" Shisui, hubungi pengacaraku dan minta dia menyiapkan berkas perceraian "
Deg
Malam itu aku terkejut, sangat. Tiba-tiba Sasuke-sama memintaku menghubungi pengacaranya untuk menyiakan berkas perceraian.
Perceraian??
Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka?
Aku terus melirik pada Sasuke-sama yang tengah duduk disana. Tersirat kesedihan yang begitu dalam diwajahnya.
" Bukankah anda bilang bahwa dia milik anda, maka perjuangkanlah Hinata-sama "
Ingin rasanya aku menyerukan kata itu tuk membuatnya bersemangat. Tapi apalah aku, meski dia begitu mempercayaiku nyatanya aku tetap pelayannya.
Aku tak memiliki hak apapun untuk ikut campur dalam hidup mereka meski aku tau yang terjadi.
Dan hari itupun datang, saat ketika Hinata-sama benar-benar pergi meninggalkan rumah ini. Sasuke-sama kembali menjadi Sasuke-sama yang dulu ku kenal.
Arogan, sombong dan berekspresi datar.
Siang dan malam aku terus berpikir, bagaimana cara membuatnya kembali ceria.
" Dia tidak menandatanginya Shisui.. dia tidak.. "
" Ha-i "
Bahagia. Hanya itu yang dapat ku katakan. Sasuke-sama kembali tersenyum saat mendapati surat perceraian itu belum ditandatangani oleh Hinata-sama.
Kami mencari Hinata-sama ke semua pelosok Tokyo. Tapi tak juga menemukan titik cerah. Dia bahkan hampir frustasi mencari keberadaan Hinata-sama.
Sasuke Uchiha, tuanku yang egois. Tak pernah mengucap kata maaf, terima kasih atau hal baik apapun. Kini didepan Hyuuga-san, menunduk memohon maaf atas kelalaiannya membiarkan Hinata-sama pergi.
Kagum juga terharu. Hingga aku tak mampu menjelaskan perasaanku saat itu.
" Arigatou Hinata-sama " batinku.
Setelah beberapa hari dalam pencarian kamipun bertemu dengan Hinata-sama. Dan mereka akhirnya benar-benar bersatu dalam pernikahan yang nyata.
Waktu terus berlalu, bulan demi bulan terlewati.
" Shisui-san aku hamil " senyum Hinata-sama.
" Omedeto Hinata-sama "
" Aku akan memberi kabar pada yang lain "
" Ha-i "
Aku memulai persiapan dirumah saat Hinata-sama dan Sasuke-sama pergi. Tak berapa lama keluarga besar pun datang.
" Shisui, pastikan semua kembali normal saat aku kembali "
" Ha-i "
Dan Sasuke-sama kembali ceria seperti sedia kala meski dia masih selalu menyembunyikan ekpresinya. Tapi aku bisa membaca kebahagiaan yang tersirat diwajahnya.
Sejak Hinata-sama hamil, Sasuke-sama begitu perhatian padanya. Saking perhatiannya kadang aku merasa bahwa aku sudah tidak lagi dibutuhkan disini.
Aku mulai sedikit frustasi dengan keadaanku sendiri. Terbersit rencana untuk menyudahi pekerjaanku.
Tok.. tok..
" Siapa malam-malam begini mengetuk pintu kamarku? " pikirku.
Cklek
" Sasuke-sama "
" Shisui.. tolong bantu aku "
Setelah sekian lama, akhirnya Sasuke-sama meminta bantuanku. Akhirnya dia meminta pertolonganku.
" Ha-i " senyumku.
Dari situ aku sadar akan posisiku dirumah ini. Dan tidak seharusnya aku cemburu hingga berniat berhenti. Aku harus yakin bahwa kehadiranku masih selalu dibutuhkan dirumah ini.
Hari yang dinanti datang, kelahiran bayi mereka. Satu kata tuk menggambarkan keadaan disini, panik.
Hinata-sama sudah memasuki ruang operasi. Disini, aku dan Sasuke-sama hanya diam menunggu. Iie, Sasuke-sama tidak bisa diam dan tenang sama sekali.
" Sasuke-sama.. tenanglah "
Plak
Aku mendelik seketika saat tiba-tiba Sasuke-sama menamparku. Selama aku tinggal dengannya tak pernah sekalipun dia menamparku.
" Seolah aku bisa tenang " serunya.
" Sasuke-sama.. "
Rasanya begitu menyakitkan. Tapi ku coba mengerti dengan keadaannya.
" Aku bahkan tidak tau apa yang mereka lakukan pada Hinata sekarang "
" Bersabarlah Sasuke-sama.. Hinata-sama ditangani oleh para ahli "
" Sial.. sial.. "
Dia terus menggerutu dan menahan amarahnya. Ingin rasanya ku peluk dia. Tapi dia bukan Sasuke-sama yang berusia 7 tahun.
Dia pria dewasa yang sebentar lagi akan menjadi seorang ayah.
Aku hanya bisa diam. Siaga, saat tiba-tiba dia membutuhkanku nanti.
Beberapa jam kemudian..
" Bagaimana Sasuke "
" Laki-laki "
Aku tersenyum menatapnya dari kejauhan. Tapi kemudian onyx kami bertemu. Dan dia tersenyum kearahku. Luluh hatiku melihat senyumnya.
" Omedeto Sasuke-sama "
~End~
Mengungkapkan rasa sayang dan cinta lewat tindakan memang perlu. Tapi bukan berarti menyatakan lewat kata itu tidak perlu.
Karna tidak semua orang mengerti dan bisa membaca dari tindakan yang kita lakukan. Jadi untuk membuat semua jelas maka katakan.
Serukan apa yang kau rasakan.. Katakan padanya apa yang kau inginkan..
Tak perlu pusing memikirkan jawaban darinya karna mengungkapkan lebih baik daripada memendam selamanya.
Sampai ketemu di FF selanjutnya.. ^^

KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - My Baby
FanfictionIni lanjutan dari By my side ya.. Berhubung banyak yang minta dibikin sequel lanjutan :D Happy reading ya.. semoga menghibur ^^