Aku sedang diam
Berpikir agar tidak hitam
Kalau kemarin masih kilau nilam
Nanti bisa kelam makamSepatu-sandal di ramai aspal
Payah menopang tubuh-tubuh metal
Lihat berapa puluh pertokoan
Barang berapa jua perawanHandai berbijak sebulan lalu, katanya panah bersilang tombak hingga tertumbu
Sekarang karena hanya pilu, kataku emas bergandeng perak kerap kelabuMataku tidak binar menangkap bayang pudar
Mataku untuk percik suar hingga fajar pendar
Batinku antara jemari dan tinta ini
Harapku jenjang lembah dan warna pelangiBarang dan ruang di selang waktu
Halang dan orang di daun pintu
Gerangan mendesah di sampingku
Masuk menyepah meluruh bekuTingkahku balita belajar bicara
Lakuku bisa jadi anak kera
Bingung kalau tak ada yang mengajak
Bingung juga membuat ini sajakAku sedang diam
Berpikir agar tidak hitam
Lama mencari arti
Nanti juga mati