Angsa terapung rawa biru
Kadang menggeleng bukan tak mau
Katak paru dan kulitnya sesak
Kadang melompat bukan terdesakDipanggil atau terpanggil jiwa yang pulang?
Ditanya atau tertanya hati yang pergi?
Bedakan saja wahai kilat
Berapa selangnya sampai mendapat jawabannyaBuanglah ayal, misal 3 detik
Orang tumpah bisa menggapai 3 detik
Lalu terkira sangat lambat; memang
Ayal dibutuhkan lagi sekarangOrang mampu jika berusaha bukan?
Coba lagi, misal 1 detik
Jarum terpanjang manapun bisa berpindah hanya dengan 1 detik
Lalu? Ya, sudah pasti itu lagiKesal bukan amarah
Baik, bagi 10 misal 0,1 detik
Wahai, bermacam getaran sudah biasa melakukannya
Perihal sepersekian detik sudah menjadi ranahnyaKini menyerah untuk mengirakan nominal itu
Sebab, sudah terambil konklusi
Pasti setelah ini jika 3,00×10^8 m/s
Eksak cahayalah yang memilikinya
Lalu setiap hari bertemu cahaya
Sudah sampai di sini sajaHingga tertawalah wahai kilat
Katanya; 'waktu jadi terbelit laju'
Sedikit malu di sini; ditertawakan hidup namun matiTetapi tunggu, mari periksa lagi
Bukankah berapa selang itu bukan pertanyaannya?
Terperangah; membatin ini bukan perkara selang waktu
Analisa lebih dalam; bedakan saja wahai kilat, gerangan ini adalah ketidakmampuannya?
Lalu sia-siakah terkaan-terkaan ini?
Tunggu, tidak!
Sepertinya benar, ini adalah suatu keterkaitan perihal antara waktu dan laju; dipisah kalimat dan tanda tanyaBerujung mengaku tak tahu menahu; adalah keamatiran gerangan.