"Yoongi-ahh." Panggil Irene pada putri semata wayangnya itu.
"Apa kau tidak akan menyentuh makananmu?" tanyanya sekali lagi saat mengetahui jika Yoongi sepertinya sama sekali tak berniat untuk menghampiri meja makan dan memakan makanan yang telah disiapkan oleh Irene.
"Aku tidak lapar." jawab Yoongi ketus.
"Apa kau ingin Eomma menyuapimu?"
"Aku ingin Appa yang melakukannya."
Seketika itu juga Irene melirik jam yang telah menunjukkan pukul 7 malam. Sembari menghembuskan napas, Irene masih berusaha membujuk putrinya itu.
"Appamu mungkin pulang agak malam, sebaiknya kau makan sebelum semuanya menjadi dingin."
"Tidak mau! Aku akan menunggu Appa."
"Yoongi-ah."
"Aku tidak mau makan."
Mau tak mau Irene hanya mampu terdiam sambil mengaduk ngaduk nasinya sendiri. Ia hanya dapat berpikir mengapa putri semata wayangnya yang berusia 4tahun itu bisa begitu keras kepala seperti dirinya?
Apa mungkin keras kepalanya itu lebih akut dari dirinya dan justru lebih mirip dengan Baekhyun? Entahlah...Jika Yoongi telah mempunyai sesuatu yang diinginkan maka sebisa mungkin hal tersebut harus segera terwujud.
Tak ada yang dapat menghalanginya. Irene sebagai ibunya terkadang merasa kewalahan atas sikap Yoongi.
Seperti saat ini, Yoongi yang bersikukuh untuk menunggu Appanya pulang dan tidak mau makan.
Irene sebagai ibu yang saat ini berada di meja makan merasa kurang pantas. Apa bisa ia makan seorang diri sedangkan putrinya sendiri belum makan?
Ia hanya berharap jika yang Yoongi tunggu segera datang. Atau bagaimana mana jika tidak?
Oh sepertinya ia harus dapat merayu putrinya itu dengan berbagai alasan supaya ia mau memakan makanannya tanpa harus menunggu...
"Aku pulaangg!" suara bersemangat terdengar diiring dengan bunyi pintu depan yang terbuka.
'Syukurlah' batin Irene.
"Appa!!" Jerit Yoongi saat mengetahui siapa yang datang. Gadis kecil berambut poni dengan panjang hingga mengenai alisnya itu berlari menyambut Appa nya yang baru pulang.
"Kau menunggu Appa?"
Yoongi hanya menggangguk lalu minta untuk digendong.
Irene yang mengetahui kelakuan putri hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tak tahu apa yang akan terjadi jika Yoongi dewasa kelak. Apa ia akan tetap manja seperti ini?
"Yoongi belum makan dan bersikukuh menunggumu."
"Benar apa yang dikatakan Eomma?"
"Appa, aku menunggu Appa karena Yoongi tau jika Appa juga belum makan kan? Ayo kita makan bersama." kata Yoongi bersemangat.
"Ia semakin tergantung denganmu."
Kata Irene sambil melihat kedua orang dihadapannya yang terlihat begitu dekat. "Aku tau jika pekerjaanmu menuntutmu pulang malam dan ak-""Aku akan coba membujuk Yoongi setelah ini."
"Makanlah! Benar yang dikatakan Yoongi, kau pasti belum makan."
-
Irene membuka pintu kamar putrinya itu dengan perlahan. Sekarang sudah pukul 9 malam. Seperti biasa sudah pasti putri berusia 4tahunnya itu sudah terlelap dalam mimpinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride Exchange [EXO Baekhyun and Red Velvet Irene Fanfiction]
FanfictionMenikah dengan Byun Baekhyun seharusnya membuat Bae Joohyun bahagia. bagaimanapun juga Joohyun telah menyukai sahabatnya itu sejak usia nya masih 8 tahun. tapi pada kenyataannya Joohyun tak sebahagia itu, karena dirinya hanyalah "Pengantin Pengganti...