11

13.1K 1.6K 303
                                    

Peringatan!!!

Jangan lempar ponsel, laptop, komputer atau apapun media yang kalian gunakan buat baca nih part. Karena aku punya tugas buat kalian seusai kalian baca cerita ini xD

---------

Minnah membuka paksa gorden kamar Irene agar sang pemilik kamar itu mau bangun dari tidurnya. ini sudah siang dan sepertinya teman se-apartemennya itu masih enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya.

"Aku rasa kau harus bangun Bae Joohyun, sampai kapan kau akan terus seperti ini." Teriaknya karena ia merasa kesal dengan kelakuan Irene.

"Aku masih ingin tidur, jebbal biarkan aku tetap seperti ini." Keluh Irene yang saat ini malah menutup wajahnya dengan menggunakan bantal, ia agaknya terusik dengan sinar matahari yang masuk dari jendela kamarnya.

"Joohyun cepat bangun kataku, sampai kapan kau akan seperti ini eoh?" Kali ini Minnah sudah menarik paksa tangan Irene agar ia mau bangun dari posisi tidurnya.

"Tinggal berapa hari tersisa?" Gumam Irene sambil matanya yang masih setengah terpejam.

"Satu minggu, ingat? Kau menanyakan hal yang sama setiap hari dan yang kau lakukan hanya menghitung waktu yang tersisa. Apa maumu sebenarnya?" Kini Minnah menatap wajah sahabatnya itu dengan tatapan prihatin, ya.... keadaan Irene belakangan ini memang memprihatinkan.

"Hanya satu minggu tersisa huh? Setelah itu Baekhyun akan menjadi milik orang lain. Ia... ia akan menjadi milik orang lain Minnah. Kau tau? Baekhyun akan menjadi milik orang lain." Irene terus saja bergumam kata-kata yang sama, pandangannya saat ini kosong.

Tak banyak yang ia lakukan belakangan ini, satu bulan semenjak ia dinyatakan lulus dari Universitas Kyunghee hanya ini yang Irene lakukan, berdiam diri di apartemen dan selalu menghitung waktu yang tersisa, berapa lama hingga acara pernikahan Baekhyun-Taeyeon dilangsungkan.

Minnah bukan nya menutup mata atas apa yang Irene lakukan belakangan ini, ia amat menyadari jika sahabatnya itu mungkin sedang dilanda patah hati.

Namun seorang Bae Joohyun yang patah hati amat jauh berbeda dengan kebanyak gadis patah hati lainnya. Bukannya menangis meronta-ronta dan mabuk-mabukan seperti yang biasa ia lakukan jika sedang patah hati, Joohyun malah lebih memilih diam dengan pandangannya yang selalu tampak kosong.

Irene bahkan mungkin lupa bagaimana caranya menikmati makanan dan bagaimana cara merawat dirinya sendiri. Ya... bisa dikatakan penampilan Irene saat ini mirip dengan zombie? Mayat hidup? Entahlah... bagi Minnah, teman yang telah ia kenal semenjak mereka berada dibangku SMA itu seperti tidak punya lagi semangat untuk hidup.

Berulang kali ia menceramahi tentang apa yang Irene lakukan sekarang, namun lagi-lagi gadis itu sepertinya juga telah berubah menjadi tuli sekarang. Apa yang bisa ia lakukan? Menghubungi Baekhyun?

Oh Tuhan... andai itu bisa Minnah lakukan, mungkin dari dulu ia sudah melakukannya, namun menceritakan keadaan Irene saat ini pada Baekhyun sepertinya bukan pilihan yang tepat. Wae? Baekhyun sendiri saat ini juga terlihat begitu sibuk mengurusi segala sesuatu persiapan yang berhubungan dengan pernikahannya.

Lalu memberitahu Baekhyun, sepertinya akan malah merusak semuanya, karena Minnah tau jika Baekhyun akan sangat khawatir jika mengetahui kondisi Irene saat ini.

Mengenai perasaan Irene pada Baekhyun? Minnah sepertinya juga tak dapat berbuat banyak. Itu semua bergantung pada Irene, gadis itu sendiri yang memilih bungkam atas perasaannya. Berulangkali Irene bercerita jika ia berencana untuk memberi tahu Baekhyun, namun berulangkali juga ia mengurungkan niatnya itu.

Sekali lagi Minnah merasa itu bukan wewenangnya, ia sama sekali tak punya hak untuk memberitahu perasaan Irene pada Baekhyun. Hanya Irene... ya hanya gadis itu sendirilah yang harus bersikap tegas. Namun terlepas dari Irene mengatakan perasaannya pada Baekhyun atau tidak, pada akhirnya apa yang dikatakan Irene adalah benar bahwa :

The Bride Exchange [EXO Baekhyun and Red Velvet Irene Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang