecewa.

" Hn "

Dia mengelus perutnya beberapa kali.

" Jaga dia baik-baik " ucapku memegang tangannya.

" Hm " angguknya.

Setibanya dirumah..

Pluk

" Omedeto "

Rumah ramai. Ada orang tua ku juga ibu Hinata bersama semua adik kembarnya disini. Ada apa ini?

" Hinata ini.. " ucapku.

" Selamat ya Hinata.. Sasuke.. " ucap Kaa-san.

" Ha? "

" Arigatou Okaa-sama " senyum Hinata.

" Sasuke.. jaga Hinata baik-baik selama dia mengandung " sahut Otou-san.

" Ha? Hinata kau memberitahu mereka? "

" Iya, saat aku tau bahwa aku hamil aku langsung mengabari yang lain " senyumnya.

Ku tepuk keningku menahan geramku. Astaga..

" Sasuke kau mau kemana? "

" Kerja "

Ku tinggalkan mereka dirumah dan bergegas ke kantor.

" Shisui pastikan rumah kembali bersih setelah acara mereka selesai " ucapku dalam telpon.

" Hah.. " desahku usai menghubungi Shisui.

Itu adalah awal dari kekacauan yang terjadi dirumah karna istri dan keluargaku.

Bulan pertama usia kandungan Hinata. Semua masih berjalan normal, ku pikir. Tapi layaknya seorang wanita yang tengah mengandung pada umumnya. Mereka mengalami perubahan hormon yang juga merubah sikap mereka.

" Huee.. huueee... "

Hampir setiap pagi Hinata muntah. Sebenarnya ini hal yang wajar, tapi entah kenapa kadang aku merasa kasihan padanya. Karna dia tampak begitu menderita.

Memasuki bulan kedua kelakuan Hinata mulai aneh. Dan permintaannya pun tak kalah aneh.

" Aku pergi "

" Mm "

Dia menutup hidungnya tepat saat aku ingin mengecup keningnya.

" Kenapa? "

" Aku tidak suka bau mu Sasuke-san "

" Tapi aku sudah mandi "

" Tapi aku tidak suka baunya "

" Ini parfum yang sama yang biasa ku pakai setiap hari "

" Ganti "

" Ha? "

Demi dia dan calon bayi dalam kandungannya, akupun pasrah dan mengikutinya. Mengganti parfum ku dengan aroma buah.

" Hinata yang benar saja " protesku.

" Tapi aku suka baunya "

Aku mengernyitkan dahi lalu meninggalkannya. Lebih baik aku tidak memakai parfum sama sekali daripada harus memakai parfum aroma buah seperti itu.

Kerelaanku untuk tidak memakai parfum karnanya membuatku berpikir bahwa satu masalah telah selesai. Tapi nyatanya masalah lain menungguku dirumah.

" Tadaima " ucapku.

Aku berjalan menghampirinya lalu mengecup keningnya.

" Mmm "

Lagi-lagi dia menutup hidung dan mulutnya.

" Apalagi sekarang? "

" Mulut mu bau Sasuke-san "

" Ha "

Ku coba mencium aroma mulutku sendiri beberapa kali. Tidak ada bau apapun karna memang aku tidak makan makanan yang berbau menyengat.

Tiba-tiba aku teringat kesukaannya akan wangi buah. Aku lantas meminta Shisui membelikanku sekantung permen rasa buah.

" Bagaimana sekarang? " tanyaku usai memakan permen.

" Daisuki " peluknya.

" Dasar aneh " batinku.

Sekarang aku bersiap mandi.

" Hinata siapkan baju ku "

" Ha-i "

Aku lantas masuk kamar mandi dan..

" Ada yang aneh dengan kamar mandi ini " batinku.

Ku coba mencium hampir semua sabun juga shampo disini. Dan kau tau, semua beraroma buah-buahan.

Arrrggg

" Aku benci buah-buahan " seruku.

Meski kesal juga marah, nyatanya aku hanya bisa pasrah. Dan tetap menggunakan semua itu, demi Hinata dan calon anakku.

~Skip~

SasuHina - My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang